Pertahanan

Panik Kabar Senjata Nuklir Luar Angkasa Rusia, Parlemen AS Desak Biden segera Bertindak

Roket Soyuz meluncurkan satelit militer Kosmos 2575 dari Kosmodrom Plesetsk pada 9 Februari 2024. AS khawatir Rusia kembangkan senjata nuklir. Gambar: Roscosmos

ANTARIKSA -- Rusia dilaporkan sedang mengembangkan senjata nuklir berbasis ruang angkasa yang dirancang untuk menonaktifkan atau menghancurkan satelit. Kongres Amerika Serikat (AS) dan sekutu Amerika di Eropa diberitahu tentang rencana Rusia mengembangkan kemampuan anti-satelit itu pada Rabu, 14 Februari 2024.

Tidak jelas senjata apa sebenarnya yang direncanakan tersebut. Apakah itu melibatkan bahan peledak nuklir di luar angkasa atau teknologi anti-satelit lain yang ditenagai reaktor nuklir berbasis ruang angkasa. Namun, propaganda intelijen AS akhir-akhir ini terus menyasar Rusia dan Cina.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut laporan intelijen yang disampaikan kepada Kongres, saat ini militer AS tidak memiliki kemampuan untuk melawan senjata semacam itu dan mempertahankan satelitnya. Laporan di New York Times menyatakan, para pejabat pemerintah AS tidak percaya senjata semacam itu akan diluncurkan dalam waktu dekat. Namun, mereka ingin memastikan ada jangka waktu terbatas untuk menghentikan peluncuran dan penyebaran senjata tersebut.

Saat ini, senjata nuklir orbital dilarang karena Perjanjian Luar Angkasa tahun 1967. Walau begitu, AS akhir-akhir ini mengkhawatirkan Rusia mundur dari perjanjian tersebut untuk melanjutkan militerisasi ruang angkasa.

Baca Juga: Bocoran Dokumen Pentagon: Senjata Luar Angkasa China Mengancam Amerika

Kekhawatiran atas pengembangan senjata Rusia tersebut menyebar dengan cepat pada Rabu, 14 Februari, setelah Ketua Komite Intelijen Parlemen AS, Mike Turner mengeluarkan pernyataan publik. Turner meminta Presiden AS Joe Biden segera mendeklasifikasi semua informasi yang berkaitan dengan ancaman tersebut agar pemerintah AS dan sekutunya bisa secara terbuka mendiskusikan tindakan yang diperlukan untuk merespons.

Anggota Kongres lainnya menanggapi permintaan Turner dengan meremehkan ancaman dari laporan soal senjata nuklir luar angkasa Rusia. “Produk intelijen rahasia yang diminta oleh Komite Intelijen Parlemen yang menjadi perhatian para Anggota tadi malam adalah produk yang signifikan, namun tidak menimbulkan kepanikan,” kata Anggota Parlemen, Jim Himes.

Menurut dia, diskusi soal senjata nuklir Rusia itu memang perlu. Namun, tidak bisa dilakukan di depan umum.

Baca Juga: Pentagon Paparkan Rencana Baru Melawan China, Perburuan Luar Angkasa

Ketua Parlemen AS, Mike Johnson mengeluarkan pernyataan terpisah yang meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh permintaan Turner. “Saya melihat pernyataan Ketua Turner mengenai masalah ini dan saya ingin meyakinkan rakyat Amerika bahwa tidak perlu ada kekhawatiran publik,” kata Johnson.

Tidak jelas mengapa informasi intelijen khusus itu disorot saat ini. Tetapi ada beberapa spekulasi bahwa hal itu mungkin terkait dengan peluncuran satelit rahasia Rusia yang dikenal sebagai Cosmos 2575 pada 9 Februari 2024.

Pada hari yang sama ketika komentar Turner menjadi viral, Angkatan Luar Angkasa AS meluncurkan enam satelit yang dirancang untuk mendeteksi dan melacak peluncuran rudal. Bisa jadi, mereka telah melihat sesuatu yang janggal di luar angkasa; teror nyata.

Bahaya Nuklir di Luar Angkasa

Ledakan nuklir di luar angkasa dapat menimbulkan dampak langsung dan jangka panjang terhadap orbit bumi. Menurut penelitian Center for Strategic & International Studies (CSIS) tahun 2023, ledakan nuklir akan menimbulkan berbagai dampak yang merusak; gelombang radiasi berenergi tinggi seperti panas, sinar-x, dan radiasi lainnya bisa merusak satelit terdekat dan membutakan sensornya.

Dampak ledakan juga bertahan lebih lama karena sabuk radiasi alami yang mengelilingi Bumi bisa memerangkap radiasi yang dilepaskan ledakan nuklir. Hal itu menghasilkan sabuk radiasi yang bertahan lebih lama sehingga berakibat buruk untuk satelit yang mengorbit atau yang diluncurkan setelahnya.

Fenomena seperti itu pernah diamati setelah Amerika Serikat meledakkan hulu ledak nuklir di ketinggian pada tahun 1962. Uji coba nuklir Starfish Prime itu dilakukan oleh Komisi Energi Atom AS, sekarang Departemen Energi. 

Pengujian tersebut menunjukkan perangkat berkekuatan 1,4 Megaton diledakkan 400 km di atas Samudera Pasifik dekat Hawaii. Uni Soviet juga meledakkan tiga perangkat nuklir di ketinggian pada tahun yang sama.

Masih menurut laporan intelijen AS,
senjata nuklir bukan satu-satunya kemampuan anti-satelit yang diupayakan Rusia dan negara lain. Rusia telah menggunakan laser berbasis darat yang bisa membutakan satelit, dan telah menguji rudal anti-satelit orbit Bumi.

Baca Juga: Pasukan Antariksa AS Parno Melihat Kemampuan Rusia

Dalam beberapa bulan terakhir, propaganda militer AS menyatakan Rusia dan Cina sedang berupaya mengubah ruang angkasa menjadi domain perang. "Mereka menyebarkan kemampuan yang dapat menargetkan GPS dan sistem berbasis ruang angkasa penting lainnya,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS, Kathleen Hicks beberapa waktu lalu. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -