Ulasan

50 Ton Meteor Jatuh Setiap Hari, Harganya Mencapai Rp 175 Juta per Ons

Berbagai batu meteorit dipamerkan. Gambar: Foto AP/Thibault Camus via Live Science

ANTARIKSA -- Hampir 50 ton batu luar angkasa dari tata surya menghujani bumi setiap hari, dan sebagian besar berasal dari asteroid. Sebagian besar memang terbakar di atmosfer, namun sisanya banyak yang mencapai tanah dalam bentuk meteorit.

Jika berhasil menemukannya, Anda mungkin akan untung banyak. Harga
meteorit bervariasi. Ia bisa mahal karena sulit dikenali dan diambil setelah mencapai bumi karena penampakannya yang mirip dengan batuan biasa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kebanyakan meteorit berbatu disebut kondrit, dan bisa dijual secara online dengan harga 15 dolar AS atau Rp 239.100 per ons. Kondrit berbeda dari batuan biasa karena mengandung butiran bulat yang disebut kondrules. Itu terbentuk dari tetesan cair di luar angkasa saat tata surya lahir 4,5 miliar tahun lalu.

Meteorit logam dibedakan berdasarkan keraknya yang gelap, yang disebabkan oleh pencairan permukaannya saat menembus atmosfer, dan pola internal kristal logam yang panjang. Harganya bisa mencapai 50 dolar AS atau Rp 797.000 per ons, atau bahkan lebih tinggi. 

Baca Juga: NASA Habiskan Rp 25,5 T untuk 9 Ons Sampel Asteroid Bennu, Padahal Banyak yang Gratis

Ada juga Pallasites, jenis meteorit batu-besi yang dicampur dengan mineral olivin. Ketika dipotong dan dipoles, Pallasites akan berwarna kuning-hijau bening. Harga meteorit ini bisa lebih dari 1.000 dolar AS atau Rp 15.940.000 per ons.

Banyak juga meteorit yang mencapai Bumi berasal dari Bulan dan Mars. Sekitar 600 penemuan telah dipastikan berasal dari Bulan, dan yang terbesar seberat 4 pon (1,8 kg). Batuan bulan ini dijual dengan harga 4.700 dokar AS atau Rp 74.918.000
per ons.

Terakhir, ada sekitar 175 meteorit yang teridentifikasi berasal dari Mars. Harga batuan ini lumayan mahal, sekitar 11.000 dolar AS atau Rp 175.340.000 per ons.

Baca Juga: Saatnya Berburu Batu Meteorit, dan Bersiaplah Kaya Raya

Para peneliti bisa mengetahui dari mana meteorit berasal dengan menggunakan lintasan pendaratannya untuk memproyeksikan jalurnya kembali ke sabuk asteroid. Bisa juga dengan membandingkan komposisinya dengan kelas asteroid yang berbeda. Untuk batuan dari Bulan dan Mars, para ahli dapat mengetahuinya berdasarkan geologi dan mineraloginya.

Jadi, jika Anda suatu saat menemukan batu aneh, atau kebetulan jatuh tepat di halaman rumah, jangan terlalu panik. Itu harta karun! Sumber: Live Science

 

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -