Politik

UoS UEA Pilih Bergabung dengan Cina dan Rusia di Bulan

Render yang menggambarkan infrastruktur ILRS China-Rusia di bulan. Universitas UEA baru saja bergabung dengan proyek tersebut. Gambar: CNSA/Roscosmos

ANTARIKSA -- Cina telah menambahkan Universitas Uni Emirat Arab (UEA) ke dalam daftar mitranya untuk program pangkalan di bulan. Program itu bersaing ketat dengan Amerika Serikat (AS) melalui program Artemis NASA.

Nota Kesepahaman antara Deep Space Exploration Laboratory (DSEL) Cina dan Universitas Sharjah (UoS) UEA, tentang kerja sama di Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) ditandatangani pada 14 November 2023. DSEL beroperasi di bawah Badan Antariksa Nasional China (CNSA).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Direktur Pusat Kerjasama Internasional DSEL Wang Zhongmin bisa dan Rektor UoS Hamid Majoul Al Nuaimi mewakili masing-masing pihak pada upacara penandatanganan MoU. Upacara tersebut berlangsung sebelum dimulainya Konferensi Uni Arab untuk Astronomi dan Sains Luar Angkasa ke-14 di UoS.

Sharjah 24 melaporkan, perjanjian antara kedua pihak berfokus pada kolaborasi dan menyediakan platform internasional untuk penerapan, pengoperasian, dan pemanfaatan ILRS. Kerja sama tersebut akan mencakup pertukaran eksperimen ilmiah dan teknologi, pertukaran dan analisis data, pengajaran dan pelatihan, serta pengembangan kemampuan eksplorasi ruang angkasa.

Baca Juga: China Vs AS di Bulan, Pakistan Resmi Bergabung dengan ILRS China

UoS baru didirikan pada tahun 2015. Akademi Astronomi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Luar Angkasa (SAASST) Universitas Sharjah memiliki sejumlah laboratorium, termasuk fasilitas cubesat. Kepala DSEL, Wu Weiren sebelumnya menyatakan bahwa UEA telah menandatangani ILRS pada Oktober 2020. Namun, belum ada pengumuman resmi mengenai perjanjian tersebut. 

ILRS yang dipimpin Cina dan Rusia berencana membangun pangkalan permanen di bulan pada tahun 2030-an dengan misi perintisan sepanjang tahun 2020-an. Inisiatif itu dipandang sebagai proyek paralel yang menjadi pesaing Program Artemis yang dipimpin NASA. AS berniat mendaratkan astronot di kutub selatan bulan pada misi Artemis 3 sebelum 2030.

Untuk mengoordinasikan inisiatif ILRS,
Cina telah mendirikan sebuah organisasi bernama ILRSCO di Kota Hefei di Provinsi Anhui. Hingga saat ini, sekitar 13 negara dan organisasi/lembaga telah ikut perjanjian tersebut.

Sementara itu, AS juga menarik berbagai negara untuk menandatangani Perjanjian Artemis, yang menguraikan prinsip kerja sama eksplorasi ruang angkasa, dan mendukung kampanye eksplorasi bulan Artemis NASA. Bulgaria menjadi negara ke-32 yang mendaftar pada 9 November, lalu.

Baca Juga: Belanda dan Islandia Pilih Amerika, Tandatangani Artemis Accords NASA

Pengaruh Cina di Luar Angkasa

Pada September 2022, Pusat Antariksa MBR UEA telah menandatangani perjanjian kerja sama lain dengan Cina. UEA akan mengirim penjelajah kecil ke kutub selatan bulan dalam misi Chang'e-7 pada tahun 2026. Perjanjian itu juga mencakup MoU untuk berkolaborasi dalam misi bulan di masa depan, namun tidak mencakup pernyataan mengenai IRS. 

Badan Antariksa Eropa (ESA) dan negara-negara Eropa lainnya juga akan terlibat dalam misi bulan Chang'e Cina ke depan. Namun, kerja sama ini disebut masih berada pada tingkat muatan, bukan pada tingkat program.

Saat ini, Cina sedang tertarik membangun kemitraan dengan negara-negara Teluk Arab. Hal ini termasuk Origin Space, sebuah perusahaan pemanfaatan sumber daya ruang angkasa yang berbasis di Shenzhen. Perusahaan itu telah membangun fasilitas di dalam Zona Demonstrasi Kerjasama Kapasitas Industri Cina-UEA.
 
Program eksplorasi bulan berbeda yang dipimpin oleh AS dan Cina-Rusia muncul saat meningkatnya ketegangan geopolitik antara mereka. Konteksnya, melihat potensi pengembangan ekosistem industri luar angkasa yang berbeda. Sumber: Space News

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -