Begini Perjalanan OSIRIS-REx Mengambil Sampel Asteroid Bennu

Para ilmuwan telah membuat peta topologi rinci asteroid Bennu. Gambar: NASA

ANTARIKSA -- Asteroid Bennu adalah salah satu asteroid yang berlokasi dekat Bumi. Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx milik Badan Antariksa Amerika (NASA) meneliti asteroid Bennu, mengambil sampelnya dan segera mengirimkannya ke Bumi.

OSIRIS-REx merupakan singkatan dari Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security-Regolith Explorer. Pesawat luar angkasa ini diluncurkan dari Cape Canaveral pada tahun 2016 untuk mempelajari asteroid Bennu.

Scroll untuk membaca

OSIRIS-REx tiba di orbit sekitar Bennu pada bulan Desember 2018. OSIRIS-REx berhasil mengungkap fakta-kafta baru tentang asteroid Bennu.

Beberapa temuan OSIRIS-REx tentang asteroid Bennu adalah adanya penemuan es air yang terkunci di dalam batuan Bennu. OSIRIS-REx juga menemukan karbon yang sebagian besar terkait dengan proses biologi.

Pesawat ruang angkasa itu berputar semakin dekat ke asteroid hingga terjadi pengumpulan sampel Touch-and-Go pada 20 Oktober 2020.

Rintangan misi OSIRIS-REx

Dalam perjalanannya, berbagai rintangan mengancam keberhasilan misi tersebut. Rintangan tersebut antara lain pengumpul sampel di pesawat OSIRIS-REx mengumpulkan begitu banyak material. Hal ini menyebabkan wadahnya tidak dapat ditutup dengan benar. Alhasil, sampel asteroid itu bocor ke luar angkasa.

Selama peristiwa pengumpulan sampel, alat pengambil sampel OSIRIS-REx tenggelam 0,5 meter ke permukaan asteroid. Ternyata, bagian luar Bennu terbuat dari partikel-partikel yang tersusun longgar dan tidak terikat dengan kuat.

Jika pesawat ruang angkasa tersebut tidak menembakkan pendorongnya untuk mundur setelah mengumpulkan debu dan batu dengan cepat, ia mungkin akan tenggelam tepat ke dalam asteroid.

Saat itulah tim misi mengetahui bahwa permukaan asteroid tersebut mirip dengan lubang bola plastik.

Tim OSIRIS-REx mampu menghadapi dan mengatasi tantangan ini. Kini, pesawat ruang angkasa tersebut dijadwalkan untuk mengembalikan sampel terbesar yang dikumpulkan oleh misi NASA. Sampel itu diharapkan sampaike Bumi pada Ahad (24/9/2023).