News

NASA: 5 Asteroid sedang Melewati Bumi

 

Ilustrasi menunjukkan asteroid yang dekat dengan Bumi. 

ANTARIKSA -- Bumi dikunjungi oleh lima asteroid pekan ini, yang terbesar masing-masing seukuran pesawat terbang. Badan Antariksa Amerika (NASA) mengatakan, kelima asteroid kemungkinan besar akan terbang melewati planet kita tanpa membahayakan.

"Asteroid yang terkecil berukuran bus, meluncur melintasi orbit Bumi antara Jumat (8 September) hingga Sabtu (9 September)," menurut database Asteroid Watch NASA. Jika memakai waktu Indonesia, kelimanya melewati Bumi pada Sabtu-Ahad ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Yang pertama adalah asteroid 2023 RG dengan lebar sekitar 12 meter, yang terbang melewati Bumi pada jarak 1 juta mil (1,6 juta kilometer). Kemudian, GE 2023 dengan lebar 27 m, QC5 2023 dengan lebar 25 m, dan GE 2020 dengan lebar 26 8 m masing-masing akan mendekati Bumi pada jarak 1 juta mil, 2,5 juta mil (4, juta km), dan 3,6 juta mil (5,7 juta km). Terakhir, asteroid 2023 RL berukuran 7 m akan melewati Bumi pada jarak yang sangat kecil secara kosmik, yakni 469.000 mil (755.000 km) pada Sabtu atau Ahad waktu Indonesia.

NASA menandai objek luar angkasa apa pun yang berada dalam jarak 193 juta km dari Bumi sebagai objek dekat Bumi dan mengklasifikasikan objek besar apa pun dalam jarak 7,5 juta km dari planet kita sebagai "berpotensi berbahaya." NASA melacak lokasi dan orbit sekitar 28.000 asteroid, dan memantaunya dengan Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS), sebuah rangkaian empat teleskop yang memindai seluruh langit malam setiap 24 jam. 

NASA telah memperkirakan lintasan semua objek dekat Bumi hingga akhir abad ini. "Bumi tidak menghadapi bahaya tabrakan asteroid apokaliptik setidaknya selama 100 tahun ke depan," tulis NASA.

Jika kelima asteroid yang mendekat dengan cepat itu menabrak Bumi, maka hal tersebut tidak akan menyebabkan peristiwa dahsyat seperti asteroid pembunuh dinosaurus selebar 12 km yang menghantam Bumi 66 juta tahun lalu. Namun, bukan berarti asteroid yang lebih kecil tidak berbahaya. Pada Maret 2021, misalnya, meteor seukuran bola bowling meledak di Vermont dengan kekuatan 440 pon (200 kilogram) TNT.

Yang lebih dramatis lagi, ledakan meteor selebar 18 m di atas Chelyabinsk, Rusia pada 2013, menghasilkan ledakan yang kira-kira setara dengan sekitar 400 hingga 500 kiloton TNT, atau 26 hingga 33 kali energi yang dilepaskan oleh bom Hiroshima. Ia melukai sekitar 1.500 orang.

Memahami lintasan asteroid bisa menjadi tugas yang lebih sulit daripada yang terlihat karena apa yang disebut efek Yarkovsky. Nama terakhir adalah ilmuwan abad ke-19 yang mengatakan, dalam jangka waktu lama, batuan luar angkasa seperti asteroid menyerap dan memancarkan cukup banyak cahaya pembawa momentum untuk mengubah orbitnya secara halus. Artinya, mengukur efek Yarkovsky sangat penting ketika memprediksi asteroid mana yang berpotensi menjadi ancaman.

Sejumlah badan antariksa di seluruh dunia sedang mencari cara untuk membelokkan asteroid berbahaya jika ada yang menuju ke arah kita. Pada 26 September 2022, pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART) mengarahkan ulang asteroid tidak berbahaya Dimorphos dengan menabrakkannya keluar jalur, mengubah orbit asteroid selama 32 menit dalam pengujian pertama sistem pertahanan planet Bumi. NASA memuji misi tersebut sebagai keberhasilan yang melampaui semua ekspektasi.

Tiongkok China juga menyatakan pihaknya sedang dalam tahap perencanaan awal untuk misi pengalihan asteroid. Dengan melemparkan 23 roket Long March 5 ke asteroid Bennu, yang akan berayun dalam jarak 7,4 juta km dari orbit Bumi antara tahun 2175 dan 2199, para ilmuwan berharap dapat mengalihkannya dari potensi dampak bencana terhadap planet kita. Sumber: Live Science

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -