Teknologi
Pesawat Voyager 1 Terperangkap di Ruang Antar Bintang, Bisakah Diselamatkan?
ANTARIKSA -- Pada 12 Desember 2023, Badan Antariksa Amerika (NASA) menyampaikan berita yang mengkhawatirkan tentang Voyager 1. Dikelilingi oleh kegelapan, Voyager 1 tampaknya mengalami gangguan.
Voyager 1 adalah probe pertama yang meninggalkan gravitasi tata surya kita dan memasuki isolasi antar bintang. Sudah lebih dari 45 tahun Voyager terbang dan menghasilkan berbagai penemuan yang menakjubkan. Voyager 1 menemukan dua bulan baru Jupiter, cincin luar biasa dari Saturnus.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Sejak akhir tahun 2023, para insinyur telah berusaha untuk memulihkan kembali pesawat Voyager. Hingga 6 Februari 2024 ini, NASA menyatakan bahwa tim masih bekerja untuk mengembalikan pesawat luar angkasa ke kondisi yang tepat.
"Para insinyur masih bekerja untuk menyelesaikan masalah data di Voyager 1," kata Laboratorium Propulsi Jet NASA dalam sebuah pos di X (dahulu Twitter), dilansir dari Space.
"Kami bisa berkomunikasi dengan pesawat luar angkasa, dan pesawat bisa mendengar kami, tetapi ini adalah proses yang lambat mengingat jarak pesawat luar angkasa yang luar biasa dari Bumi."
Meskipun Voyager 1 berada sangat jauh dari Bumi, pengendalian darat sebenarnya dapat berkomunikasi dengannya. Bahkan, tahun lalu, ilmuwan memancarkan beberapa pembaruan perangkat lunak ke pesawat luar angkasa serta mitranya, Voyager 2, yang berjarak miliaran mil jauhnya.
Namun, karena jaraknya sangat jauh, satu komunikasi bolak-balik antara Voyager 1 dan Bumi membutuhkan total 45 jam. Jika NASA menemukan solusi, itu tidak akan terjadi dalam waktu yang singkat.
Masalahnya, para insinyur menyadari, ada masalah dengan salah satu komputer pesawat Voyager 1 yang dikenal sebagai Sistem Data Penerbangan, atau FDS. Sistem FDS cadangan berhenti berfungsi pada tahun 1981.
"FDS tidak berkomunikasi dengan benar dengan salah satu subsistem pesawat, yang disebut unit modulasi telemetri (TMU)," kata NASA dalam sebuah pos blog.
Akibatnya, tidak ada data ilmiah atau teknik yang dikirim kembali ke Bumi. Pada saat penulisan artikel ini, Jumat (16/2/2023), Voyager 1 berada sekitar 162 AU dari planet Bumi. Satu AU sama dengan jarak antara Bumi dan matahari, atau 149.597.870,7 kilometer.
Awal mula masalah
Masalah FDS Voyager 1 pertama kali diketahui tahun 2023, setelah TMU probe berhenti mengirimkan data yang jelas. Salah satu tugas inti FDS adalah mengumpulkan informasi tentang pesawat luar angkasa itu sendiri, dalam hal kesehatan dan status umumnya.
"Kemudian menggabungkan informasi tersebut ke dalam satu 'paket' data untuk dikirim kembali ke Bumi oleh TMU," tulis pos tersebut.
Data yang dikirimkan berupa satu dan nol, atau kode biner. Namun, TMU tampaknya mengirimkan versi kode biner yang tidak dapat dimengerti baru-baru ini. Seperti yang dikatakan tim, sistem ini "terjebak." Para insinyur mencoba mematikan dan menyalakan lagi. Tetapi itu tidak berhasil.
Kemudian, pada awal Februari, Suzanne Dodd, manajer proyek Voyager di Laboratorium Propulsi Jet NASA, mengatakan kepada Ars Technica bahwa tim mungkin telah menemukan apa yang terjadi dengan FDS. Teorinya adalah bahwa mungkin ada masalah di suatu tempat pada memori FDS; mungkin ada bit komputer yang rusak.
Namun, karena FDS dan TMU bekerja sama untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan pesawat luar angkasa, para insinyur kesulitan menemukan di mana kemungkinan kesalahan tersebut terjadi.
Ilmuwan menyimpulkan Voyager 1 sedang mengalami masalah. Namun, Dodd mengatakan bahwa situasi Voyager 1 saat ini adalah yang paling serius sejak ia mulai bekerja pada misi Voyager bersejarah.
Pada 2022 lalu, Voyager 1 juga mengalami masalah ketika sistem "artikulasi dan kontrol sikap" probe mengalami beberapa gangguan yang akhirnya diperbaiki.
Hal serupa terjadi pada Voyager 2 selama musim panas tahun 2023, ketika saudara kembar Voyager 1 mengalami beberapa komplikasi antena sebelum kembali online lagi.
Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
