Pertahanan

Cina dan AS Sama-sama Meluncurkan Pesawat Antariksa Misterius, Namun AS Mundur

Rendering pesawat luar angkasa Shenlong Cina yang bisa digunakan kembali (kiri). Pesawat X-37B Angkatan Udara AS. Gambar: Erik Simonsen/Getty Images/USAF)

ANTARIKSA -- Cina dan Amerika Serikat (AS) sama-sama menjadwalkan peluncuran pesawat antariksa militer yang misterius ke luar angkasa pada awal pekan ini. Namun entah mengapa, pihak AS mununda peluncuran pada detik-detik terakhir.

Roket Long March 2F Cina menerbangkan pesawat ruang angkasa eksperimental Cina dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan pada Kamis, 14 Desember 2023, kemarin. Pesawat misterius itu diklaim akan melakukan eksperimen sains luar angkasa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Dan memberikan dukungan teknis untuk penggunaan ruang angkasa secara damai," tulis situs berita Xinhua.

Peluncuran tersebut dilakukan hanya tujuh bulan setelah misi terakhir pesawat tersebut. Jadwalnya lebih cepat dari jeda waktu penyesaian dari misi sebelumnya. Menurut Space News, sebelumnya Cina membutuhkan 23 bulan untuk mempersiapkan penerbangan selanjutnya.

Baca Juga: Bocoran Dokumen Pentagon: Senjata Luar Angkasa China Mengancam Amerika

Beberapa jam sebelum peluncuran pesawat ruang angkasa rahasia tersebut, perusahaan antariksa ternama AS, SpaceX mundur dari rencana lepas landas ke-7 pesawat antariksa X-37B milik Angkatan Luar Angkasa AS. Bahkan, jelas sekali SpaceX langsung memindahkan roket Falcon Heavy yang memuat X-37B dari landasan peluncuran Kennedy Space Center. 

Misi USSF-52 itu dihapus pada Rabu, 13 Desember 2023 yang diklaim untuk pemeriksaan sistem tambahan. Alasan pasti penundaan itu masih belum diketahui, dan tanggal peluncuran barunya belum ditetapkan. 

Sama seperti X-37B, hanya sedikit yang diketahui tentang pesawat luar angkasa Cina. Ia adalah sub-divisi Shenlong, atau Divine Dragon (Naga) Ilahi. Namun, dari sedikit informasi yang tersedia untuk publik, pesawat ruang angkasa tersebut digunakan untuk menguji muatan baru dan operasi orbit. 

Divine Dragon diluncurkan secara vertikal di atas roket, lalu menjalankan misinya, dan kemudian mendarat secara horizontal di landasan. Mirip dengan pesawat ulang-alik NASA.

Menurut Jenderal Chance Saltzman, Kepala Operasi Luar Angkasa Space Force (Angkatan Luar Angkasa) AS,
kedekatan waktu peluncuran dua pesawat bukan suatu kebetulan. Berbicara di Spacepower Conference Space Force Association pekan ini, Saltzman mengatakan, Cina dan AS sama-sama sangat tertarik dengan pesawat antariksanya masing-masing. 

Baca Juga: Gembar-gembor Perang Antariksa, Militer AS Punya Target Jualan Senjata

"Kemampuan menempatkan sesuatu di orbit, melakukan beberapa hal, dan membawanya pulang dan melihat hasilnya sangatlah kuat," kata Saltzman dikutip Air and Space Forces Magazine. 

“Jadi ini adalah dua objek yang paling banyak diamati di orbit saat mereka berada di sana. Mungkin bukan suatu kebetulan bahwa mereka (Cina) mencoba mencocokkan kita dalam hal waktu (peluncuran) dan urutannya.”

Penerbangan terakhir pesawat luar angkasa robotik Cina tersebut berlangsung selama 276 hari. AS mengklaim menyaksikan pesawat itu mengeluarkan objek tak dikenal ke orbit. 

Pada saat itu, ada spekulasi bahwa objek tersebut adalah satelit kecil yang dirancang untuk memeriksa Shenlong atau modul layanan yang tidak lagi diperlukan. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -