Pertahanan

Space Force AS Melacak Semua Pesawat dan Satelit yang Dicurigai

Personil di Pusat Pertahanan Luar Angkasa Nasional di Pangkalan Space Force Schreiver menunjukan kesadaran domain ruang angkasa yang berfokus pada ancaman. Gambar: Space Force AS

ANTARIKSA -- Komando Pelatihan dan Kesiapan Luar Angkasa Space Force (STARCOM), yang bertugas mendidik dan melatih personel Angkatan Luar Angkasa AS baru saja menerbitkan dokumen berjudul "Publikasi Doktrin Luar Angkasa 3-100, Kesadaran Domain Luar Angkasa'. Dokumen itu menguraikan apa itu kesadaran domain luar angkasa (SDA) dan bagaimana membangun dan memeliharanya. 

Singkatnya, SDA berarti kemampuan mengidentifikasi, memahami, melacak, dan memelihara semua objek yang mengorbit di sekitar Bumi. Sebagian besar dokumen tersebut menjelaskan perlunya menjaga keamanan dengan memantau dan melacak benda-benda seperti serpihan sampah luar angkasa, satelit komersial, dan pesawat ruang angkasa yang dioperasikan oleh musuh.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tentu saja, musuh yang dimaksudkan dalam dokumen tersebut adalah beberapa negara yang tak ramah Amerika. Space Force dan Pentagon sering menyebut Rusia dan Cina sebagai musuh mereka di antariksa. Baru-baru ini, AS juga dikagetkan dengan mengorbitnya satelit mata-mata Korea Utara.

Dokumen STARCOM menunjukkan, demi keselamatan operasi ruang angkasa, Amerika Serikat perlu mengetahui semua hal tentang semua objek buatan di luar angkasa. Di antaranya, lokasi pesawat ruang angkasa, bagaimana mereka sampai di sana, siapa pemiliknya, potensi kemampuannya, dan lokasi operatornya.

Baca Juga: Satelit Mata-mata Korea Utara Berhasil Mengorbit, Amerika Teriak PBB

Mereka juga menguraikan banyak cara untuk mencapai kemampuan tersebut, termasuk melacak objek-objek di orbit Bumi. Di antaranya, penggunaan sistem radar, sensor inframerah dan optik, pemantauan frekuensi radio, stasiun cuaca ruang orbital, dan informasi dari komunitas intelijen. 

Instrumen yang digunakan Space Force untuk melacak ancaman di luar angkasa. Gambar: Space Force/Space.com

Pada Oktober 2023, Komando Sistem Luar Angkasa Space Force memilih beberapa perusahaan swasta untuk pengembangan teknologi baru.

Awal 2023, United Launch Alliance meluncurkan pesawat ruang angkasa rahasia Silent Barker milik Space Force. Pesawat itu dirancang untuk menjadi 'anjing penjaga' atas semua satelit di orbit geosynchronous. Pada tahun 2022, Pentagon juga membentuk AARO, Kantor Resolusi Anomali Seluruh Domain. Misinya adalah mendeteksi, mengidentifikasi, dan mengatribusikan objek anomali tak dikenal di darat, air, dan udara seperti piring terbang UFO.

Baca Juga: Iran Kembali Meluncurkan Satelit Militer, Space Force AS Langsung Siaga

Sejauh ini, kantor tersebut tidak menemukan bukti yang dapat dipercaya bahwa objek-objek anomali tersebut berasal dari luar bumi. Namun, Space Force mengakui masih banyak kebutuhan untuk operasi luar angkasa. “Kemampuan domain ruang angkasa untuk kesadaran ruang angkasa masih tertinggal,” kata Kepala Operasi Luar Angkasa Space Force, Jenderal B Chance Saltzman pada April 2023, lalu. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -