Pertahanan

Penelitian: Teleskop Bumi Bisa Mendeteksi Gas Rumah Kaca di Planet Alien

Sebuah ilustrasi tentang terraforming di sebuah planet di luar tata surya. Gambar: Thibaut Roger/NCCR PlanetS

ANTARIKSA -- Jika alien membungkus planet mereka dengan gas rumah kaca yang kuat seperti yang kita lakukan, kita bisa mengetahuinya. Hal ini berdasarkan eksperimen baru-baru ini, di mana para ilmuwan mengidentifikasi lima gas rumah kaca buatan dapat terlihat di atmosfer eksoplanet tertentu dengan menggunakan teknologi yang ada, termasuk Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST). 

Gas-gas tersebut, yang mencakup versi metana, etana, propana yang terfluorinasi, yang di Bumi dikenal sebagai salah satu gas pemerangkap panas paling kuat. Mereka juga adalah persisten yang dikeluarkan oleh manusia selama berbagai proses manufaktur industri, seperti yang digunakan memproduksi semikonduktor.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Karena zat-zat ini tidak terbentuk secara alami dalam jumlah besar, setidaknya jika kita melihat kimiawi Bumi, menemukannya di udara sebuah planet ekstrasurya akan menandakan keberadaan spesies berteknologi maju," kata para ilmuwan. Temuan tersebut telah dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan di The Astrophysical Journal pada 25 Juni 2024.

Baca Juga: Penelitian Baru Ungkap Alien Bisa Menumpang Meteor untuk Menjajah Kosmos

Di Bumi, gas-gas ini merupakan polutan yang berbahaya, dan membatasi emisinya sangatlah penting untuk memerangi perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia. Namun, kehadiran mereka di atmosfer asing belum tentu menjadi berita buruk.

“Bagi kita, gas-gas ini buruk karena kita tidak ingin meningkatkan pemanasan. Tetapi hal ini akan baik bagi peradaban yang mungkin ingin mencegah terjadinya zaman es atau melakukan terraformasi pada planet yang tidak dapat dihuni dalam sistem mereka, seperti yang diusulkan manusia untuk Mars,” kata penulis utama studi itu, Edward Schwieterman dari University of California, Riverside baru-baru ini.

Modifikasi iklim yang disengaja untuk menciptakan lingkungan mirip Bumi dikenal sebagai terraforming. Gagasan terraforming Mars telah muncul di hampir setiap cerita fiksi ilmiah, dan, dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan juga telah mengusulkan pendekatan serupa untuk mendukung kolonisasi jangka panjang ke sana.

Gagasan itu adalah menghangatkan Mars, termasuk mencairkan sebagian es di kutub planet dan melepaskan karbon dioksida yang terperangkap di permukaannya agar menopang atmosfer tipis planet tersebut seperti selimut hangat. Meski begitu, masih ada beberapa pihak yang skeptis terhadap konsep tersebut.

Baca Juga: Penelitian: Bola Alien di Papua Nugini Berasal dari Tabrakan Kuno

Misalnya, Paul Sutter, ahli astrofisika di SUNY Stony Brook menulis dalam artikel tahun 2021 bahwa upaya terraforming semacam itu mungkin tidak akan berhasil. Terutama karena Mars kemungkinan tidak memiliki cukup karbon dioksida untuk memicu perubahan iklim yang layak untuk pemanasan.

Baru-baru ini, Schwieterman dan rekan-rekannya melakukan simulasi sebuah planet dalam sistem TRAPPIST-1, satu dari tujuh planet berbatu sekitar 40 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Aquarius. Seperti diketahui, beberapa di antara planet itu dianggap berpotensi layak huni. Planet TRAPPIST-1f, misalnya, mengorbit bintang induknya setiap sembilan hari dalam zona layak huninya.

Jika alien melakukan terraformasi pada planet seperti itu, para peneliti memastikan Teleskop Webb dapat mengidentifikasi lima gas rumah kaca. Salah satunya, sulfur heksafluorida, memiliki potensi pemanasan melebihi karbon dioksida sebanyak 23.500 kali lipat.

"Jumlah gas yang sangat kecil itu, yang memiliki masa hidup setidaknya 1.000 tahun, cukup untuk mencairkan planet es hingga mencapai titik di mana air cair yang mendukung kehidupan mengalir di permukaannya," kata para peneliti.

Baca Juga: Sinyal Teknologi Alien Bisa Ditemukan di Planet Ekstrasurya Kaya Oksigen

Masa pakai yang panjang menjadikan gas-gas itu sebagai tanda teknologi yang sangat baik untuk dicari secara sistematis dibandingkan dengan sinyal radio yang berumur lebih pendek. “Tanda-tanda ini bahkan mungkin akan bertahan lebih lama dari peradaban mereka jika eksperimen geoengineering mereka gagal,” kata rekan penulis studi Daniel Angerhausen dari ETH Zurich

Schwieterman mengatakan, gas-gas serupa lainnya yang mengandung fluorin dapat melayang di atmosfer mirip Bumi hingga 50.000 tahun. Jadi, gas-gas tersebut tidak perlu ditambah terlalu sering agar iklim yang ramah lingkungan dapat dipertahankan.

Artinya, jika kehidupan di planet-planet dingin di luar bumi dan di luar tata surya kita memompa sejumlah gas rumah kaca ke atmosfernya agar lebih layak huni, teleskop kita  bisa mendeteksinya. Bahkan, jika hanya satu dari setiap juta molekul gas yang menyedot radiasi infra merah dari bintang induknya, hal itu akan menghasilkan tanda yang dapat dideteksi dengan James Webb dan teleskop berbasis ruang angkasa lainnya.

“Anda tidak memerlukan upaya ekstra untuk mencari tanda-tanda teknologi ini, jika teleskop Anda sudah mengkarakterisasi planet ini karena alasan lain. Dan akan sangat menakjubkan untuk menemukan mereka," kata Schwieterman. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -