Sains

Ilmuwan Akhirnya Mengakui Bima Sakti Berbeda dan Sempurna Secara Misterius

Bima Sakti dan lengan spiralnya yang halus. Gambar: Gabriel Perez Diaz, SMM (IAC).

ANTARIKSA -- Bumi bukan saja unik karena satu-satunya yang menampung kehidupan, namun juga berada pada sistem bintang dan galaksi yang sempurna di alam semesta. Galaksi spiral seperti Bima Sakti kita secara misterius sulit ditemukan di halaman belakang kosmik kita.

Baru-baru ini, para ilmuwan menggunakan simulasi superkomputer untuk menemukan alasannya. Hasilnya, pembentukan rumah kosmik kita memang tidak ada duanya yang diketahui hingga saat ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bima Sakti adalah galaksi spiral yang berada dalam gugus galaksi di Bidang Supergalaksi, yaitu lembaran selebar satu miliar tahun cahaya yang juga disebut superkluster. Di atasnya, terhampar lagi gugus galaksi lain yang lebih besar. Namun, galaksi spiral lainnya sangat jarang ditemukan di bidang raksasa tersebut. Yang tersebar hanyalah galaksi elips yang terang.

Melalui studi barunya, para astronom berpendapat hal itu terjadi karena sejarah tabrakan antara galaksi spiral yang menghasilkan berbagai galaksi elips, namun tetap menyisakan galaksi kita sendiri: Bima Sakti yang spiral. Mereka mempublikasikan temuannya di jurnal Nature Astronomy pada 20 November 2023.

Baca Juga: Andromeda, Galaksi Spiral Terbesar Paling Dekat dengan Galaksi Bima Sakti

“Distribusi galaksi di Bidang Supergalaksi sungguh luar biasa. Ini (pembentukan Bima Sakti) jarang terjadi, tetapi bukan anomali (tak bisa dijelaskan) total: simulasi kami mengungkapkan detail mendalam dari pembentukan galaksi, seperti transformasi spiral menjadi elips melalui penggabungan galaksi,” kata Carlos Frenk, profesor fisika di Universitas Durham di Inggris.

Supergalaksi kita adalah formasi berbentuk piringan yang terdiri dari beberapa gugus galaksi masif. Setiap gugus itu berisi ribuan galaksi. Galaksi-galaksi dalam gugus ini terbagi dalam dua kategori besar: galaksi elips yang dipenuhi bintang-bintang purba dan sebuah lubang hitam raksasa supermasif. Kedua, galaksi spiral seperti Bima Sakti kita, dengan lubang hitam supermasif yang lebih kecil di pusatnya dan masih banyak bintang muda terbentuk di sepanjang lengan spiralnya yang halus. 

Namun, sejak penemuan supergalaksi itu oleh astronom Perancis, Gerard de Vaucouleurs pada tahun 1950-an, para ilmuwan menyadari adanya perbedaan yang membingungkan. Gugus tersebut dipenuhi dengan galaksi elips terang, namun galaksi spiral sangat jarang ditemukan. Lalu, dari mana Bima Sakti kita tercinta berasal?

Untuk mempelajari evolusi lingkungan kosmik kita, para peneliti di balik studi baru ini beralih ke simulasi superkomputer yang disebut Simulasi Beyond the Local Universe (SIBELIUS). Dengan memundurkan evolusi galaksi yang diamati 13,8 miliar tahun ke awal terjadinya Big Bang, para peneliti membangun model yang mirip dengan evolusi supergugus galaksi.

Baca Juga: Puluhan Bintang Masif Kepergok Melarikan Diri dari Bima Sakti, Kenapa?

Dalam simulasi mereka, para peneliti melihat bahwa galaksi spiral di gugus padat Bidang Supergalaksi sering kali bertabrakan satu sama lain dalam tabrakan yang dahsyat. Tabrakan itu menghancurkan lengan halus mereka dan menjadikannya galaksi elips. Proses itu juga mendorong lebih banyak materi ke dalam lubang hitam supermasif galaksi yang terkena dampak, sehingga membuat lubang hitam tersebut semakin besar.

Di sisi lain, galaksi spiral yang ditemukan di wilayah yang jauh dari gugus galaksi tersebut sebagian besar tidak terlibat dalam perkelahian antarbintang. Hal itu memungkinkan mereka tetap mempertahankan strukturnya.

Simulasi itu menyimpulkan, kekacauan antar galaksi tidak menghentikan galaksi spiral seperti Bima Sakti berevolusi dalam lingkungan. Namun, hal itu juga menunjukkan bahwa semua galaksi tidak biasa menghindari kerusakan terburuk. Ya, kiamat memang telah dijanjikan. Sumber: Live Science

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -