Teknologi

Kepler, Teleskop Pencari Planet-Planet di Luar Tata Surya, Ribuan Telah Ditemukan!

Planet di luar tata surya (ilustrasi) foto: Wikipedia
Planet di luar tata surya (ilustrasi) foto: Wikipedia

ANTARIKSA -- Badan Antariksa Amerika (NASA) memiliki berbagai jenis teleskop. Teleskop-teleskop tersebut dibuat dengan tujuan yang berbeda-beda. Di antara teleskop yang dimiliki NASA adalah Kepler.

Teleskop Luar Angkasa Kepler NASA adalah observatorium di luar angkasa yang didedikasikan untuk menemukan planet di luar tata surya. Fokusnya khusus untuk menemukan planet yang mungkin menyerupai Bumi.

Dilansir dari Space, observatorium tersebut beroperasi kurang dari sembilan tahun. Kepler diluncurkan pada Maret 2009 dan nonaktifan pada 15 November 2018.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sejak Kepler diluncurkan, para astronom telah menemukan ribuan planet ekstrasurya, atau eksoplanet hanya melalui teleskop ini. Kebanyakan dari planet-planet itu adalah planet yang berukuran antara Bumi dan Neptunus (yaitu empat kali ukuran Bumi).

Banyak dari planet-planet ini ditemukan di wilayah konstelasi Cygnus. Cygnus memang lokasi Kepler selama empat tahun pertama misinya.

Hingga November 2020, Kepler telah dipercaya menemukan 2.392 eksoplanet, dan 2.368 kandidat planet menunggu konfirmasi.

Misi Kepler terus berlanjut jauh melampaui tanggal akhir yang dijadwalkan. Kepler sempat mengalami masalah mekanis pada tahun 2013 sehingga memaksa manajer misi untuk membuat misi "K2" yang dimodifikasi.

Kepler menggunakan tekanan sinar matahari untuk menstabilkan observatoriumnya, mengalihkan pandangannya ke titik langit yang berbeda.

Bagaimana misi Kepler dimulai?

Kepler adalah gagasan dari ilmuwan NASA William J. Borucki. Dia telah mengerjakan instrumen sains untuk program Apollo.

Sejak tahun 1983, Borucki mulai mengadvokasi NASA untuk misi yang akan mencari exoplanet dengan mengamati transit. Transit adalah peristiwa di mana sebuah planet lewat di depan bintangnya seperti yang terlihat dari sudut pandang Bumi.

Konsep Borucki sempat ditolak oleh NASA empat kali. Borucki terus berupaya meyakinkan bahwa misi tersebut layak secara teknologi dan finansial. NASA akhirnya menyetujui misi tersebut pada tahun 2001.

Kepler adalah bagian dari program Penemuan NASA, yang mendanai pesawat ruang angkasa berbiaya rendah untuk eksplorasi tata surya. Kepler dipilih bersamaan dengan Dawn, pesawat ruang angkasa yang mengunjungi planet kerdil Vesta dan Ceres.

Dalam sebuah kuliah di Carl Sagan Institute di Cornell University, Borucki menjelaskan Kepler mengamati lebih dari 170.000 bintang secara bersamaan. Kepler mencari planet yang melintasi bintangnya dan menghalangi sebagian cahaya.

Dengan menghalangi cahaya tersebut kita dapat mengetahui seberapa besar planet dibandingkan dengan bintangnya. Jika pengamatan dilakukan secara berulang ilmuwan dapat mengetahui periode orbitnya.

"Dari hukum ketiga Kepler kita dapat menyimpulkan seberapa jauh jarak planet dari bintang. Dan dengan melihat sifat-sifat bintang kita dapat mengetahui seberapa panas planet itu," ucap dia.

Berita Terkait

Image

Fenomena Luar Biasa! Hujan Meteor Buatan Akibat Tabrakan Roket NASA, Kapan Muncul?

Image

Produsen Jam Tangan Astronot Rilis Seri Terbaru, Begini Sejarah, Spesifikasi, dan Harganya