Halla, Planet Sakti yang Bertahan Usai Ditelan oleh Bintangnya
ANTARIKSA -- Jika bukan karena mukjizat, belum ada yang bisa memastikan bagaimana planet zombie bernama Halla bisa lolos dari kehancuran mengerikan. Planet ekstrasurya seukuran Jupiter itu seharusnya tidak ada setelah bintang induknya, Baekdu mengalami proses kematian yang tiba-tiba dan hebat.
Raksasa gas 8 Ursae Minoris b alias Halla adalah planet 'Hot Jupiter' yang terletak 520 tahun cahaya dari Bumi. Dunia yang sangat besar itu tampaknya baru menghadapi kehancuran setelah bintang Baekdu membengkak hingga ribuan kali ukuran aslinya.
Pembengkakan membuat Baekdu melahap planet manapun di orbitnya.
Namun, secara misterius dan ajaib, Halla selamat. Para astronom telah mempublikasikan temuan mereka di jurnal Nature pada 28 Juni 2023.
“Kematian sebuah bintang biasanya menimbulkan bencana bagi planet-planet yang mengorbit. Ketika kami menyadari bahwa Halla berhasil bertahan hidup di sekitar bintang raksasa tersebut, itu benar-benar kejutan,” kata Daniel Huber, astronom dan peneliti di Institut Astronomi Sydney Australia.
Baca Juga: Teleskop James Webb Menyaksikan Tabrakan Dahsyat antara Bintang Neutron
Bintang akan mati ketika bahan dasar fusi nuklirnya habis. Ketika Baekdu kehabisan pasokan bahan bakar hidrogennya, bintang tersebut mengembang sangat besar, hingga 1,5 kali lipat jarak orbit Halla. Artinya, bengkakan tubuh bintang itu telah menyentuh Halla.
Para peneliti mengatakan, Halla seharusnya telah terbakar dan ditelan sepenuhnya, sebelum Baekdu yang sekarat menyusut kembali ke ukurannya saat ini, raksasa merah. Namun, hal itu tampaknya tidak terjadi.
Halla pertama kali ditemukan oleh astronom Korea pada 2015, menggunakan metode kecepatan radial. Sejak ditemukan, Halla sudah menjadi misteri ilahi; mengorbit bintang Baekdu yang telah berubah menjadi raksasa merah.
Hampir sepanjang hidupnya, bintang terbakar dengan menggabungkan atom hidrogen menjadi helium. Namun begitu bahan bakar hidrogennya habis, mereka mulai melakukan fusi helium, yang menyebabkan peningkatan besar dalam keluaran energi.
Baca Juga: Waduh, 20 Tahun Lagi Manusia tak Bisa Melihat Bintang?
Hal itu menyebabkan mereka membengkak hingga ratusan, bahkan ribuan kali lipat dari ukuran aslinya. Ketika bintang-bintang membesar, mereka melahap semua planet bagian dalamnya, lalu berubah menjadi bintang-bintang besar yang disebut raksasa merah.
Untuk memastikan Halla adalah salah satu planet asli Baekdu dan bukan penyelundup kosmik, para peneliti mengobservasinya menggunakan Observatorium Keck dan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii pada tahun 2021 dan 2022. Dikonfirmasi, orbit Halla hampir berbentuk lingkaran selama 93 hari, dan itu stabil.
Namun, para astronom masih bingung, karena hampir mustahil Halla bertahan jika pernah disentuh oleh bintangnya. Apalagi, jarak Halla dengan Baekdu saat ini hanya sentengah dari jarak Bumi dengan Matahari.
MatahariBaca Juga: Setelah Matahari Mati, Ilmuwan Temukan Kemungkinan Adanya Kehidupan
“Kami hanya berpikir Halla tidak bisa bertahan jika ditelan oleh bintang raksasa merah yang sedang berkembang,” kata Huber.
Namun, para peneliti tak mau menyerah. Mereka mempersempit kemungkinan kejadian itu menjadi dua skenario.
Pertama, Halla lahir setelah Baekdu bertransformasi menjadi raksasa merah. Kedua, Baekdu pernah menjadi salah satu dari dua bintang dalam sistem biner. Ada kemungkinan bintang biner yang menyatu bisa mencegah mereka berkembang cukup besar untuk melahap semua planetnya.
“Jika sistem Baekdu awalnya terdiri dari dua bintang, penggabungan keduanya dapat mencegah salah satu dari mereka berkembang cukup besar untuk menelan planet ini,” kata Tim Bedding, profesor astronomi di Universitas Sydney. Tetap saja asumsi tersebut meninggalkan beragam pertanyaan lain. Sumber: Live Science