Astronom China Klaim Teleskop Xuntian Lebih Canggih dari Hubble NASA
ANTARIKSA -- China sedang mempersiapkan proyek besar di sektor luar angkasa. Sebuah teleskop monumental, Chinese Survey Space Telescope (CSST) akan diluncurkan ke luar angkasa dengan roket Long March 5B pada tahun depan.
CSST yang juga disebut Xuntian (survei langit) berukuran sebesar bus dengan cermin utama berdiameter dua meter (6,6 kaki). CSST akan bekerja di orbit yang sama dengan stasiun luar angkasa Tiangong, namun jaraknya berjauhan.
Xuntian dirancang untuk mengungguli Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA. Wakil direktur China Manned Space Agency, Lin Xiqiang mengatakan, observatorium Xuntian diharapkan dapat membuat terobosan dalam kosmologi. "(menjelaskan) Materi dan energi gelap, galaksi Bima Sakti, dan galaksi tetangga lainnya, pembentukan dan evolusi bintang, serta planet ekstrasurya," kata dia.
Lin mengatakan, teleskop resolusi tinggi dengan kamera utama 2,5 miliar piksel itu akan melakukan survei mendalam pada luas area 17.500 derajat persegi. Kemudian, melakukan pengamatan halus terhadap berbagai jenis benda langit.
Baca Juga: Teleskop Hubble Melihat Cuaca Ekstrem di Dunia Alien yang Aneh
Bidang Pandang
Menurut Lin, Xuntian mampu mengamati alam semesta dengan definisi tinggi, yang memiliki resolusi spasial yang kira-kira sama dengan Teleskop Hubble. Namun, Xuntian memiliki bidang pandang 300 kali lebih besar dari Hubble.
Bidang pandang adalah luas langit yang dapat dilihat oleh teleskop dalam satu waktu. Dalam sebuah wawancara tahun lalu dengan kantor berita Xinhua, Li Ran, ilmuwan proyek Sistem Reduksi Data Ilmiah CSST, menggunakan analogi pencitraan sekawanan domba untuk menunjukkan kemampuan CSST.
“Hubble mungkin melihat seekor domba, tetapi CSST akan melihat ribuan domba, semuanya dalam resolusi yang sama,” kata Li.
"CSST dirancang untuk berlabuh secara berkala di stasiun luar angksa untuk pemeliharaan dan peningkatan oleh astronot di Tiangong," kata Lin.
Teknologi Tinggi
Zhou Jianping, kepala perancang program luar angkasa berawak China, juga memuji kemampuan dan kegunaan Xuntian. "Teleskop Xuntian telah menjadi proyek ilmiah paling penting sejak peluncuran program stasiun luar angkasa negara kami," kata Jianping dalam sebuah wawancara dengan China Central Television (CCTV).
"Ini adalah fasilitas ilmiah yang sangat ditunggu-tunggu oleh komunitas astronomi China, dan fasilitas ilmiah yang mewakili teknologi tinggi di astronomi," kata Zhou.
Menurut Zhou, teleskop tersebut juga adalah yang paling canggih pada kemampuannya menghasilkan gambar dalam spektrum ultraviolet. Di bidang tersebut, kata dia, Xuntian mengungguli semua proyek penelitian teleskop yang sedang berjalan di dunia.
“Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan astronomi, memajukan penelitian astronomi negara kita ke tingkat internasional, dan membantu para astronom China menjadi kekuatan terdepan di bidang ini.”
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Teleskop Hubble Dilepas di Luar Angkasa
Generasi Pertama
Menurut Li Chengyuan dari Sekolah Fisika dan Astronomi Universitas Sun Yat-sen, Xuntian dan Hubble NASA sensitif terhadap interval panjang gelombang yang sama. Namun Xuntian mencakup bidang pandang yang sekitar 5 hingga 8 kali lebih luas dibandingkan Hubble.
Xuntian generasi pertama ini terdiri dari lima instrumen observasi. Mereka adalah modul Xuntian, modul terahertz, pencitra multisaluran, spektograf medan integral, dan koronagraf pencitraan planet ekstrasurya.
China berhak menyombongkan diri dengan berbagai capaian yang luar biasa di sektor antariksa. Mereka kini masuk dalam daftar papan atas dengan misi luar angkasa yang sibuk, termasuk operasi stasiun Tiangong milik China sendiri.
Misi observasi dan pemetaan alam semesta selama ini didominasi oleh Space Telescope Science Institute (STScI) di Universitas Johns Hopkins, Baltimore, Maryland, AS. Semua penelitian di sana bekerja sama dan untuk NASA.
Berbagai program sains dilakukan dengan memanfaatkan Teleskop Luar Angkasa James Webb dan pendahulunya, Hubble. STScI juga akan menjadi pusat operasi sains untuk Teleskop Luar Angkasa Nancy Grace Roman yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2020-an. Sumber: Space.com
