Mengapa Benda di Luar Angkasa Berbentuk Bulat?
ANTARIKSA -- Melalui teleskop di Bumi dan berbasis luar angkasa, para astronom melihat sekilas jangkauan alam semesta yang sangat luas. Tidak peduli seberapa jauh atau anehnya planet ini, setidaknya ada satu hal yang tampaknya berlaku di luar angkasa; banyak benda yang berbentuk bola.
Lalu apa yang membuat benda langit ini berbentuk bulat? Singkatnya, penyebabnya adalah gravitasi.
“Sungguh menakjubkan bahwa kita mengetahui begitu banyak benda bulat di luar angkasa,” kata Anjali Tripathi, ahli astrofisika di Program Eksplorasi Exoplanet di Jet Propulsion Laboratory NASA.
Efek pembulatan gravitasi adalah hasil dari gravitasi yang diberikan suatu benda pada dirinya sendiri. Dalam hal ini, terjadi pada benda langit. Ketika sebuah planet atau bulan, mengumpulkan massa yang cukup untuk membentuknya, gravitasinya sendiri akan menariknya menjadi bentuk seperti bola.
Baca Juga: Planet Apa yang Terbesar di Alam Semesta? Temuan Mengejutkan para Astronom
Tubuh alam semesta terbentuk setelah Big Bang meledak sekitar 13,8 miliar tahun lalu. Partikel debu kecil yang beredar di awan debu besar berbentuk donat, mulai bertabrakan.
Jika tabrakannya cukup lembut, menurut NASA, partikel debu akan menyatu. Tabrakan demi tabrakan menciptakan efek bola salju. Semakin banyak massa yang terakumulasi pada suatu planet, semakin besar gravitasi yang terbentuk, dan semakin banyak juga materi yang ditariknya.
“Gravitasi menarik semua materi menuju pusat gravitasi,” kata Bruno Merin, astronom dan kepala Pusat Data Sains ESAC Badan Antariksa Eropa (ESA).
Ibarat wastafel dapur, semua air akan mengalir melalui lubang di bagian bawah. "Dalam kasus planet, setiap materi berusaha sedekat mungkin dengan pusat gravitasi," kata dia.
Benda-benda planet akan terus menggeser materi hingga mencapai keseimbangan, suatu keadaan di mana setiap titik berada sedekat mungkin dengan pusatnya. "Dan satu-satunya bentuk yang mencapai keseimbangan di ruang angkasa adalah bola," kata Merin.
Merkurius dan Venus berbentuk bola yang hampir sempurna karena merupakan planet batuan yang berputar lebih lambat. Planet es seperti Saturnus dan Uranus juga cenderung berbentuk hampir bulat sempurna, karena lapisan esnya tersebar sangat merata.
Baca Juga: Seperti Apa Gelombang Gravitasi Saat Big Bang? Teleskop Ini akan Mengungkapnya
Namun bulat tidak berarti setiap planet berbentuk bola sempurna. Raksasa gas Jupiter dan Saturnus menonjol di ekuatornya karena kecepatan putarannya.
"Alih-alih berbentuk bola sempurna, Saturnus tampak seperti bola basket yang diduduki seseorang," tulis NASA. Bahkan, Bumi mempunyai tonjolan kecil kurang dari 1 persen akibat gaya sentrifugal, yaitu gaya keluar pada benda yang berputar. Jadi bumi itu oblate atau bola yang agak pipih.
Meskipun alam semesta penuh dengan bola, banyak benda di ruang angkasa bahkan tidak berbentuk bola. Asteroid dan komet bisa berbentuk apa saja, diubah oleh tabrakan dan perputaran antarbintang. Mars memiliki bulan Phobos yang berbentuk kentang.
Faktanya, hanya sekitar 20 dari hampir 300 bulan yang diketahui di tata surya yang berbentuk bulat seperti yang kita harapkan. Sisanya lebih tidak beraturan.
Baca Juga: Cincin Cantik Saturnus, Tak Seindah Mata Memandang
Alasan mengapa semua benda non-bola itu berbentuk demikian adalah massanya yang lebih rendah. "Artinya, mereka tidak memiliki gravitasi yang cukup untuk meratakan bentuknya," kata Tripathi. Sumber: Live Science