Sains

Fakta Baru Planet WASP-43b, Anginnya Lebih Cepat dari Peluru dengan Malam Abadi

Konsep seniman WASP-43b. Gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI)


ANTARIKSA -- Para ilmuwan telah memetakan cuaca di sebuah planet yang berjarak 280 tahun cahaya dari Bumi, sebuah planet gas panas dengan satu sisi menghadap matahari secara permanen dan sisi lainnya diselimuti malam abadi.

Planet berwajah dua itu bernama WASP-43b, sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Ia jauh lebih panas dari planet raksasa gas mana pun di tata surya kita, karena kedekatannya dengan bintang induknya.

Menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), para peneliti menemukan WASP-43b terkunci pasang surut secara permanen sehingga memanaskan satu sisi permukaannya hingga sekitar 1.260 derajat celsius. Suhu yang cukup untuk melelehkan besi itu terus menguapkan batuan dan mengubahnya menjadi awan.

Perbedaan signifikan suhu antara siang dan malam mendorong angin bertiup sangat kencang, mencapai kecepatan 9.000 km/jam. Sebagai perbandingan, rerata kecepatan peluru dari senjata api genggam adalah 4.500 km/jam. Laporan cuaca luar angkasa planet tersebut telah diterbitkan di jurnal Nature Astronomy pada 30 April 2024.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Bukti Baru: 'Planet Sembilan' Mungkin Menyelinap di Antara Benda Beku yang Ada di Sekitar Neptunus

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

WASP-43b ditemukan pada tahun 2011 dan awalnya dipelajari oleh teleskop luar angkasa Hubble dan Spitzer. Namun, resolusi superior teleskop James Webb yang baru beroperasi dua tahun terakhir telah menangkap detail atmosfernya dengan lebih halus.

Penulis utama penelitian tersebut, Taylor Bell mengatakan, Hubble bisa melihat dengan jelas adanya uap air di siang hari WASP-43b. Hubble dan Spitzer juga memperkirakan mungkin ada awan di malam hari.

“Tetapi kami memerlukan pengukuran yang lebih tepat dari Webb untuk benar-benar mulai memetakan suhu, tutupan awan, angin, dan komposisi atmosfer yang lebih rinci di seluruh planet ini,” kata peneliti di Bay Area Environmental Research Institute, California tersebut.

Untuk mengukur suhu WASP-43b, para peneliti mengukur cahaya dari sistem planet setiap 10 detik selama lebih dari 24 jam dengan menggunakan Instrumen Inframerah Tengah (MIRI) James Webb. “Dengan mengamati seluruh orbit, kami dapat menghitung suhu berbagai sisi planet saat mereka berotasi. Dari situ, kita bisa membuat peta kasar suhu di seluruh planet,” kata Bell. 

Pengukuran inframerah James Webb juga mengungkap komposisi kimia planet tersebut, yang mencakup uap air tetapi tidak memiliki metana. Metana biasanya dihasilkan di planet jenis ini melalui reaksi antara hidrogen dan karbon monoksida. Namun angin kencang di planet WASP-43b kemungkinan membawa metana ke bagian siang hari, di mana ia dihancurkan oleh radiasi dahsyat dari bintang induknya.

Baca Juga: Sinyal Teknologi Alien Bisa Ditemukan di Planet Ekstrasurya Kaya Oksigen

Menindaklanjuti temuan itu, tim lain menggunakan instrumen Near-Infrared Spectrometer (NIRSpec) James Webb untuk memperbaiki peta suhu dan mengukur karbon monoksida di atmosfer planet bermuka dua tersebut. Sumber: Live Science

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -