Iran Kembali Meluncurkan Satelit Militer, Space Force AS Langsung Siaga
ANTARIKSA -- Iran baru saja mengirimkan satelit militer ketiganya ke orbit. Menurut media setempat, Garda Revolusi Iran meluncurkan satelit Noor 3 di atas roket Qased tiga tahap pada Rabu, 27 September 2023.
Laporan tersebut langsung dikonfirmasi oleh Angkatan Luar Angkasa AS (Space Force). Mereka mengkatalogkan dua objek, yaitu satelit dan bagian atas roket. Keduanya berada di orbit pada ketinggian 450 kilometer di atas permukaan bumi.
Menurut Reuters, Noor 3 adalah satelit pencitraan. Dua pendahulunya, Noor 1 dan Noor 2, diluncurkan pada April 2020 dan Maret 2022, juga menggunakan roket Qasem.
Noor 1 jatuh kembali ke Bumi pada April 2022, tetapi Noor 2 tetap beroperasi. Diduga Noor 2 akan bekerja sama dengan Noor 3 ketika satelit itu mulai aktif.
Baca Juga: Kepala Space Force AS: Ruang Angkasa Kini Diperebutkan Militer Dunia
“Yang perlu diperhatikan adalah Noor 3 diluncurkan ke ketinggian Noor 2, bukan ketinggian aslinya (sekitar 500 km). Kedua satelit tersebut berada pada bidang orbit yang kira-kira sama, menunjukkan bahwa mereka mungkin bekerja sama,” tulis astrofisikawan dan pelacak satelit Jonathan McDowell di X pada Rabu.
Sebenarnya, tidak ada yang aneh dengan orbit Noor 3. Sebab, Menteri Komunikasi Iran, Issa Zarepour pada Rabu juga melaporkan bahwa Noor 3 berhasil mengorbit pada ketinggian 450 km.
Iran juga telah menyatakan bahwa peluncuran satelitnya hanya untuk tujuan damai. Namun, Amerika Serikat dan sekutunya tetap curiga dan mengawasi aktivitas peluncuran Iran itu dengan waspada.
AS beralasan, roket yang membawa satelit adalah mesin sejenis dengan rudal yang dapat mengirimkan senjata, termasuk hulu ledak nuklir dari jarak jauh.
Baca Juga: Pentagon Paparkan Rencana Baru Melawan China, Perburuan Luar Angkasa
Belum diketahui apakah Iran memiliki senjata nuklir atau tidak. Namun menurut PBB, Iran memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk membuat sejumlah bom atom.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran sejak revolusi tahun 1979. Pemerintahan Biden juga telah memberlakukan babak baru sanksi pada Iran awal bulan ini.
"(Sanksi) Menargetkan banyak orang dan entitas di Iran, Rusia, Tiongkok, dan Turki sehubungan dengan pengembangan pesawat tak berawak dan pesawat militer Teheran,” tulis Reuters.