Bangsa Navajo Desak NASA Batalkan Pengiriman Sisa Jasad Manusia ke Bulan
ANTARIKSA -- Baik atau buruk, bulan secara resmi terbuka untuk bisnis. Pada Senin, 8 Januari 2024, roket Vulcan Centaur milik United Launch Alliance akan diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida, membawa pendarat bulan Peregrine milik Astrobotic.
Masalah muncul ketika pendarat itu membawa muatan peringatan Celestis dan Elysium yang berisi sisa-sisa jasad manusia dan DNA. Dari dua perusahaan pemakaman luar angkasa itu, hanya Elysium Space yang berpotensi mengirimkan sisa-sisa jasad manusia secara simbolis ke permukaan bulan.
Sementara, kapsul waktu Celestis akan dikirim keluar dari sistem Bumi-bulan menuju sistem antarbintang. Celestis Enterprise Flight akan mencakup sisa-sisa kremasi dan materi DNA dari berbagai ikon film 'Star Trek' seperti Nichelle Nichols, DeForest Kelley, James Doohan, dan pembuat serial tersebut, Gene Roddenberry dan istrinya Majel Barrett Roddenberr.
Kemudian, DNA CEO ULA saat ini, Tory Bruno dan istrinya Rebecca. Lalu, sisa jasad sejumlah mantan Presiden Amerika Serikat, dan banyak lainnya.
Baca Juga: Astronot NASA Berlatih Menggunakan Lift Starship untuk Turun ke Permukaan Bulan
Seperti dilansir Arizona Public Radio pada 28 Desember, Presiden Bangsa Navajo, Buu Nygren, tidak senang dengan gagasan sisa-sisa manusia disimpan di bulan. Secara resmi, ia meminta agar NASA menunda peluncuran pada Januari tersebut. Sebab, NASA pernah berjanji akan memberi tahu mereka sebelum penerbangan peringatan semacam itu mendapatkan izin.
Dalam surat tertanggal 21 Desember kepada NASA dan Departemen Transportasi AS (USDOT), Nygren mengungkapkan pemikirannya tentang masalah yang meresahkan tersebut. “Sangat penting untuk menekankan bahwa bulan memegang posisi suci dalam banyak budaya masyarakat adat, termasuk budaya kita,” tulis Nygren.
Menurut dia, Bangsa Navajo memandang bulan sebagai bagian dari warisan spiritualnya, sebuah objek penghormatan yang dihormati. "Tindakan membuang sisa-sisa manusia dan benda-benda lainnya, yang bisa dianggap sebagai sampah, di bulan sama saja dengan penodaan benda suci ruang angkasa itu," katanya.
Nygren menambahkan, Bangsa Navajo menyayangkan NASA dan USDOT tidak berkonsultasi dengan mereka sebelum mengizinkan perusahaan mengangkut jenazah manusia ke bulan.
Namun, meski ada penolakan keras dari Bangsa Navajo, secara teknis itu bukanlah misi yang dijalankan NASA. Misi tersebut akan menjadi peluncuran pertama Vulcan Centaur sekaligus misi pertama di bawah program Commercial Lunar Payload Services (CLPS) NASA. Dalam programnya, NASA berupaya memanfaatkan perusahaan swasta untuk menempatkan muatan sainsnya di permukaan bulan.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pencipta Star Trek Gene Roddenberry Dimakamkan di Luar Angkasa
Secara teknis misi kontroversial itu dijalankan oleh Astrobotic Technology sebagai bagian dari CLPS NASA. Tetapi, NASA tidak memiliki yurisdiksi mengenai muatan tambahan apa yang bisa disertakan dalam misi.
Menurut Nygren, masalah itu seperti mengulang kasus pada akhir 1990an, ketika NASA mengirim Lunar Prospector, yang membawa sisa-sisa mantan astronot Eugene Shoemaker ke bulan. Pada saat itu, Presiden Bangsa Navajo, Albert Hale menyuarakan keberatannya.
"Sebagai tanggapan, NASA mengeluarkan permintaan maaf resmi dan menjanjikan konsultasi dengan suku-suku sebelum mengizinkan misi lebih lanjut yang membawa sisa-sisa manusia ke bulan."
Dalam kasus tersebut, Kantor Komersial Luar Angkasa, yang beroperasi di bawah Departemen Transportasi AS, telah lalai. Mereka gagal berkonsultasi dengan suku-suku sebelum menyetujui sertifikat muatan resmi peluncuran tersebut.
Nygren mengingatkan semua pihak bahwa NASA sebelumnya telah berkomitmen kepada Bangsa Navajo. Pemerintahan Joe Biden juga pada 26 Agustus 2021, berjanji untuk berkonsultasi jika ada masalah kesukuan seperti yang tertuang dalam Memorandum Konsultasi Suku dan Penguatan Hubungan Antarbangsa pada 1 Januari 2018.
Memorandum itu, kata dia, memperkuat komitmen terhadap Perintah Eksekutif 13175 tanggal 6 November 2000. "Selain itu, Nota Kesepahaman Mengenai Koordinasi dan Kolaborasi Antarlembaga untuk Perlindungan Situs Suci Adat, yang Anda (Biden) dan beberapa anggota Pemerintahan lainnya tandatangani pada bulan November 2021, semakin menggarisbawahi perlunya konsultasi semacam itu,” kata Nygren.
Baca Juga: Deretan Misi ke Bulan yang akan Diluncurkan Tahun 2024
Dalam pengarahan sains pra-peluncuran misi Peregrine pada Kamis, 4 Januari 2024, perwakilan NASA membahas kontroversi mengenai muatan sisa-sisa manusia yang dimasukkan ke dalam misi tersebut. Chris Culbert, manajer program CLPS di Johnson Space Center NASA mengatakan, perusahaan swasta yang meluncurkan muatan sebagai bagian dari program, "tidak harus membersihkan muatan tersebut" sebelum diluncurkan.
“Jadi ini benar-benar misi komersial dan terserah pada mereka untuk menjual apa yang mereka jual. Kami tidak memiliki wewenang memberi tahu mereka apa yang boleh dan tidak boleh terbang,” kata Culbert.
Dia juga menambahkan, kelompok antarlembaga dalam pemerintahan AS sedang berkumpul untuk membahas keberatan Bangsa Navajo. Sumber: Space.com