Berapa Jarak Bulan dari Bumi?
ANTARIKSA -- Bulan adalah objek paling terang di langit malam kita, seakan benda itu begitu dekat dengan kita. Namun, masih banyak kita yang belum mengetahui, seberapa jauh bulan dari tempat kita menatapnya.
Sudah menjadi pengetahuan umum, jarak bulan dari Bumi memengaruhi kekuatan pasang surut laut dan munculnya gerhana matahari di langit kita. Ini berkaitan dengan gaya gravitasi bulan dan posisi bulan maupun matahari yang berada pada garis sejajar dengan Bumi.
Menurut NASA, jarak rata-rata antara planet biru dan satu-satunya satelit alaminya adalah sekitar 238.855 mil atau 384.400 kilometer. Masalahnya, bulan tidak mengorbit Bumi dalam lingkaran sempurna sehingga ada tempat-tempat di sepanjang perjalanannya yang jaraknya lebih dekat atau lebih jauh dari planet kita daripada jarak rata-rata tersebut.
Perigee dan Apogee
Jarak terpendek antara bulan dan Bumi disebut Perigee. Saat bulan mencapai pendekatan terpendeknya ke Bumi ini, jaraknya sekitar 226.000 mil atau 363.300 km.
Jika perigee bertepatan dengan fase bulan purnama, ini umumnya disebut supermoon. Istilah ini bukan istilah ilmiah, tetapi digunakan oleh komunitas pengamat langit saat bulan purnama muncul dalam jarak 90 persen dari perigee.
Supermoon tampak kira-kira 17 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari fase bulan paling redup dalam setahun. Karena gravitasi bulan memberikan gaya tarik di lautan Bumi untuk menghasilkan pasang surut, jarak bulan yang lebih dekat ke Bumi di sekitar perigee juga dapat memicu pasang surut yang lebih tinggi dari biasanya.
Sementara, jarak terjauh antara bulan dan Bumi disebut Apogee. Saat bulan berada pada fase apogee, jaraknya sekitar 251.000 mil atau 405.500 km dari planet kita. Salah satu visual alami yang paling jelas untuk apogee adalah ring of fire gerhana matahari.
Kualitas gerhana matahari yang sempurna selalu berkaitan dengan keberadaannya saat itu. Selama 600 juta tahun ke depan, kedekatan bulan dengan Bumi akan menjadi sekitar 400 kali lebih besar dari jarak matahari ke Bumi. Karena diameter Matahari juga kira-kira 400 kali lebih besar dari diameter bulan, piringan kedua objek cenderung hampir sama sempurna selama gerhana matahari. Ini menghasilkan momen totalitas ketika hanya korona (semburan angin) matahari yang mengintip dari balik bulan.
Tetapi, jika fase bulan yang menghasilkan gerhana matahari bertepatan dengan apogee, jarak bulan yang lebih jauh dari Bumi membuat cakram bulan tampak jauh lebih kecil di langit. Meski masih spektakuler, bulan tidak sepenuhnya menghalangi matahari sehingga meninggalkan cincin piringan matahari yang terlihat oleh penduduk Bumi. Baca: Indonesia akan Menghadapi 90 Kali Gerhana Matahari.
Bulan terus jauh
Bulan dulunya lebih dekat dengan Bumi. Selama masa pembentukan tata surya, Bumi yang masih sebagai protoplanet (planet setengah jadi), bertabrakan dengan objek hipotesis seukuran Mars yang sesebut Theia. Materi yang terhempas dari tabrakan kolosal itu pada akhirnya menyatu dan membentuk bulan kita.
Sejak saat itu, bulan pelan-pelan menjauh dari Bumi. Jarak antara Bumi dan bulan bertambah seiring berjalannya waktu. Saat ini, bulan menjauh dari planet kita dengan kecepatan kira-kira 1,5 inci (3,8 cm) per tahun. Sumber: Space.com
Baca: