Apa Bangsa Navajo Tahu Pesawat Pembawa Jasad Manusia ke Bulan akan Jatuh dan Terbakar?
ANTARIKSA -- Perjalanan pesawat pendarat bulan yang membawa sisa jasad manusia, Peregrine diwarnai ragam masalah. Puluhan jam menjalani penerbangan penuh derita, Peregrine harus dikirim kembali ke atmosfer bumi untuk terbakar dan hancur.
Puing dan sisa tubuh manusia, termasuk dari empat mantan Presiden Amerika Serikat (jika tersisa), kini membusuk di wilayah paling terpencil dunia, Pasifik Selatan. Karena itu, tidak mengherankan jika media menjulukinya 'Peregrine yang Terkutuk.'
Peregrine milik Astrobotic awalnya adalah harapan besar Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan sejarah baru bangsanya. Ia dikontrak NASA untuk misi ilmiah pertama yang melibatkan swasta ke bulan. Naasnya, Peregrine ternyata juga meneken subkontrak dengan berbagai pelanggan, termasuk dua perusahaan pemakaman luar angkasa: Celestis dan Elysium Space.
Dua perusahaan itu mengemas sejumlah sisa jasad manusia dalam bentuk kapsul peringatan (monumen) yang akan disimpan di bulan, dan sebagiannya dikirim ke ruang antar bintang jauh. Empat sisa tubuh yang mewakili DNA mantan presiden AS; AS George Washington, Dwight Eisenhower, John F Kennedy, dan Ronald Reagan ikut dalam kemasan itu.
Mulainya Kontroversi Peregrine
Setelah 20 muatan pelanggannya beres dikemas, Peregrine bersiap meluncur pada 8 Januari 2024. Roket yang membawanya adalah Vulcan Centaur jenis terbaru dan terhebat milik ULA, yang juga ingin menciptakan sejarah perdana.
Namun, sepekan sebelum upacara peluncuran itu dilakukan, masalah datang dari Bangsa Navajo, suku terbesar di AS. Mereka membuat protes keras yang meminta AS dan NASA membatalkan misi itu. Sisa jasad manusia yang disertainya dianggap akan menodai benda suci adat Navajo.
Baca Juga: Bangsa Navajo Desak NASA Batalkan Pengiriman Sisa Jasad Manusia ke Bulan
Pro-kontra mengemuka, namun NASA memutuskan agar Peregrine melanjutkan misi tanpa sedikitpun yang tertinggal. "Sederhananya, kita tidak akan pernah membiarkan keyakinan agama mendikte upaya kemanusiaan di luar angkasa, tidak ada dan tidak boleh ada ujian agama,” kata CEO dan salah satu pendiri Celestis, Charles Chafer.
Peregrine meluncur anggun dengan Vulcan Centaur pada Senin, 8 Januari 2024. Decak kagum dari ratusan ribu orang yang menyaksikannya dibumbui dengan kalimat-kalimat heroik; Amerika telah Menciptakan Sejarah Baru Luar Angkasa!
Vulcan Centaur dan Peregrine berpisah dengan damai beberapa menit setelah terbang. Peregrine melanjutkan perjalannya menuju bulan dengan rencana mendarat pada 23 Februari 2024.
Baca Juga: Pesawat Peregrine yang Kontroversial Meluncur ke Bulan Sore Ini, Disiarkan Langsung
Yang Terkutuk
Beberapa jam kemudian, kabar tak sedap mulai terdengar dari Peregrine. Pesawat itu tidak menerima sumber daya kelistrikan seperti yang direncanakan. Pengendali misi segera menyelidikinya dan menemukan tangki propelannya atau bahan bakarnya bocor.
Laporan resmi Astrobotic menyatakan: katup pengisi daya macet, dan pada gilirannya memicu pecahnya tangki oksidator.
Misi bersejarah mulai berubah kekecewaan ketika Peregrine dinyatakan tidak akan sanggup mencapai bulan. Bahan bakar yang tersisa hanya sanggup menghidupkan Peregrine 40 jam lagi.
Sejak saat itu, Peregrine terkatung di ruang hampa, tertatih menunggu nasib akhir; menjadi sampah antariksa selamanya atau bunuh diri di atmosfer Bumi. Media berbasis AS seperti Space.com dan Live Science mulai menyebutnya 'Peregrine yang Terkutuk' atau 'Pesawat Kontroversial'.
Baca Juga: Hari Ini, Pesawat Pembawa Jasad Manusia akan Jatuh ke Bumi dengan Kondisi Terbakar
10 hari kemudian, Kamis, 18 Januari 2024, Astrobotic memutuskan Peregrine akan mengambil opsi bunuh diri. Pengendali misi akan mengarahkannya agar prosesi kehancuran itu tak mengganggu kehidupan di bumi. Tentu saja, Pasifik Selatan adalah tempatnya.
Pada Jumat, 19 Januari 2024 dini hari waktu Indonesia Barat, Peregrine meluncur hebat menuju atmosfer Bumi. Pukul 3.50 WIB atau 10 menit sebelum menyentuh atmosfer, Peregrine menghilang dari layar misi.
Laporan selanjutnya menyatakan aksi bunuh diri itu berhasil. Peregrine terbakar hebat saat menghujam ke bawah. Ia hancur sebelum menyentuh lautan Samudra Pasifik dan sisa puing-puingnya berserakan ditelan samudra asin.
"(Jumat) Sore ini, Astrobotic menerima konfirmasi independen mengenai masuknya kembali Peregrine (ke bumi) dengan aman dan terkendali di Pasifik Selatan," tulis Astrobotic dalam siaran pers terakhir misi Peregrine.
Baca Juga: Astrobotic Konfirmasi Pesawat Pembawa Jasad Manusia telah Hancur di Pasifik Selatan
Tentu saja, Bangsa Navajo tahu apa yang sedang terjadi. Namun, suku itu seperti terdiam tanpa kata. Tak ada kutipan lagi seperti yang hampir setiap hari mereka rilis sebelum Peregrine diluncurkan. Kita bahkan tidak tahu apakah suku itu senang atau berduka dengan nasib sial yang terus menimpa Peregrine.