Sains

Planet Sial Berbentuk Telur Ini Sedang Berputar ke Jalur Tabrakan dengan Bintangnya

Ilustrasi menunjukkan planet berbentuk telur WASP-12b berada dalam spiral kematian menuju bintang induk katai kuning. Gambar: Robert Lea

ANTARIKSA -- Para astronom telah menemukan sebuah planet panas dan terik berada pada lintasan orbit spiral kematian, yang akan membawanya menuju bintang induknya. Tabrakan hebat diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat secara kosmik.

Para peneliti telah lama memprediksi planet ekstrasuria yang diberi nama WASP-12b itu pada akhirnya akan menyelam ke dalam bintangnya yang terletak sekitar 1.400 tahun cahaya dari Bumi. Peristiwa itu akan   terjadi sekitar 10 juta ke depan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, temuan baru mempersingkat waktu yang tersisa bagi WASP-12b, yaitu hanya sekitar 3 juta tahun. Dalam skala kosmik, waktu itu terbilang singkat. “Menurut perhitungan kami, planet ini akan menabrak bintang (WASP-12) hanya dalam waktu 3 juta tahun, waktu yang sangat singkat mengingat bintang tersebut baru berusia 3 miliar tahun,” kata Pietro Leonardi, penulis utama penelitian dan Ilmuwan di Universitas Padova kepada Space.com.

WASP-12b terlalu Dekat dengan Bintangnya

Secara umum, planet sial itu mengorbit bintang katai kuningnya begitu dekat sehingga sekali orbitnya hanya membutuhkan waktu sekitar satu hari Bumi. Kedekatan itu membuat WASP-12b diklasifikasikan sebagai planet 'Jupiter ultra-panas', mengingat radiasi bintang yang tak henti-hentinya menyelimutinya. Jangan kaget, suhu permukaan bintang itu mencapai 2.210 derajat celsius.

Baca Juga: Apakah 8 Planet di Tata Surya Pernah Sejajar?

Namun bukan hanya itu saja yang membuat planet itu menjadi sebuah dunia ekstrasurya yang ekstrim. WASP-12b diterpa gravitasi yang begitu besar karena berada pada jarak 2,1 juta mil dari bintangnya. Gaya pasang surut yang juga besar membuatnya berbentuk seperti telur.

Pengaruh gravitasi itu juga mengupas material dari WASP-12b, yang kemudian membentuk piringan materi di sekitar bintang kuning planet tersebut.

Ketika ditemukan pada tahun 2008, WASP-12b adalah planet terpanas dan terdekat dengan bintangnya. Namun, rekor terpanas kini diambil planet Kelt-9b, sedangkan yang terdekat dengan bintangnya dipegang oleh K2-137b.

Leonardi dan rekannya menyelidiki variasi waktu WASP-12b mengorbit bintangnya dengan melihat data 28 kali planet itu melintasi wajah bintang induknya. Data dari instrumen Asiago Search for Transit Timing Variations of Exoplanets (TASTE) itu dikumpulkan selama 12 tahun antara tahun 2010 dan 2022.

Para peneliti menemukan, WASP-12b akan menghujam bintangnya dalam waktu sekitar 3 juta tahun akibat fenomena yang disebut 'disipasi pasang surut'. Mereka juga menemukan bahwa bintang kuning tersebut sangat aktif. 

Baca Juga: Para Astronom Mempersempit Lokasi Pencarian Planet 9, Pengganti Pluto segera Ditemukan

Salah satu kejutan yang disampaikan tim itu adalah beberapa bukti yang menunjukkan bintang kerdil itu telah mencapai akhir fase deret utama (fase kematian), suatu periode di mana bintang membakar hidrogen di intinya. Fase itu akan memicu fase sub-raksasa, di mana pembakaran hidrogen berpindah ke lapisan luar bintang.

“Untuk menguji teori ini, kami menggunakan spektrum optik resolusi tinggi dari High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher in the Northern Hemisphere (HARPS-N) untuk mendapatkan parameter dari sebuah bintang dan menyimpulkan tahap evolusinya," kata Leonardi. 

Dalam waktu sekitar 3 juta tahun, ketika WASP-12b akhirnya menabrak bintangnya, hal itu akan memicu perubahan yang bisa dilihat oleh pengamat dari Bumi, dengan asumsi manusia masih hidup saat itu. “Ketika sebuah planet menabrak bintang, indikasi pertama adalah ledakan luminositas, yang akan membuat bintang menjadi ratusan kali lebih terang dibandingkan saat ini,” kata Leonardi.

Leonardi berpendapat bahwa temuan mengenai status sial WASP-12b dapat menunjukkan bahwa Jupiter ultra-panas lainnya juga mungkin akan bertabrakan dengan bintangnya. “Kami masih harus mencari tahu apakah yang kami amati merupakan skenario unik atau peristiwa umum di alam semesta,” kata Leonardi.

Leonardi kini bekerja sama dengan tim  misi CHaracterising ExOPlanet Satellite (CHEOPS) Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk menentukan laju peluruhan orbit Jupiter panas lainnya. “Studi ini hanyalah awal dari pencarian panjang peluruhan orbit,” kata dia. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -