Teknologi

Roket Bertenaga Kotoran Sapi akan Membawa Jepang ke Bulan

Industri luar angkasa Jepang berpotensi membuka babak baru dengan dimulainya pengujian prototipe mesin roket yang menggunakan bahan bakar murni dari kotoran sapi. Gambar: Interstellar

ANTARIKSA -- Industri luar angkasa Jepang berpotensi membuka babak baru penerbangan luar angkasa ke bulan. Pada Kamis, 7 Desember 2023, mereka memulai pengujian prototipe mesin roket yang menggunakan bahan bakar murni dari sumber lokal yang berlimpah: kotoran sapi.

Percobaan tersebut menunjukkan mesin mengeluarkan api biru-oranye 10-15 meter secara horizontal dari pintu hanggar yang terbuka selama sekitar 10 detik di kota pedesaan utara Taiki. Menurut Kepala Eksekutif Interstellar Technologies, Takahiro Inagawa, semua cairan biometana yang dibutuhkan terbuat dari gas kotoran sapi yang diambil dari dua peternakan sapi perah lokal.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Kami melakukan ini bukan hanya karena baik bagi lingkungan, tetapi karena bisa diproduksi secara lokal, sangat hemat biaya, dan merupakan bahan bakar dengan kinerja dan kemurnian tinggi,” kata Inagawa kepada AFP.

Inagawa mengaku tidak berlebihan jika ia berasumsi penggunaan kotoran sapi itu akan direplikasi oleh komunitas industri, bahkan pemerintah di seluruh dunia. "Kami adalah perusahaan swasta pertama yang melakukan hal ini," katanya.

Baca Juga: Dragonfly NASA, Helikopter Bertenaga Nuklir yang akan Menaklukan Titan di Saturnus

Saat ini, Interstellar bekerja sama dengan industri produsen gas Air Water dan berharap bisa segera mengirim satelit ke luar angkasa menggunakan bahan bakar tersebut. Untuk bahannya, mereka menggandeng peternak lokal yang memiliki peralatan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas. Bahan tersebut kemudian diambil oleh Air Water dan diubah menjadi bahan bakar roket.

"Jepang yang miskin sumber daya harus mengamankan produksi dalam negeri, sekarang energi netral karbon,” kata Tomohiro Nishikawa, seorang insinyur di Air Water.

Tomohiro memastikan, bahan mentah dari sapi di kawasan tersebut memiliki potensi yang sangat besar. Jika ada perubahan dalam urusan internasional, penting bagi Jepang memiliki sumber energi sendiri.

Badan antariksa Jepang (JAXA) telah meluncurkan misi Moon Sniper pada September lalu. Namun, sektor tersebut menuai masalah dengan dua misi sebelumnya yang gagal, satu milik pemerintah dan satu dari swasta.

Baca Juga: Jepang Mulai Mengoperasikan Reaktor Fusi Nuklir Terbesar di Dunia

Jepang juga mengalami kemunduran dalam peluncuran roketnya, termasuk kecelakaan setelah peluncuran H3 generasi berikutnya pada Maret 2023. Pesawat berbahan bakar padat Epsilon yang selama ini diandalkan juga bermasalah pada Oktober tahun lalu. Pada Juli, pengujian roket Epsilon S, versi perbaikan dari Epsilon, berakhir dengan ledakan 50 detik setelah penyalaan.

Biogas yang berasal dari kotoran sapi sudah digunakan sebagai bahan bakar di seluruh dunia, termasuk untuk menjalankan bus di Kota Indore, India. Menurut Greenpeace, penggunaan energi kotoran sapi membantu mengurangi dampak lingkungan yang sangat besar. Sebab, polisi kendaraan bertanggung jawab atas 14 persen emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.

Salah satu peternak lokal yang berpartisipasi dalam kerja sama tersebut adalah Eiji Mizushita (58 tahun). Ia memelihara sekitar 900 sapi perah yang secara kolektif menghasilkan lebih dari 40 ton kotoran setiap hari.

Baca Juga: Pesawat Canggih Jepang Masih Mengitari Bulan, Catat Jadwal Pendaratannya

Peternakannya memiliki sistem industri yang secara otomatis mengumpulkan limbah, memfermentasinya, dan mengubahnya menjadi biogas, pupuk, dan bahan alas tidur daur ulang untuk sapinya. Walaupun penjualan biogas hanya akan meningkatkan pendapatannya sekitar satu persen, namun Mizushita menilai upaya tersebut tidak sia-sia.

“Saya sangat senang memikirkan bahwa kotoran sapi kami bisa digunakan untuk membuat roket terbang,” katanya. Sumber: Phys.org

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -