Sains

Teleskop James Webb Temukan Eksoplanet Penuh Lautan, Dunia Alien?

Ilustrasi planet ekstrasurya K2–18 b yang berada di zona layak huni bintangnya dan kini diketahui memiliki molekul berbasis karbon di atmosfernya. Gambar: NASA, ESA, CSA, Joseph Olmsted (STScI.

ANTARIKSA -- Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) telah menemukan bukti adanya molekul berbasis karbon di atmosfer sebuah planet yang diduga merupakan dunia lautan. Planet ekstra-surya atau planet di luar tata surya yang dikenal sebagai K2–18 b itu adalah target penting para astronom saat mencari kehidupan lain di luar tata surya.

Penelitian dan pengamatan sebelumnya dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble telah mengindikasikan bahwa planet tersebut bisa jadi adalah lautan atau Dunia Hycean penuh dengan air cair, bahan penting bagi kehidupan. K2–18 b memiliki radius antara dua hingga tiga kali lebih besar dari Bumi dan terletak 120 tahun cahaya dari tata surya kita. 

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Hasil baru dari James Webb menunjukkan adanya jejak karbon dioksida dan metana di atmosfer K2–18 b tanpa mendeteksi adanya amonia. Sejumlah elemen itu mengindikasikan adanya lautan air di bawah atmosfer yang kaya akan hidrogen.

“Temuan kami menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan beragam lingkungan layak huni dalam mencari kehidupan di tempat lain,” kata Penulis utama penelitian itu, Nikku Madhusudhan dalam sebuah pernyataan, Senin, 11 September 2023.

Baca Juga: 10 Planet Kembaran Bumi Ditemukan, Begini Penampakannya

Ilmuwan dari Universitas Cambridge itu mengatakan, biasanya, pencarian kehidupan di exoplanet berfokus pada planet berbatu yang lebih kecil. Namun, kata dia, dunia Hycean yang lebih besar secara signifikan lebih kondusif untuk pengamatan atmosfer.

Dengan massa sekitar 8,6 kali massa Bumi dan terletak di zona layak huni bintang dinginnya, wilayah yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin untuk menampung air cair, K2–18 b adalah contoh planet dengan ukuran antara Bumi dan Matahari, sistem raksasa es Neptunus. Planet seperti itu disebut sebagai sub-Neptunus dan tidak serupa dengan planet mana pun di tata surya, sehingga menjadikannya misteri.

Para astronom saat ini masih memperdebatkan sifat atmosfernya.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu membuka tabir seputar atmosfer dan kondisi lingkungan di dunia sub-Neptunus dan Hycean. 

Apakah Temuan Itu Bukti Adanya Kehidupan di Luar Tata Surya? 

Selain menghasilkan molekul karbon, temuan James Webb juga menunjukkan kemungkinan adanya sesuatu yang berpotensi lebih menarik di atmosfer K2–18 b. Teleskop luar angkasa tampaknya telah mendeteksi dimetil sulfida (DMS), yang di Bumi hanya diproduksi sebagai produk sampingan kehidupan, terutama dihasilkan oleh fitoplankton. 

Tim berhati-hati dalam mendeteksi hal ini, karena tingkat kepastiannya jauh lebih kecil dibandingkan keberadaan molekul karbon. “Pengamatan Webb mendatang harus dapat memastikan apakah DMS memang ada di atmosfer K2–18 b pada tingkat yang signifikan,” jelas Madhusudhan.

Kehati-hatian ini harus diterapkan pada temuan K2–18 b secara umum ketika berspekulasi tentang kehidupan alien. Sekalipun planet ini memiliki lautan air cair dan atmosfer yang mengandung molekul karbon, bukan berarti planet tersebut menampung kehidupan atau planet ekstrasurya tersebut dapat mendukung makhluk hidup. 

Dengan lebar sekitar 2,6 kali lipat Bumi, berarti bagian dalam planet ini mengandung es bertekanan tinggi yang mirip dengan Neptunus, tetapi dengan atmosfer yang lebih tipis dan permukaan laut. Artinya, planet ini mungkin sedang mendidihkan air dalam bentuk cair, sehingga menjadikan lautannya terlalu panas untuk menampung kehidupan. Namun, tetap saja itu masih menjadi dugaan. Sumber: Space.com

Berita Terkait

Image

Kini Dianggap Planet Kerdil, Kenapa Pluto Tak Lagi Disebut Sebagai Planet?

Image

Ilmuwan: Menara Ponsel yang Bocor akan Mengarahkan Alien ke Bumi

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -