Pesawat Pemburu NASA Semakin Mendekati Asteroid Dinkinesh
ANTARIKSA -- Saat pesawat ruang angkasa Lucy milik NASA pertama kali mencitrakan asteroid Dinkinesh pada 3 September 2023, ia telah melakukan perjalanan lebih dari 33 juta mil (54 juta km). Saat pencitraan pertama itu, jarak Lucy dengan asteroid kecil itu tinggal 4,7 juta mil (7,6 juta km).
Namun, itu bukan jarak tetap karena seiring Dinkinesh melanjutkan orbitnya mengelilingi matahari, Lucy masih akan mengejarnya pada jarak hampir 16 juta mil (25 juta km). Dari perhitungan awal, Lucy akan bertemu langsung dengan asteroid buruannya itu pada 1 November, mendatang.
Dinkinesh adalah asteroid sabuk utama berbatu dengan diameter sekitar 760 meter. Asteroid ini ditemukan oleh survei Lincoln Near-Earth Asteroid Research (LINEAR) di Socorro, New Mexico pada 4 November 1999.
Jika misi Lucy berhasil, Dinkinesh akan menjadi asteroid sabuk utama terkecil yang pernah dijelajahi oleh pesawat ruang angkasa. Asteroid ini memiliki bentuk memanjang dan berputar perlahan dengan periode 52,7 jam.
Baca Juga: NASA: Sampel Asteroid Bennu Mengandung Asal Usul Kehidupan seperti di Bumi
Selama sebulan terakhir, tim pesawat ruang angkasa telah melihat Dinkinesh yang secara umum menjadi cerah saat Lucy mendekatinya. Pesawat pemburu itu juga melihat variasi kecerahan halus yang konsisten pada targetnya dengan periode rotasi 52,7 jam.
Sejak Lucy pertama kali mengamati asteroid tersebut pada 3 September, tim pengendali misi menggunakan gambar yang dikumpulkan kamera resolusi tinggi, L'LORRI yang dibawa Lucy. Sejumlah gambar itu akan melengkapi pengetahuan tim misi tentang posisi relatif Lucy dan Dinkinesh untuk selanjutnya secara optik menavigasi Lucy menuju pertemuan tersebut.
Pada tanggal 29 September, Lucy telah melakukan manuver koreksi lintasan kecil, mengubah kecepatan pesawat ruang angkasa hanya sebesar 6 cm/s (sekitar 0,1 mph). Dorongan itu akan mengirim pesawat luar angkasa ke jalur tujuan utama misi, terbang lintas pada jarak 425 km dari asteroid.
Pada akhir Oktober nanti, tim akan memiliki kesempatan lain untuk menyesuaikan lintasan jika itu diperlukan. Sementara, pada 6 Oktober, pesawat ruang angkasa tersebut melintas di belakang matahari (dilihat dari Bumi), dan memulai penghentian komunikasi yang direncanakan.
Selama komunikasi terputus, Lucy akan terus mengambil gambar asteroid dan akan mengirimnya ke Bumi setelah komunikasi terjalin kembali. Hal itu bisa terjadi usai berakhirnya periode konjungsi matahari pada pertengahan Oktober ini.
Lucy adalah misi ke-13 dalam Program Penemuan NASA. Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall NASA di Huntsville, Alabama, mengelola Program Penemuan untuk Direktorat Misi Sains Markas Besar NASA di Washington.
Baca Juga: Bagaimana Rasanya Berjalan di Atas Asteroid? Penjelasan Para Ilmuwan
Peneliti utama Lucy adalah Hal Levison yang berbasis di Boulder, Colorado. Sementara, Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA menyediakan manajemen misi secara keseluruhan, rekayasa sistem, serta jaminan keselamatan dan misi. Lockheed Martin Space di Littleton, Colorado, kebagian membangun pesawat ruang angkasa. Sumber: Phys.org
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/placeholder.jpg)