Sains

Bintang Raksasa Merah, Betelgeuse Diduga Memanipulasi Kecepatannya

Cuplikan simulasi Betelgeuse menunjukkan konveksi mendominasi permukaannya (kanan). Bercak biru menunjukkan wilayah menjauh dari Bumi, dan merah yang bergerak menuju Bumi. Gambar: MPA/Ma, Jing-Ze dkk


ANTARIKSA -- Pengamatan terhadap Betelgeuse, bintang yang terletak di konstelasi Orion, telah menciptakan misteri tentang raksasa merah tersebut. Ilmuwan berpendapat Betelgeuse berputar jauh lebih cepat daripada kecepatan bintang seukurannya.

Namun, tim dari Max Planck Institute for Astrophysics yang dipimpin seorang mahasiswa PhD Jing-Ze Ma memiliki penjelasan mengapa Betelgeuse tampak berputar begitu cepat. Mereka menduga itu hanyalah ilusi yang diciptakan permukaan bintang yang sangat mendidih. Penelitian tim itu telah dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters pada Februari.

Sebagai informasi, raksasa merah adalah fase pembengkakan bintang dalam proses kematiannya. Setelah membesar, bintang tersebut akan meledak sehingga menyisakan inti padat yang disebut bintang neutron atau katai putih.

Ma dan rekannya berpendapat permukaan bintang yang menggelembung bisa disalahartikan sebagai rotasi, bahkan oleh teleskop paling canggih sekalipun. Kesalahan itu dapat membuat para pengamat percaya Betelgeuse, yang terletak antara 500 hingga 600 tahun cahaya dari Bumi, berputar lebih cepat daripada yang bisa dilakukan bintang seukurannya.

"Hasil kami kembali menyoroti bahwa bintang seperti Betelgeuse memiliki gerakan mendidih yang drastis di permukaan sehingga kita bisa melihat gerakan tersebut beraksi di teleskop," kata Ma kepada Space.com.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Kejadian Baru, Lubang Hitam Mengoyak dan Melahap Sebuah Bintang (Video)

Betelgeuse adalah bintang raksasa merah super terkenal yang yang baru-baru ini menjadi berita utama. Peredupannya membuat para ilmuwan berspekulasi ia akan segera meledak.

"Betelgeuse sangat besar dan dekat sehingga dengan teleskop, kita benar-benar bisa mengamati dan mempelajari permukaannya yang mendidih," kata Selma de Cerpelai, rekan penulis penelitian dan direktur di Max Planck Institute for Astrophysics.

Betelgeuse adalah salah satu bintang paling terang dilihat dari Belahan Bumi Utara. Artinya, ia telah dipelajari dengan baik. Dengan diameter lebih dari 1 miliar kilometer, Betelgeuse 1.000 kali lebih besar dari matahari, dan menjadikannya salah satu bintang terbesar yang diketahui di alam semesta.

Jika matahari dan Betelgeuse ditukar, dan bintang super raksasa merah itu ditempatkan di jantung tata surya, ia akan menelan Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Atmosfernya bisa membentang hingga ke orbit Jupiter. Sedikit informasi: matahri juga akan membesar seperti itu sekitar 5 miliar tahun ke depan, ketiga hidrogen untuk fusi nuklirnya habis.

Baca Juga: Teleskop James Webb Temukan Asal Usul Emas dari Tabrakan Dua Bintang Neutron yang Dahsyat

Bintang masif seperti Betelgeuse diperkirakan memiliki kecepatan rotasi yang relatif tenang. Sebab, ketika bintang mengembang selama fase raksasa merah, kekekalan momentum sudut membuat rotasinya melambat. Sebagai contoh, pemain seluncur es merentangkan tangannya untuk memperlambat putarannya.

Namun, pengamatan terbaru terhadap Betelgeuse, khususnya yang dilakukan dengan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) yang berlokasi di Chili Utara, menunjukkan Betelgeuse berputar dengan kecepatan sekitar 5 kilometer per detik. Itu sekitar delapan kali lebih cepat dari Jet Fighter.

Investigasi yang dilakukan ALMA mengungkapkan separuh Betelgeuse tampak mendekati Bumi, sementara separuh lainnya menjauh. Apa yang disebut 'peta kecepatan radial dipolar' di lapisan luar Betelgeuse itulah yang ditafsirkan para ilmuwan sebagai rotasi cepat.

Penafsiran itu juga bergantung pada anggapan bahwa Betelgeuse sebagai bola yang bulat sempurna. Padahal, para peneliti dalam studi baru menyatakan, Betelgeuse tidak berbentuk bola.

Permukaan bintang raksasa merah itu bergejolak dengan gelembung mendidih. Beberapa gelembung tersebut berukuran sebesar seluruh orbit Bumi mengelilingi Matahari. Sejumlah gelembung itu yang didukung oleh mekanisme perpindahan panas konveksi, dapat naik dan turun dengan kecepatan hingga 30 km per detik.

Baca Juga: Temuan Langka Teleskop Webb, Dua Planet Mengorbit Bangkai Bintang

Untuk menganalisis dengan tepat gambar Betelgeuse yang bergelembung itu, tim peneliti mengembangkan model komputer pasca-pemrosesan baru. Mereka mensimulasikan gambar ALMA sintetis dan membandingkannya dengan simulasi hidrodinamik radiasi 3D dari Betelgeuse yang tidak berputar.

Hal itu mengungkapkan ada sejumlah gelembung mendidih yang muncul di satu sisi Betelgeuse, sementara gelembung lain jatuh di sisi lain sehingga menciptakan peta kecepatan radial dipolar. Menurut tim tersebut, konveksi itu akan kabur dalam pengamatan ALMA sehingga tidak bisa dibedakan dari rotasi cepat.

Dalam 90 persen simulasi, para peneliti menemukan Betelgeuse ditafsirkan berputar dengan kecepatan puluhan ribu mil per jam karena adanya pendidihan skala besar di permukaannya. Namun, jika pemodelan tim itu salah, mungkin ada penjelasan lain. Misalnya, hal itu bisa mengindikasikan bintang itu terlibat dalam kanibalisme bintang di masa lalu.

“Jika Betelgeuse berotasi dengan cepat, maka kami pikir ia pasti berputar setelah memakan bintang kecil pendamping yang mengorbitnya,” kata de Mink.

Jadi, ada dua dugaan kenapa Betelgeuse berputar dengan kecepatan tak biasa. Pertama, sebuah ilusi dan kedua karena melahap bintang lain.

Baca Juga: Peristiwa Super Langka, Bintang Betelgeuse akan Menghilang dari Langit Malam Selama 7 Detik, Ada Apa?

Tim itu akan menggunakan pengamatan lebih lanjut terhadap Betelgeuse untuk memastikan kecepatan rotasinya. Mereka juga ingin memahami lebih lanjut bagaimana permukaan didihnya mempengaruhi pengukuran kecepatan, sehingga model mereka bisa diuji. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -