Teknologi

India Sudah di Bulan, BRIN Masih Diingatkan Pentingnya Teknologi Satelit

Ilustrasi satelit di orbit geosynchronous. Gambar: iStock / Getty Images Plus)

ANTARIKSA -- Laju riset dan teknologi di Indonesia tidak begitu mulus, utamanya di sektor luar angkasa. Ketika India mengikuti jejak empat negara lain menapaki permukaan bulan pada September lalu, Indonesia masih berkutat pada pemantauan cuaca lokal dan teleskop berbasis darat.

Karena itu, tidak berlebihan jika Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), I Gede Wenten mengingatkan badan tersebut agar lebih meningkatkan penguasaan teknologi mutakhir, setidaknya terkait pengembangan satelit.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dilansir laman resmi BRIN, Wenten mengatakan, teknologi satelit menjadi salah satu yang menentukan kemajuan suatu negara di masa mendatang. Apabila BRIN tidak bisa menjawab tantangan tersebut, maka Indonesia bisa jauh tertinggal.

"Satelit itu memiliki banyak nilai, seperti dari segi ekonomi hingga ketahanan nasional. Nilai-nilai tersebut sangat mahal bahkan jika dibandingkan dengan harga satelit itu sendiri, " ujar Wenten dalam kunjungan kerja di Kawasan Sains dan Teknologi Ibnoe Soebroto, Rancabungur, Bogor, Rabu, 11 Oktober lalu.

Baca Juga: Keren, BRIN Bangun Konstelasi Satelit Nusantara

Menurut Wenten, untuk dapat meningkatkan penguasaan teknologi satelit, BRIN melalui Pusat Riset Teknologi Satelit perlu melakukan kolaborasi dengan berbagai Kementerian/Lembaga, termasuk Perguruan Tinggi. Seperti yang dilakukan bersama Surya University, kolaborasi itu berhasil menciptakan satelit nano pertama yang dibuat oleh para ilmuwan muda Indonesia.

"Kolaborasi seperti ini perlu diperbanyak," kata guru besar, dosen sekaligus peneliti di Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung itu.

Wenten juga mengingatkan, para periset perlu menjiwai profesinya. Selain memakai otak, bekerja juga perlu dengan hati. Sebab, dari jiwa yang kuat itulah muncul intuisi.

"Kalau penjiwaan kuat, berkarir bertahun-tahun tidak akan merasa lelah. Kalau otak saja pasti capek, kalau pakai hati tidak akan capek. Harus betul-betul dijiwai," tuturnya.

Wenten berharap ke depan ada startup di bidang satelit di Indonesia. Bahkan, ada sekolah khusus teknologi satelit untuk memenuhi kebutuhan pesawat luar angkasa nasional tersebut.

"Tentu kita berharap Indonesia segera memiliki satelit-satelit operasional," dia berharap.

Baca Juga: Obervatorium Nasional Timau Segera Beroperasi, Begini Rencana BRIN

Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR PA) BRIN, Robertus Heru Triharjanto mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya memperluas kolaborasi riset satelit. Salah satunya, dalam waktu dekat OR PA akan menjalin kerja sama dengan Telkom University.

Selain itu, para periset juga sudah melanjutkan studi S2 dan S3 melalui skema degree by research, baik di kampus dalam negeri maupun luar negeri. "Ini salah satu upaya kami dalam meningkatkan kompetensi para periset, mengingat mencari kandidat periset baru tidak mudah," katanya dalam kesempatan yang sama. Sumber: brin.go.id

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -