Pesawat NASA Temukan Garam dan Bahan Organik di Permukaan Ganymede
ANTARIKSA -- Data yang dikumpulkan oleh misi Juno NASA menunjukkan masa lalu yang asin di permukaan bulan terbesar Jupiter, Ganymede. Pesawat antariksa Juno melihat banyak garam mineral dan senyawa organik di permukaan bulan tersebut.
Data itu dikumpulkan oleh spektrometer Jovian InfraRed Auroral Mapper (JIRAM) yang terpasang di Juno selama terbang dekat dengan bulan es itu. Temuan yang bisa mengungkap asal usul Ganymede dan komposisi laut dalam itu telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada 30 Oktober 2023.
Lebih besar dari planet Merkurius, Ganymede adalah bulan terbesar yang mengorbit Jupiter. Ia telah lama menarik perhatian para ilmuwan karena banyaknya lautan yang tersembunyi di bawah kerak esnya.
Sebelumnya, pengamatan spektroskopi telah dilakukan pesawat ruang angkasa Galileo NASA, Teleskop Luar Angkasa Hubble, dan Very Large Telescope milik European Southern Observatory. Semua wahana itu mengisyaratkan adanya garam dan bahan organik di Ganymede. Namun, resolusi spasial dari pengamatan tersebut terlalu rendah sehingga sulit memastikannya.
Baca Juga: CO2 Ditemukan di Bulan Jupiter, Sisa Napas Alien?
Pada 7 Juni 2021, Juno terbang di atas Ganymede pada ketinggian minimal 1.046 kilometer. Selama pendekatan itu, instrumen JIRAM memperoleh gambar dan spektrum inframerah dari permukaan bulan. Itu berupa jejak kimia suatu material, berdasarkan cara bahan tersebut memantulkan cahaya.
Dibuat oleh Badan Antariksa Italia, Agenzia Spaziale Italiana, JIRAM dirancang untuk menangkap cahaya inframerah yang muncul dari dalam Jupiter dan menyelidiki lapisan cuaca hingga 70 kilometer di bawah puncak awan raksasa gas itu. Dalam penggunaannya, JIRAM juga mengamati medan bulan Io, Europa, Ganymede, dan Callisto yang ada di Jupiter. Keempat bulan itu disebut bulan Galilea karena ditemukan oleh Galileo.
Data JIRAM Ganymede mencapai resolusi spasial terbaik untuk spektroskopi inframerah, bahkan lebih baik dari 1 kilometer per piksel. Dengan itu, para ilmuwan Juno bisa mendeteksi dan menganalisis fitur spektral unik dari bahan non-es air, termasuk natrium klorida terhidrasi, amonium klorida, natrium bikarbonat, dan kemungkinan aldehida alifatik.
“Keberadaan garam amonia menunjukkan bahwa Ganymede mungkin telah mengumpulkan material yang cukup dingin untuk mengembunkan amonia selama pembentukannya,” kata Federico Tosi, salah satu peneliti Juno dari Institut Astrofisika Nasional Italia di Roma dan penulis utama makalah tersebut. “Garam karbonat mungkin merupakan sisa-sisa es yang kaya akan karbon dioksida.”
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Bunuh Diri, Pesawat Galileo NASA Dilumat Atmosfer Jupiter
Menjelajahi Dunia Jovian Lainnya
Pemodelan medan magnet Ganymede sebelumnya menunjukkan wilayah ekuatornya, hingga garis lintang sekitar 40 derajat, terlindung dari bombardir elektron energik dan ion berat dari medan magnet Jupiter yang mengerikan. Kehadiran fluks partikel seperti itu akan berdampak negatif terhadap garam dan bahan organik.
Selama terbang lintas pada Juni 2021, JIRAM melintasi rentang garis lintang yang sempit (10 hingga 30 derajat utara) dan rentang garis bujur yang lebih luas (minus 35 hingga 40 derajat timur) di dataran Ganymede yang menghadap Jupiter. “Kami menemukan garam dan bahan organik dalam jumlah terbesar di daerah gelap dan terang di garis lintang yang dilindungi oleh medan magnet,” kata Scott Bolton, peneliti utama Juno dari Southwest Research Institute di San Antonio.
“Hal itu menunjukkan bahwa kita melihat sisa-sisa air asin laut dalam yang mencapai permukaan dunia yang membeku itu.”
Setelah Ganymede, Juno juga mengunjungi Europa, yang juga diduga menampung lautan di bawah kerak esnya, selama dua kali. Pertama pada Oktober 2021 dan kemudian pada September 2022 .
Saat itu, pesawat antarplanet itu sedang menuju bulan Io. Pendekatan terdekat ke dunia yang dipenuhi gunung berapi itu dijadwalkan pada 30 Desember. Juno akan berada pada 1.500 kilometer dari permukaan Io. Sumber: Phys.org