Lubang Lava Jadi Kunci Keberadaan Manusia di Mars, Cina akan Menjajalnya
ANTARIKSA -- Tabung dan ruang lava dari gunung berapi menarik banyak perhatian sebagai lokasi potensial untuk pangkalan di Bulan dan Mars. Mereka bisa melindungi kehidupan dari radiasi, perubahan suhu, dan bahkan dari meteorit. Banyak ilmuwan berharap bisa mengeksplorasinya.
Gunung berapi hanyalah manifestasi paling nyata dari aktivitas gunung berapi di suatu planet. Kenyataannya, sebagian besar penyebab gunung berapi terjadi jauh di bawah tanah. Hal itu juga berlaku di Bumi dan Mars.
Gunung berapi terjadi ketika magma, abu, dan gas meletus dari ruang magma di bawah permukaan planet (atau bulan, dalam kasus Io di Jupiter). Bagai kehidupan, gunung berapi tidak bisa diabaikan, yang menjulang jauh di atas permukaan tanah dan memuntahkan abu tinggi ke atmosfer. Namun yang tersembunyi dari gunung berapi adalah apa yang terjadi di bawah tanah.
Aktivitas vulkanik bisa menggerakkan sejumlah besar batuan cair, mendorong dan membentuk jaringan tabung dan ruang lava yang saling berhubungan. Lava bisa mengalir keluar, meninggalkan gua atau lubang seperti tabung yang kosong.
Baca Juga: Curiosity NASA Temukan Senyawa Organik di Mars, Tanda Kehidupan?
Terkadang atapnya runtuh, membentuk apa yang disebut jendela atap. Ada banyak lubang seperti itu di Bulan, dan mereka menarik perhatian semua ilmuwan. Jendela atap bisa memberikan akses mudah ke tempat yang menjadi perlindungan bawah tanah, dalam beberapa kasus.
Mars juga memiliki lubang seperti itu, dan NASA Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) telah mengambil gambarnya dengan kamera HiRISE-nya. Letaknya di Wilayah Hephaestus Fossae di Utopia Planitia di Mars.
Hephaestus Fossae adalah sistem saluran dan palung yang terhubung dengan pusat gunung berapi Elysium di dekatnya. Kemungkinan, gunung berapi itu terbentuk dari lelehan air akibat tumbukan di dekatnya. Memang, masih banyak ketidakpastian.
Tabung atau lubang lava bisa menjadi solusi terhadap salah satu kendala yang dihadapi manusia untuk eksplorasi langsung di Mars. Radiasi permukaan Mars rata-rata 40 hingga 50 kali lebih kuat dibandingkan di Bumi. Mars juga mengalami perubahan suhu yang liar dari 20 hingga -152 celsius.
Namun batuan tebal di atap dan dinding lubang bisa memberikan perlindungan darinya. Habitat dengan suhu terkendali yang dilindungi oleh bebatuan tersebut diharapkan bisa melindungi astronot dan peralatan eksplorasi dari serangan berbagai kondisi ekstrem itu.
Baca Juga: Tak Kalah dengan Bumi, Sejumlah Lokasi Wisata di Mars Bisa Membuatmu Melayang
Ada berbagai macam ide bagaimana mengeksplorasi jenis fitur tersebut. Cina menjadi negara pertama yang akan menjajalnya. Saat ini, Cina sedang mengembangkan rencana mengeksplorasi lubang lava bulan, dan bahkan ingin membangun pangkalan di dalamnya. Jadi, saat manusia sampai di Mars suatu hari nanti, kita sudah lebih siap untuk menggunakan tabung atau lubang lava tersebut.
Di Mana NASA?
Saat ini, eksplorasi Mars masih terfokus pada satu pertanyaan besar: Apakah Mars pernah mendukung kehidupan? Jadi, semua misi tertuju ke tempat-tempat yang diduga menyimpan bukti kehidupan. Utamanya, sedimen yang dapat mengawetkan bukti yang diharapkan.
Dua robot penjelajah NASA, Curiosity berada di Kawah Gale dan Perseverance di Kawah Jezero. Kemudian, penjelajah Rosalind Franklin milik ESA yang masih dibangun akan mendarat di Oxia Planum.
Baca Juga: ESA akan Kirim Rosalind Franklin ke Permukaan Mars
Tak satu pun dari misi itu ditujukan untuk menjelajahi lubang lava. Namun suatu hari nanti, manusia akan menjelajahinya, dan yang di Hephaestus Fossae ini bisa menjadi awal yang baik. Itu bisa menjadi rumah kedua yang stabil. Sumber: Universe Today