Politik

Keren, BRIN Bangun Konstelasi Satelit Nusantara

Ilustrasi tentang bagaimana konstelasi internet satelit Starlink SpaceX memancarkan akses broadband dari orbit. Gambar: Mark Garlick/Perpustakaan Foto Sains


ANTARIKSA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini tengah mengembangkan konstelasi satelit digital bernama Nusantara Konstelasi Satelit. Konstelasi ini dianggap penting untuk meningkatkan kapasitas keantariksaan nasional yang telah berkontribusi pada pembangunan sejak tahun 1970-an.

Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Robertus Heru Triharjanto mengungkapkan, program Nusantara Konstelasi Satelit ini terdiri dari 18 satelit dengan misi penginderaan jauh resolusi tinggi, sangat tinggi (optik dan SAR), dan komunikasi IoT.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Kemudian, satu satellite relay untuk menjawab kebutuhan pemantauan ilegal fishing, kriminal di maritim, polusi, pemetaan, perdagangan karbon, dan land subsidence sebelum dan setelah bencana, dan strategis lainnya di Indonesia," kata dia dalam paparan dan diskusi program tersebut, akhir pekan lalu.

Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito mengatakan, BRIN akan menghubungkan pemutus kebijakan, kalangan akademi, dan masyarakat untuk bisa memanfaatkan satelit-satelit yang akan dikembangkan bersama tersebut. Untuk diketahui, regulasi telah mengamanatkan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional BRIN memenuhi kebutuhan data dan layanan satelit secara gratis kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi.

Baca Juga: Obervatorium Nasional Timau Segera Beroperasi, Begini Rencana BRIN

Keberadaan Nusantara Konstelasi Satelit nantinya tidak hanya untuk pembangunan infrastruktur nasional, tetapi juga menjadi peranan penting dalam peningkatan konektivitas, manajemen bencana, pemantauan lingkungan, dan pengembangan ekonomi.

"Kita akan membahas aspek kunci dari perencanaan konstelasi, termasuk tujuan, spesifikasi teknis, potensi aplikasi, dan dampak lebih lanjut yang akan terjadi di Indonesia di masa depan. Kami juga akan mengatasi upaya kolaboratif, termasuk dengan lembaga lain, lembaga penelitian, universitas, dan perusahaan swasta, untuk membantu mewujudkannya," kata Mego.

Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar Pertanahan dan Ruang, Kementerian ATR/BPN, Herjon CM Panggaben mengatakan, kebutuhan data dan layanan resolusi tinggi akan mendukung peta dasar pertanahan. Dengan begitu, pendaftaran tanah di Indonesia akan semakin cepat.

"Pemerintah daerah adalah user terbesar, dan selama ini kita mendapatkan support data dari BRIN. Kami mendukung program ini dan berharap dapat terlaksana segera pada 2025," harapnya. Sumber: BRIN

 

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -