Ulasan

Benda Terjauh Apa yang Bisa Kita Lihat Langsung di Langit Malam?

Bidang galaksi jauh yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb. Gmbar: NASA, ESA, CSA, dan STScI

ANTARIKSA -- Jika dilihat dengan mata telanjang, langit malam tampak cemerlang dengan lebih dari 9.000 titik cahaya. Namun perspektif mata kita tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari alam semesta.

Sistem bintang terdekat yang terlihat adalah Alpha Centauri, yang berjarak sekitar 4,25 tahun cahaya dari kita. Bintang terdekat dalam sistem bintang tiga tersebut adalah Proxima Centauri, namun karena merupakan katai merah (bintang kerdil), bintang tersebut terlalu redup untuk dilihat tanpa teleskop. 

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bintang terjauh yang terlihat dengan mata telanjang adalah V762 Cas, bintang variabel yang berjarak 16.000 tahun cahaya. Meskipun 100.000 kali lebih terang daripada Matahari, jarak yang luar biasa itu membuat ia berada tepat di tepi penglihatan malam manusia pada umumnya dalam kondisi ideal. Artinya, yang rabun sabar dulu, dan maafkan ya.

Semua bintang yang dapat kita lihat tanpa teleskop jauh lebih masif dibandingkan Matahari. Bintang-bintang seperti Matahari dan yang lebih kecil terlalu redup untuk menempuh jarak satu tahun cahaya antara mereka dan kita, sehingga menjadikannya tidak terlihat. Dalam volume yang ditampung oleh jarak ke V762 Cas, terdapat sekitar 9.000 bintang yang terlihat, dan lebih dari satu juta bintang yang tidak terlihat.

Baca Juga: Superkluster Galaksi Terbesar Ditemukan, 26 Kuadriliun Kali Matahari

Meskipun V762 Cas adalah bintang terjauh yang dapat kita lihat dengan mata telanjang, ia bukanlah galaksi terjauh yang dapat kita lihat tanpa teleskop. Kehormatan itu diberikan kepada galaksi Andromeda. Berisi lebih dari satu triliun bintang, bagi kita tampak seperti bidang kabur seukuran kepalan tangan. 

Saat Anda melihat Andromeda, Anda baru menerima cahaya yang telah memulai perjalanannya lebih dari 2,5 juta tahun yang lalu. Artinya, cahaya yang baru kita lihat itu telah terjadi selama jutaan tahun itu.

Beberapa kilatan dan ledakan di berbagai sistem di alam semesta melonjak hingga tingkat kecerahan yang luar biasa, membuatnya terlihat beberapa saat, bahkan pada jarak yang ekstrim. Misalnya, pada tahun 2008, ledakan sinar gamma GRB 080319B terlihat dengan mata telanjang selama sekitar 30 detik, meskipun jaraknya lebih dari 7,5 miliar tahun cahaya. 

Artinya, saat cahaya ledakan sinar gamma ini pertama kali memulai perjalanannya, tata surya kita bahkan belum terbentuk. Sampai di sini, pembahasannya menjadi keren, kan?

Ketika Galileo Galilei menyempurnakan teleskop astronomi pada awal tahun 1600-an, alam semesta terbuka di hadapan kita. Teleskop memungkinkan kita melihat objek yang lebih redup karena tidak hanya mengumpulkan lebih banyak cahaya dan objek yang lebih jauh, teleskop juga memperbesar gambarnya.

Baca Juga: Tahun Ini, Kita Bisa Melihat Langsung Ledakan Nova Sangat Terang di Langit

Namun, bahkan dengan teleskop tercanggih berbasis darat dan luar angkasa serta survei terlengkap, ilmuwan baru berhasil memetakan kurang dari 3 persen seluruh bintang di galaksi Bima Sakti dan masih kurang dari 1 persen galaksi di alam semesta teramati. Galaksi terjauh masih belum dapat kita akses karena mereka terlalu redup dan kecil untuk terdeteksi.

Namun alam telah memberi kita sedikit trik yang bisa digunakan untuk sesekali menjelajah lebih jauh ke alam semesta. Ketika cahaya dari bintang atau galaksi jauh melewati sebuah gugus besar, gravitasi gugus tersebut dapat memperbesar gambar, dalam beberapa kasus, hingga 10.000 kali atau lebih.

Melalui trik pelensaan gravitasi inilah para astronom dapat mendeteksi bintang tunggal terjauh yang diketahui, bernama Earendel. Itu adalah bintang referensi film "Lord of the Rings", yang berasal dari mitos Anglo-Saxon tentang Bintang Kejora.

Ia berada di lebih dari 28 miliar tahun cahaya jauhnya. Bintang tersebut muncul di alam semesta hanya 900 juta tahun setelah Big Bang sehingga menempatkannya dalam jangkauan bintang generasi pertama yang muncul di alam semesta.

Dengan menggunakan teknik pelensaan gravitasi serupa, para astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb untuk mengukur secara tepat jarak ke JADES-GS-z13-0 , galaksi terjauh yang diketahui. Saat ini, ia ditemukan berjarak lebih dari 33,6 miliar tahun cahaya dan terbentuk ketika alam semesta kita baru berusia 400 juta tahun.

Di luar itu, kita masih bisa melihat objek kosmik, tapi untuk bisa melihatnya, kita harus beralih ke panjang gelombang cahaya lain. Di dalam gelombang mikro, kita dikelilingi oleh cahaya latar belakang gelombang mikro kosmik, yang cahayanya dihasilkan ketika alam semesta berusia 380.000 tahun dan bertransisi dari plasma menjadi gas netral. Cahaya tersebut telah memenuhi kosmos sejak saat itu dan berada hampir di tepi alam semesta teramati.

Para astronom menduga ada sinyal lain yang datang dari masa lalu yang lebih dalam. Misalnya, proses eksotik pada saat-saat awal Big Bang menghasilkan banjir partikel hantu yang dikenal sebagai neutrino, dan perburuan terhadap populasi peninggalan tersebut pun masih terus dilakukan. 

Baca Juga: Ledakan Sinar Gamma Terbesar Mengguncang Atmosfer Atas Bumi

Proses yang lebih eksotik lagi dalam detik pertama Big Bang kemungkinan besar akan membanjiri kosmos dalam gelombang gravitasi. Misi yang diusulkan seperti Big Bang Observer diharapkan bisa menangkap jejak samar sisa sinyal tersebut. Jika terdeteksi, itu akan menjadi objek terjauh yang pernah kita lihat. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -