Mengapa Aurora Memiliki Warna yang Beda-Beda?
ANTARIKSA -- Aurora, cahaya yang bekilauan di langit memiliki warna yang bervariasi. Aurora bisa tampak hijau, merah muda, merah tua, biru, ungu, dan bahkan kuning.
Aurora yang juga dikenal sebagai cahaya utara (aurora borealis) atau cahaya selatan (aurora australis), merupakan fenomena alam menakjubkan yang telah memikat manusia selama ribuan tahun.
Dilansir dari Space, pemandangan luar biasa ini terjadi di dekat kutub bumi dan bermanifestasi sebagai pertunjukan cahaya menari yang mempesona. Aurora disebabkan oleh interaksi antara partikel matahari dan atmosfer planet Bumi.
Aurora hadir dalam beragam warna, mulai dari hijau, merah muda, hingga biru dan ungu yang dapat membuat para pengamat langit terpesona dan bingung.Ternyata ada ilmu di balik warna warni yang berbeda ini.
Aurora disebabkan oleh partikel berenergi dari matahari yang menghantam atmosfer bagian atas bumi dengan kecepatan hingga 72 juta kilometer per jam. Medan magnet bumi kemudian mengarahkan partikel tersebut ke arah kutub utara dan selatan.
Partikel bermuatan listrik kemudian memasuki atmosfer bumi, menarik atom dan molekul gas dan menghasilkan aurora. Prosesnya mirip dengan cara kerja lampu neon.
Ketika molekul dan atom "tereksitasi" oleh elektron, molekul atau atom ini harus kembali ke energi aslinya (keadaan dasar). Untuk mbali ke keadaan dasar, molekul itu melepaskan energi tersebut sebagai foton atau cahaya.
Warna lampu neon bergantung pada campuran gas di dalam tabung, seperti halnya warna aurora bergantung pada campuran gas di atmosfer.
Atmosfer bumi mengandung sekitar 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen, 0,93 persen argon, dan 0,04 persen karbon dioksida. Udara kita juga mengandung sejumlah kecil neon, helium, metana, kripton, ozon dan hidrogen, serta uap air. Komposisi atmosfer dan ketinggian tumbukan partikel matahari dengan gas-gas ini memainkan peran penting dalam menentukan warna aurora.
