Pertahanan

Bocoran Dokumen Pentagon: Senjata Luar Angkasa China Mengancam Amerika

Demonstrasi senjata anti satelit (ASAT) Rusia pada November 2021. Saat ini Amerika Serikat menghawatirkan berbagai teknologi ASAT militer China. Gambar: COMSPOC

ANTARIKSA -- Pemerintah Amerika Serikat menganggap perkembangan teknologi China, terutama di sektor luar angkasa, sebagai ancaman nyata bagi mereka. China disebut terus-menerus memanfaatkan teknologi ruang angkasa sebagai cara meraih superioritas militer.

Hal itu sekali lagi disorot dalam laporan tahunan terbaru Departemen Pertahanan AS atau Pentagon yang bertajuk; Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China. Laporan yang diamanatkan oleh Kongres AS itu dirilis pada tanggal 19 Oktober 2023.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Laporan itu mengartikulasikan mengapa Departemen Pertahanan menganggap Republik Rakyat China sebagai 'tantangan kecepatan.' Meskipun laporan tahun ini tidak memuat pengungkapan besar, laporan itu menggarisbawahi pandangan Pentagon mengenai China sebagai pesaing strategis utama Amerika. 

Terkait dengan ruang angkasa, laporan tersebut mencatat bahwa China sedang menutup kesenjangan yang besar dengan kemampuan luar angkasa AS. Hal itu dinilai meningkatkan kemungkinan China memperoleh keuntungan dalam konflik di masa depan melalui serangan terhadap satelit-satelit Amerika. Pentagon melihat hal itu sebagai tantangan besar.

Baca Juga: China Vs AS di Bulan, Pakistan Resmi Bergabung dengan ILRS China

Di antara senjata anti-satelit China yang dikhawatirkan oleh Pentagon adalah rudal berbasis darat dan laser berkekuatan tinggi. Kemudian, satelit dengan lengan robotik yang mampu menangkap satelit lain, kemampuan serangan siber, dan sistem lain yang dapat mengganggu, membutakan, atau menonaktifkan satelit AS.

Space News mengutip paragraf penting dalam laporan 'Perkembangan Militer dan Keamanan Departemen Pertahanan Tahun 2023 yang Melibatkan Republik Rakyat China'. Bunyinya sebagai berikut:

"China memandang superioritas ruang angkasa, kemampuan untuk mengendalikan ruang informasi yang dimungkinkan oleh ruang angkasa, dan untuk mematikan kemampuan pengumpulan informasi dan komunikasi berbasis ruang angkasa milik musuh, sebagai komponen penting dalam melakukan perang terinformasi modern.

Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terus berinvestasi dalam meningkatkan kemampuannya dalam intelijen, pengawasan, dan pengintaian berbasis ruang angkasa, komunikasi satelit, navigasi satelit, dan meteorologi, serta penerbangan luar angkasa manusia dan eksplorasi ruang angkasa robotik.

PLA terus memperoleh dan mengembangkan berbagai kemampuan anti-ruang angkasa dan teknologi terkait, termasuk rudal pembunuh kinetik, laser berbasis darat, dan robot ruang angkasa yang mengorbit, serta memperluas kemampuan pengawasan ruang angkasa, yang dapat memantau objek di ruang angkasa dalam jangkauan bidang pandang mereka dan mengaktifkan tindakan kontra-ruang angkasa."

Laporan tahunan itu telah diamanatkan oleh Kongres AS sejak tahun 2000 sebagai cara untuk membantu menginformasikan perdebatan kebijakan Washington mengenai pertumbuhan dan modernisasi militer China. Versi tahun ini mengulangi banyak kekhawatiran yang diangkat dalam laporan sebelumnya, bahkan ketika ketegangan antara Washington dan Beijing meningkat tajam terkait Taiwan dan konflik lainnya.

Baca Juga: Iran Kembali Meluncurkan Satelit Militer, Space Force AS Langsung Siaga

Hal yang menjadi kekhawatiran utama yang diangkat dalam penilaian Pentagon adalah keengganan China untuk terlibat dalam komunikasi militer-ke-militer dengan Amerika Serikat. Kurangnya transparansi dari Tentara Pembebasan Rakyat, menurut laporan tersebut, menaburkan ketidakpercayaan dan meningkatkan risiko konflik yang timbul dari kesalahan perhitungan.

Departemen Pertahanan mengatakan, para pemimpin militer China telah menolak upaya untuk meningkatkan protokol komunikasi radio, dan aturan perilaku dalam pertemuan udara dan maritim dengan pasukan AS di kawasan Pasifik. Pejabat Angkatan Luar Angkasa AS telah memperingatkan bahwa kurangnya transparansi mengenai aktivitas luar angkasa memicu risiko kesalahpahaman dan kesalahan perhitungan. Sumber: Space News

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -