Kepala NASA Masih Parno dengan Perkembangan Misi Cina di Bulan, Begini Komentarnya
ANTARIKSA -- Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA sangat berhati-hati dengan perkembangan misi antariksa Cina, terutama terkait pendaratan manusia di bulan. Administrator NASA, Bill Nelson menegaskan Cina tidak akan mengalahkan AS dalam misi ke bulan tersebut.
"AS akan memenangkan perlombaan (luar angkasa) baru di bulan," kata Bill Nelson, Kamis, 11 Januari 2024.
Baik Cina maupun Amerika Serikat mempunyai rencana terpisah mendaratkan astronot di bulan sebelum dekade ini berakhir. Hal itu menghidupkan kembali pembicaraan mengenai perlombaan antariksa baru. Setelah perang dunia II, perlombaan antariksa dilakukan antara AS dan Uni Soviet.
“Itu faktanya. Kita sedang dalam perlombaan luar angkasa. Dan memang benar bahwa kita sebaiknya berhati-hati agar mereka tidak sampai ke suatu tempat di bulan dengan kedok penelitian ilmiah. Dan bukan tidak mungkin mereka berkata, 'Menjauh, kami (Cina) di sini. Ini adalah wilayah kami," kata Nelson.
Baca Juga: Astronom China Klaim Teleskop Xuntian Lebih Canggih dari Hubble NASA
Untuk diketahui misi Artemis II NASA yang akan mendaratkan astronot di bulan terus ditunda. Terbaru, mereka mengumumkan misi Artemis III pada September 2026, pembaruan dari jadwal terakhir pada September 2025.
Sementara Cina, menetapkan misi ILRS mereka yang juga mendaratkan manusia di bulan pada 2030. Misi itu akan dimulai dengan misi perintis pada 2027.
Dalam telekonferensi pers pada Selasa, 9 Januari 2024, tentang penundaan misi Artemis, Nelson menepis kekhawatiran AS akan kalah dengan Cina. “Saya tidak punya kekhawatiran bahwa Cina akan lebih dulu menguasai kita,” kata Nelson.
Nelson percaya, Cina memang mempunyai rencana yang sangat agresif untuk mendarat di bulan sebelum AS. Sebab, hal itu akan membuat Cina mengkudeta AS di bulan. "Saya pikir memang benar bahwa tanggal yang Cina umumkan semakin cepat. Namun secara khusus, dengan kami mendarat pada bulan September tahun 2026, itu akan menjadi pendaratan pertama," kata dia.
Baca Juga: Bocoran Dokumen Pentagon: Senjata Luar Angkasa China Mengancam Amerika
Amerika Serikat maupun Cina sama-sama mengincar kutub selatan bulan karena wilayah yang dianggap kaya akan air es. Untuk mengirim awaknya ke sana, badan antariksa Cina akan menguji pesawat luar angkasa barunya yang bisa menampung manusia pada tahun 2027 atau 2028.
Cina juga telah menyusun rencana menggunakan dua peluncur untuk mencapai bulan, satu untuk menempatkan pendarat di orbit bulan dan satu lagi untuk mengirim mereka ke permukaan. Menurut Reuters, rencana dua peluncuran itu akan mengatasi rintangan teknologi Cina dalam mengembangkan roket yang cukup kuat untuk mengirim astronot dan wahana pendarat bulan.
Namun, ambisi Cina untuk mencapai bulan bukan hanya soal menempatkan taikonot di permukaan bulan. Cina juga berencana meluncurkan misi robotik Chang'e 6 ke sisi jauh bulan untuk mengumpulkan sampel dan mengembalikannya ke Bumi.
Jika itu berhasil, maka akan menandai pertama kalinya material dari sisi jauh bulan dibawa kembali ke bumi. Menurut SpaceNews, badan antariksa Cina menargetkan peluncuran misi tersebut pada akhir 2024.
Namun tidak semua persaingan luar angkasa menyangkut Cina, Amerika Serikat, dan bulan. Jalan bersama tetap terbuka lebar. Pada akhir tahun 2023, NASA mengarahkan para peneliti yang didanainya untuk mengajukan akses terhadap sampel bulan yang dibawa misi Chang'e-5 Cina ke Bumi. Itu menjadi pertama kalinya, para ilmuwan AS bisa mengakses secara fisik sampel bulan Cina.
Baca Juga: Pentagon Paparkan Rencana Baru Melawan China, Perburuan Luar Angkasa
Sumber: Space.com