Fakta Baru: Bahan Penting Penyusun Kehidupan Lebih Mudah Terbentuk di Luar Angkasa
ANTARIKSA -- Asal usul kehidupan di Bumi masih misterius, namun ilmuwan perlahan mengungkap langkah-langkah yang terlibat dan bahan-bahan yang diperlukan. Para ilmuwan percaya bahwa kehidupan muncul dalam sup primordial bahan kimia organik dan biomolekul di awal Bumi, yang pada akhirnya mengarah pada organisme yang sebenarnya.
Sudah lama diduga bahwa beberapa bahan tersebut mungkin dikirim dari luar angkasa. Kini sebuah studi baru yang diterbitkan di Science Advances menunjukkan bahwa sekelompok molekul khusus, yang dikenal sebagai peptida, dapat terbentuk lebih mudah di ruang angkasa dibandingkan dengan yang ditemukan di Bumi. Artinya, mereka bisa saja dibawa ke bumi melalui meteorit atau komet, dan kehidupan mungkin juga bisa terbentuk di tempat lain yang ramah seperti Bumi.
Fungsi kehidupan di dalam sel semua makhluk hidup, khususnya kita didukung oleh molekul besar dan kompleks berbasis karbon (organik) yang disebut protein. Cara membuat berbagai macam protein yang kita butuhkan untuk tetap hidup dikodekan dalam DNA, yang merupakan molekul organik yang besar dan kompleks.
Namun, molekul kompleks ini tersusun dari berbagai molekul kecil dan sederhana seperti asam amino, yang disebut sebagai bahan penyusun kehidupan. Untuk menjelaskan asal mula kehidupan, kita perlu memahami bagaimana dan di mana unsur-unsur penyusun itu terbentuk dan dalam kondisi apa unsur-unsur tersebut secara spontan berkumpul menjadi struktur yang lebih kompleks.
Baca Juga: Ilmuwan Klaim Kehidupan Alien Mungkin Berwarna Ungu, Bukan Hijau Seperti yang Dikira
Terakhir, kita perlu memahami langkah yang memungkinkan mereka menjadi sistem yang terkurung dan dapat mereplikasi diri, sebuah organisme hidup. Dan studi terbaru ini menyoroti bagaimana beberapa bahan penyusun tersebut terbentuk dan berkumpul, dan bagaimana mereka bisa sampai di Bumi.
Langkah Menuju Kehidupan
DNA terdiri dari sekitar 20 asam amino yang berbeda. Seperti huruf alfabet, ini disusun dalam struktur heliks ganda DNA dalam kombinasi berbeda untuk mengenkripsi kode genetik kita.
Peptida juga merupakan kumpulan asam amino dalam struktur seperti rantai. Peptida bisa terdiri dari sedikitnya dua hingga ratusan asam amino.
Penggabungan asam amino menjadi peptida merupakan langkah penting karena peptida menyediakan fungsi seperti mengkatalisis atau meningkatkan, yang merupakan reaksi penting untuk mempertahankan kehidupan. Mereka juga merupakan kandidat molekul yang bisa dirakit lebih lanjut menjadi versi awal membran, sehingga membatasi molekul fungsional dalam struktur mirip sel.
Namun, meski berpotensi berperan penting dalam asal usul kehidupan, peptida tidak mudah terbentuk secara spontan dalam kondisi lingkungan di masa awal Bumi. Faktanya, para ilmuwan di balik penelitian baru sebelumnya telah menunjukkan bahwa kondisi ruang angkasa yang dingin sebenarnya lebih mendukung pembentukan peptida.
Baca Juga: Penelitian Baru: Kehidupan seperti di Bumi Bisa Bertahan di Venus
Dalam awan molekul dan partikel debu dengan kepadatan sangat rendah di bagian ruang angkasa yang disebut medium antarbintang, atom karbon tunggal dapat menempel pada permukaan butiran debu bersama dengan molekul karbon monoksida dan amonia. Mereka kemudian bereaksi membentuk molekul mirip asam amino. Ketika awan tersebut menjadi lebih padat dan partikel debu juga mulai saling menempel, molekul-molekul itu bisa berkumpul menjadi peptida.
Dalam studi baru mereka, para ilmuwan mengamati lingkungan padat berupa piringan berdebu, tempat terbentuknya tata surya baru dengan bintang dan planet. Cakram seperti itu terbentuk ketika awan tiba-tiba runtuh karena gaya gravitasi.
Dalam lingkungan itu, molekul air jauh lebih banyak membentuk es pada permukaan partikel yang menggumpal yang dapat menghambat reaksi pembentukan peptida. Dengan meniru reaksi yang mungkin terjadi di medium antarbintang di laboratorium, penelitian menunjukkan bahwa, meskipun pembentukan peptida sedikit berkurang, hal itu tidak dapat dicegah.
Sebaliknya, saat batu dan debu bergabung membentuk benda yang lebih besar seperti asteroid dan komet, benda tersebut memanas dan memungkinkan terbentuknya cairan. Hal ini meningkatkan pembentukan peptida dalam cairan itu dan terjadi seleksi alami pada reaksi lebih lanjut yang menghasilkan molekul organik yang lebih kompleks. Proses-proses itu terjadi selama pembentukan tata surya kita.
Banyak bahan penyusun kehidupan seperti asam amino, lipid, dan gula dapat terbentuk di lingkungan luar angkasa. Banyak juga yang telah terdeteksi di meteorit.
Karena pembentukan peptida lebih efisien di luar angkasa dibandingkan di Bumi, dan karena peptida dapat terakumulasi di komet, tumbukannya terhadap masa awal Bumi mungkin telah memberikan dampak yang mendorong langkah menuju asal usul kehidupan di planet kita. Jadi apa artinya semua ini bagi peluang ilmuwan menemukan kehidupan asing? Ya, bahan penyusun kehidupan tersedia di seluruh alam semesta.
Baca Juga: 8 Cara Melihat Teori Relativitas Einstein dalam Kehidupan Nyata
Seberapa spesifik kondisi yang diperlukan agar semua bahan itu bisa berkumpul menjadi organisme hidup masih menjadi pertanyaan terbuka, walaupun sudah banyak percobaan dilakukan. Namun, begitu ilmuwan mengetahuinya, kita akan mempunyai gagasan bagus tentang seberapa luas atau tidaknya kehidupan di alam semesta. Sumber: Christian Schroederp/Phys.org