Apa Bukti Pasti Kehidupan Alien yang telah Ditemukan Ilmuwan?
ANTARIKSA -- Manusia bertanya-tanya apakah kita sendirian di alam semesta. Dengan penemuan planet yang berpotensi layak huni, sinyal luar angkasa yang aneh, dan piring terbang UFO yang menjadi berita utama, kita mulai merasa seperti berada di titik puncak penemuan besar di luar bumi.
Tapi apa bukti ilmiah terbaik yang ilmuwan temukan tentang keberadaan kehidupan alien?
Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa bukti itu belum ada. Tidak ada bukti ilmiah mengenai keberadaan alien dalam video UFO yang telah dideklasifikasi oleh otoritas AS, pada sapi yang dimutilasi yang luka-lukanya diduga disebabkan oleh aktivitas luar bumi, atau pada tubuh yang diduga merupakan mahluk asing.
Bukti pasti juga tidak ada dalam penelitian akademis formal. Kantor berita Live Science telah menghubungi para ahli untuk memastikannya. Berikut ini adalah faktanya:
“Saat ini tidak ada bukti,” kata Profesor Sara Seager, ahli astrofisika dan ilmuwan planet di Massachusetts Institute of Technology. Ia juga adalah penulis The Smallest Lights in the Universe: A Memoir (Crown, 2020).
Baca Juga: Oxford Kini Terlibat Aktif Mencari Kehidupan Alien di Luar Bumi
Nikku Madhusudhan, seorang profesor astrofisika dan ilmu eksoplanet di Universitas Cambridge, memberikan tanggapan serupa. "Saya rasa kita belum memiliki bukti jelas tentang kehidupan di luar angkasa," katanya.
Namun, ada alasan kuat mengapa bukti-bukti tersebut pada akhirnya akan muncul, meskipun bukti tersebut tidak disampaikan secara langsung oleh mahluk apapun itu. Madhusudhan mengatakan kepada, ada petunjuk di sana-sini dan ada bukti mengenai kondisi yang layak huni.
Dengan kata lain, ada tanda-tanda bahwa planet dan bulan tertentu dapat menampung kehidupan. Namun, ilmuwan belum menemukan bukti langsung kehidupan di tempat tersebut.
Terdapat ratusan juta planet yang berpotensi layak dihuni di galaksi kita saja. Dari sisi para ilmuwan, planet mampu menampung kehidupan jika berada di zona layak huni, yaitu jarak dari bintang yang memungkinkan planet berbatu memiliki air cair di permukaannya. Sebab, air cair merupakan unsur penting bagi kehidupan di Bumi.
Planet dan bulan yang berada di luar zona layak huni belum tentu juga tidak ramah terhadap kehidupan. Misalnya, bulan Jupiter bernama Europa, tidak berada di zona layak huni Matahari, namun memiliki lautan air asin di bawah kerak esnya yang mungkin bisa menampung kehidupan.
Saat ini, para peneliti pun sedang mencari tanda-tanda kehidupan di dalam dan di luar tata surya kita. Madhusudhan memimpin penelitian yang diterbitkan pada Oktober 2023 di The Astrophysical Journal Letters, yang mendeteksi petunjuk adanya lautan di planet bernama K2-18 b. Itu sejauh 100 tahun cahaya dari bumi.
Baca Juga: Jika AI Lebih Dulu Menemukan Alien, Persoalan Lain Bisa Bermunculan
Data mereka menunjukkan tanda-tanda potensial adanya dimetil sulfida. Di bumi, itu adalah bahan kimia yang hanya dihasilkan oleh kehidupan. “Itu sangat tentatif. Kami tidak tahu apakah hal tersebut ada atau tidak, namun kami melihatnya dalam data, ada pada tingkat tertentu,” katanya.
Tanda-tanda potensial kehidupan alien ini masih harus diteliti lebih lanjut dan bisa jadi juga akan terbantahkan. Terlepas dari itu, Madhusudhan mengatakan, dia tidak akan terkejut jika ilmuwan menemukan bukti adanya kehidupan mikroba di luar bumi dalam dekade mendatang, setelah 2030.
“(tapi) Saya akan sangat terkejut jika tidak ada kehidupan apa pun di luar sana,” tambahnya.
Seager yakin umat manusia bisa mengonfirmasi keberadaan kehidupan alien hanya dengan misi pengembalian sampel. Itu adalah proses pengumpulan materi dari planet atau bulan lain dan membawanya ke Bumi untuk dipelajari. Bisa juga dengan pengukuran di tempat dengan teknologi yang sangat futuristik, seperti lensa gravitasi teleskop matahari. Instrumen teoretis itu bisa menggunakan gravitasi matahari untuk memperbesar cahaya dari planet jauh.
“Dengan semua alat yang kita miliki sekarang, atau yang bisa kita bangun dengan uang yang cukup, itu hanyalah pengembalian sampel, karena saya tidak melihat hal lain yang pasti,” kata Seager.
Baca Juga: Skenario Terbaik Kontak Pertama Manusia dengan Ras Alien
Seager adalah bagian dari penelitian tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy. Saat itu, mereka melaporkan keberadaan nyata gas fosfin di Venus. Gas itu merupakan tanda potensial adanya kehidupan dan penelitian itu telah diperdebatkan di komunitas ilmiah hingga saat ini.
"Para peneliti berdebat tentang apakah tanda-tanda kehidupan potensial di planet lain itu nyata, lalu apakah itu akurat, dan apakah itu benar-benar disebabkan oleh kehidupan, yang saat ini tidak dapat mereka buktikan tanpa mengumpulkan sampel," kata Seager.
Namun, dia yakin para ilmuwan akan menemukan lebih banyak tanda-tanda air dan lautan, serta gas-gas yang mungkin disebabkan oleh kehidupan. “Saya pikir itu cukup untuk membuat pencarian panjang generasi ini terus berlanjut,” katanya.
Ingatlah, ruang angkasa itu sangatlah luas. Manusia membutuhkan waktu lebih dari satu juta tahun untuk mengunjungi K2-18 b dengan penggerak roket biasa. Bahkan mengirimkan wahana tercepat ke planet ekstrasurya terdekat, Proxima Centauri b akan memakan waktu ribuan tahun.
Sebagai perbandingan, planet dan bulan di tata surya kita berada tepat di depan pintu Bumi. Untuk mencapainya, wahana antariksa membutuhkan waktu beberapa tahun hingga hanya beberapa bulan. Sumber: Live Science