Simpan Roket Rusia, ULA: Sanksi Biden tidak Mengganggu Operasi Atlas 5

ANTARIKSA — Mesin roket Rusia yang dibutuhkan United Launch Alliance (ULA) untuk menyelesaikan peluncuran Atlas 5 masih disimpan di Amerika Serikat. ULA mengatakan, pengoperasian roket itu tidak akan terpengaruh oleh sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia oleh pemerintahan Biden sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
“Saat kami mengelola transisi ke sistem peluncuran Vulcan, semua mesin RD-180 (dari Rusia) yang diperlukan untuk menjalankan fly-out Atlas 5 disimpan dengan aman di pabrik kami di Decatur, Alabama,” kata Juru Bicara ULA, Jessica Rye dalam sebuah pernyataan, Jumat, 25 Februari 2022.
Mesin roket RD-180 buatan Rusia menggerakkan tahap pertama kendaraan peluncuran Atlas 5. Setelah invasi Rusia ke Krimea tahun 2014, Kongres mengarahkan Pentagon untuk berhenti menggunakan kendaraan peluncur yang ditenagai oleh mesin Rusia. Kongres hanya mengizinkan Departemen Pertahanan memberikan kontrak untuk peluncuran Atlas 5 hingga tahun 2022.
ULA yang merupakan perusahaan jasa pembuatan dan operator peluncuran roket sedang bertransisi ke Vulcan Centaur. Itu adalah kendaraan peluncuran baru yang akan menggunakan mesin Blue Origin BE-4 buatan Amerika Serikat. Namun, mereka masih memiliki kontrak untuk meluncurkan sekitar 25 misi lagi untuk pelanggan dari pemerintah dan komersial dalam program Atlas 5 antara 2022 hingga 2025. Baca: Biden: Sanksi akan Menciutkan Program Antariksa Rusia.
Masih belum jelas apakah sanksi terbaru yang diumumkan oleh pemerintahan Biden akan membatasi ULA untuk membeli suku cadang atau mendapatkan layanan dukungan teknis dari pabrikan RD-180, NPO Energomash. “Kami memiliki perjanjian untuk dukungan teknis dan suku cadang, tetapi jika dukungan itu tidak tersedia, kami masih dapat dengan aman dan berhasil menerbangkan program Atlas,” kata Rye.
ULA pada 15 Februari mengumumkan kesepakatan dengan Milling Precision di Wichita, Kansas, untuk memasok komponen roket Atlas 5. “Kami akan terus memupuk hubungan pemasok baru untuk memastikan kami dengan aman dan berhasil menerbangkan program ini,” kata Rye.
Presiden AS, Joe Biden pada Kamis, 24 Februari mengatakan, sanksi negaranya terhadap Rusia akan mencakup program luar angkasa. Hal itu ditegaskan Biden setelah invasi Rusia ke Ukraina.
“Kami akan memotong lebih dari setengah impor teknologi tinggi (dari) Rusia, dan itu akan memukul kemampuan mereka untuk terus memodernisasi militer mereka. Ini akan menurunkan industri kedirgantaraan mereka, termasuk program luar angkasa mereka,” kata Biden dalam pidato di Gedung Putih tersebut.
Sumber: SpaceNews
Baca juga:
- Ancam Balik Biden, Rusia: Mau ISS Jatuh di Amerika?
- Transisi NASA dari ISS ke Stasiun Komersial Membuat ESA Merana
