Para Astronom Mempersempit Lokasi Pencarian Planet 9, Pengganti Pluto segera Ditemukan
ANTARIKSA -- Para ilmuwan telah mempersempit kemungkinan tempat persembunyian Planet ke-9 yang sulit dipahami. Keberadaan satu planet lagi di Tata Surya sudah lama terdeksi, namun para ilmuwan belum mampu menemukan pengganti status Pluto itu hingga saat ini.
Sekarang, mereka telah mengesampingkan lebih dari tiga perempat dugaan jalur orbit dunia hipotetis itu. Dalam sebuah penelitian baru, para astronom yakin mereka sudah dekat pada penemuan Planet Kesembilan, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan.
HIPOTESA PLANET KESEMBILAN:
- Ukuran: 7 kali lebih besar dari Bumi
- Lokasi Orbit: 500 - 600 AU dari Matahari
- Lama Orbit: 5.000 - 10.000 tahun
- Jenis Orbit: Miring
- Satelit Alami: 20 bulan
Planet Kesembilan, juga dikenal sebagai Planet X, merupakan planet teoritis yang dikabarkan melayang di bagian luar Tata Surya kita. Hipotesis Planet Sembilan pertama kali diajukan pada tahun 2016 oleh astronom Caltech, Michael Brown dan Konstantin Batygin.
Baca Juga: Mencari Planet ke 9: Benda Hipotesis dengan 20 Bulan
Pasangan itu mengajukan hipotesisnya setelah astronom lain mendeteksi serangkaian objek di Sabuk Kuiper, piringan besar tempat asteroid dan komet di luar orbit Neptunus. Mereka memiliki orbit yang sangat melengkung mengelilingi matahari.
Setelah menganalisis objek-objek itu, Brown dan Batygin menyimpulkan hanya tarikan gravitasi sebuah planet yang masif yang bisa menjelaskan anomali orbital tersebut. Bertahun-tahun setelahnya, Brown dan Batygin bersama yang lain mengungkapkan lebih banyak potongan teka-teki Planet Sembilan.
Di antaranya, entitas misterius ini kemungkinan besar tujuh kali lebih besar dari Bumi, sehingga menjadikannya planet terbesar kelima di Tata Surya. Kemudian, kemungkinan letaknya antara 500 dan 600 unit astronomi (AU) dari matahari. Itu artinya 500 hingga 600 kali lebih jauh dibandingkan jarak Bumi dari bintang asal kita.
Namun, masih ada ketidakpastian mengenai orbit elips Planet Sembilan. Kemungkinan, ia memerlukan waktu antara 5.000 dan 10.000 tahun untuk menyelesaikan sekali orbit. Orbitnya juga kemungkinan sedikit miring dibandingkan dengan orbit planet lain. Semua itu diduga yang menyebabkan semua upaya pencarian planet itu sebelumnya gagal.
Dalam penelitian baru yang diunggah ke database pracetak arXiv pada 31 Januari 2024, Brown, Batygin dan ahli astrofisika di Universitas Harvard Matthew Holman menggunakan data observatorium Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS) di Hawaii. Mereka memburu Planet Sembilan di sepanjang dugaan jalur orbitnya.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pluto Ditemukan sebagai Planet Kesembilan
Ketiganya menganalisis 78 persen wilayah di mana kemungkinan besar Planet Sembilan berada. Pan-STARRS memang dapat melihat wilayah itu dengan jelas, namun Planet Sembilan tetap tidak terlihat. Makalah hasil penelitian mereka belum ditinjau oleh rekan sejawat.
“Kami telah mengesampingkan sebagian besar tempat di mana planet ini mungkin berada. Sekarang kami harus bekerja lebih keras lagi untuk mencari di daerah yang lebih jauh,” kata Brown kepada Live Science.
Dengan menggunakan data Pan-STARRS, tim menjelajahi jalur orbit Planet Sembilan dengan interval bulanan. Tujuannya untuk mendeteksi objek terang yang berpindah posisi di setiap bulannya.
"Ini mungkin terdengar mudah, tetapi ada banyak hal di langit yang berubah dari bulan ke bulan, seperti asteroid dan komet. Hasilnya, ini seperti memainkan permainan menghubungkan titik-titik dengan cara komputasi yang sangat intensif,” kata Brown.
Untuk memastikan mereka tidak melewatkan Planet Sembilan, tim menambahkan lebih dari 50.000 Planet Sembilan palsu ke dalam data. Mereka berhasil menemukan 99,9 persen planet umpan tersebut, yang berarti peluang untuk melewatkan Planet Sembilan di wilayah pencarian sangat kecil.
Hasilnya, tim berpendapat Planet Sembilan berada pada 22 persen lebih jauh dari jalur orbit yang diusulkan. Itu wilayah yang belum mereka survei.
Brown dan Batygin saat ini sedang mengerjakan survei lanjutan dengan menggunakan data dari Teleskop Subaru di Hawaii. Data ini juga diharapkan membantu mereka memilah sebagian besar wilayah yang selama ini tidak dapat mereka jangkau. Itu juga akan meningkatkan kepastian bahwa Planet Sembilan tidak terlewatkan di wilayah yang telah disurvei.
Baca Juga: Fakta Pencarian Planet Kesembilan yang Mirip Bumi di Tepi Tata Surya
Jika semua pencarian masih gagal, para ilmuwan berharap pada Observatorium Vera C Rubin yang akan dibangun pada 2025. Teknologi futuristik itu diyakini bisa membantu menemukan planet tersebut.
“Dalam waktu satu tahun setelah teleskop itu beroperasi, saya rasa kita akan menemukannya,” kata Brown. Sumber: Live Science