Teleskop Baru Membongkar Misteri Ledakan Bintang Zaman Kerajaan China Kuno, Tahun 77 SM
ANTARIKSA -- Array Teleskop Condor telah mengungkapkan pemandangan menakjubkan dari sebuah nova yang jauh. Array Teleskop Condor adalah teleskop raksasa yang terdiri dari enam teleskop refraktif yang digabungkan oleh komputer. Teleskop ini memungkinkan deteksi dan studi objek-objek yang terlalu redup untuk dilihat dengan satu teleskop biasa.
Salah satu tugas awal yang diberikan kepada Condor adalah memfokuskan diri pada nova kerdil dari Z Camelopardalis. Z Camelopardalis merupakan sistem bintang biner yang terletak sekitar 530 tahun cahaya dari Bumi.
Peneliti dari American Museum of Natural History, Michael M. Shara, memimpin misi ini. Dia mencari tahu apakah nova kerdil ini berkaitan dengan "bintang baru" yang dicatat oleh astronom Kekaisaran China pada tahun 77 SM.
10 Fakta Nebula Kepiting, Sisa-Sisa Supernova Paling Terang di Langit, Setara Bulan Purnama
Selain itu, teleskop baru ini juga menemukan fitur-fitur menarik yang sebelumnya tidak pernah terlihat dari nova kerdil tersebut. Objek ini telah dipelajari secara mendetail sejak pertama kali diamati oleh astronom Henry Park Hollis pada tahun 1904, sehingga penemuan informasi baru tentangnya menjadi sangat menarik.
Nova kerdil merupakan kelas ledakan supernova yang terjadi dengan salah satu dari dua cara yang berbeda. Ada dua cara yang memungkinkan. Pertama, melalui akumulasi materi dari bintang pendamping. Cara kedua dengan cara bintang tiba-tiba menerima sejumlah besar materi dari bintang pendamping.
Pada Januari 2007, gambar Z Camelopardalis yang diambil oleh teleskop 4 meter di Observatorium Nasional Kitt Peak menunjukkan bahwa bintang tersebut dikelilingi oleh cangkang gas parsial yang mungkin terbentuk selama ledakan termonuklir. Untuk menguji gagasan ini, Shara dan timnya memotret Z Camelopardalis dengan Condor pada November 2021 dan membandingkannya dengan gambar tahun 2007.
Hasil pembandingan ini memungkinkan mereka mengukur pertumbuhan cangkang gas dari waktu ke waktu. Tim mengungkap bahwa kecepatan pertumbuhan cangkang tersebut konsisten dengan ledakan yang terjadi sekitar 2.000 tahun yang lalu. Temuan ini mendukung hipotesis bahwa ledakan ini mungkin menjadi "bintang baru" yang tercatat oleh astronom Tiongkok pada tahun 77 SM.
Selain itu, tim Shara terkejut melihat bahwa Condor mampu membedakan dua cangkang gas yang mengelilingi Z Camelopardalis. Yang pertama lebih kecil dan lebih terang. Cangkang kedua lebih besar tetapi lebih redup. Keduanya terlalu samar untuk dilihat dengan teleskop konvensional.
Hasil penelitian dari Teleskop Array Condor ini telah dipublikasikan dalam serangkaian empat makalah dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.