Rekor Spetakuler! Teleskop James Webb Temukan Galaksi Paling Awal di Alam Semesta
ANTARIKSA -- James Webb Space Telescope (JWST) mencetak rekor spektakuler. Teleskop canggih ini diklaim telah berhasil mengintip galaksi-galaksi paling awal dalam sejarah alam semesta.
Penemuan ini menandai tonggak baru dalam eksplorasi luar angkasa. Teleskop James Webb berhasil menemukan cahaya yang berasal dari 13,6 miliar tahun lalu.
Cahaya dari 13,6 Miliar Tahun Lalu
Teleskop James Webb menemukan ima kandidat galaksi terjauh. Galaksi yang ditemukan berada begitu jauh sehingga cahaya yang mencapai kita telah melakukan perjalanan selama 13,6 miliar tahun.
Salah satu galaksi tersebut tampak seperti saat alam semesta baru berusia 200 juta tahun setelah Big Bang. Meski begitu, jarak sebenarnya dari galaksi-galaksi ini (akibat perluasan alam semesta) ini diperkirakan sekitar 34 miliar tahun cahaya dari Bumi. Namun, hasil ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut.
Proyek GLIMPSE
Penemuan galaksi terjauh ini merupakan bagian dari proyek Galactic Legacy Infrared Midplane Survey Extraordinaire (GLIMPSE) JWST. Proyek ini sebelumnya juga mencatatkan rekor dengan menemukan galaksi JADES-GS-z14-0 yang berasal dari 280 juta tahun setelah Big Bang.
Kelima galaksi baru ini diyakini memiliki redshift (z) antara 16 hingga 18, melampaui batas yang sebelumnya tak terbayangkan.
Apa itu redshift? Redshift sebesar z = 1 menunjukkan cahaya yang telah melakukan perjalanan selama 7,7 miliar tahun. Akibat perluasan alam semesta, kini berada pada jarak 10,1 miliar tahun cahaya dari kita.
Sementara itu, redshift sebesar z = 10 mengacu pada objek yang berjarak sekitar 26,6 miliar tahun cahaya dari Bumi, dengan cahaya yang telah menempuh perjalanan selama 13,2 miliar tahun.
Intinya, cahaya yang ditemukan dari kandidat 5 galaksi terjauh ini ini jaraknya sangat jauh dari Bumi. Hakim Atek, peneliti dari Paris Institute of Astrophysics, menjelaskan bahwa penemuan ini membawa kita mendekati generasi pertama galaksi.
"Dengan waktu yang sangat terbatas, hanya sekitar 150 juta tahun, pembentukan galaksi menjadi tantangan besar bagi model evolusi alam semesta kita," ungkapnya.
Fenomena Redshift dan Lensa Gravitasi
Galaksi-galaksi ini digolongkan sebagai "galaksi redshift tinggi,". Artinya, cahaya dari galaksi ini mengalami pergeseran panjang gelombang akibat perluasan alam semesta.
Dalam proyek GLIMPSE, efek lensa gravitasi dari gugus galaksi Abell S1063, yang berjarak 4 miliar tahun cahaya, memperbesar dan memperjelas galaksi-galaksi tersebut. Teknik ini memanfaatkan prediksi teori relativitas umum Einstein, yang menyatakan bahwa massa besar dapat membelokkan cahaya di sekitarnya.
Memahami Galaksi Awal
Meskipun galaksi ini masih terlalu redup untuk dianalisis lebih detail, penemuan ini menunjukkan pola menarik. Galaksi-galaksi ini mungkin berevolusi menjadi galaksi terang yang diamati JWST saat alam semesta berusia 300–400 juta tahun. Namun, untuk menemukan galaksi yang lebih awal dari ini, dibutuhkan waktu pengamatan lebih lama dan teknologi yang lebih canggih.
Vasily Kokorev, pemimpin tim peneliti, menyebut proyek GLIMPSE telah "mendorong JWST hingga batasnya." Meskipun penemuan galaksi yang lebih tua mungkin sulit, ia optimistis bahwa data dari GLIMPSE akan terus memberikan kejutan ilmiah.
"Ini baru awal dari banyak penemuan luar biasa lainnya," ujarnya, dilansir dari Space.
Kokorev menjelaskan bahwa mendeteksi galaksi yang lebih awal dan lebih redup dapat memerlukan waktu pengamatan hingga 450 jam dengan JWST. Proyek GLIMPSE sendiri hanya menggunakan 150 jam.
"Secara teori, kita masih bisa menemukan galaksi yang lebih awal dan lebih jauh. Namun, galaksi-galaksi ini akan jauh lebih redup dan kecil, membuatnya sangat sulit untuk dideteksi," kata Kokorev.
Penelitian tim ini telah diterbitkan dalam bentuk prapublikasi di ArXiv.