Belanda dan Islandia Pilih Amerika, Tandatangani Artemis Accords NASA
ANTARIKSA -- Dua negara lagi telah menandatangani Perjanjian Artemis yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Itu adalah perjanjian kerja sama eksplorasi ruang angkasa yang dipimpin NASA. Misi Artemis akan mendaratkan manusia ke bulan dan selanjutnya di Mars.
Harm van de Wetering, direktur Kantor Luar Angkasa Belanda, menandatangani dokumen tersebut pada upacara 1 November di Washington. Acara itu dihadiri pejabat NASA dan Dewan Antariksa Nasional serta duta besar Belanda untuk Amerika Serikat.
“NASA dan Belanda telah menjadi mitra yang kuat di bidang luar angkasa sejak awal penerbangan luar angkasa. Mendobrak batasan dengan teknologi membawa tanggung jawab baru. Dengan menandatangani Perjanjian Artemis, kami menggarisbawahi nilai-nilai yang kami miliki bersama di luar angkasa, dan kami mengakui bahwa kami memiliki tanggung jawab bersama,” kata van de Wetering dilansir Space News, Kamis, 2 November 2023.
Dalam pernyataan tanggal 2 Oktober, Micky Adriaansens, Menteri Urusan Ekonomi dan Kebijakan Iklim Belanda mengatakan, penandatanganan perjanjian tersebut disertai investasi 23,6 juta dolar AS. Uang itu untuk memodernisasi Pusat Penelitian dan Teknologi Antariksa Eropa, sebuah Badan Antariksa Eropa (ESA).
Baca Juga: Belarus Ikuti Pakistan dan Azerbaijan Gabung ILRS Cina di Bulan
NASA mengumumkan Perjanjian Artemis pada 2020 sebagai sarana menguraikan praktik terbaik dalam eksplorasi ruang angkasa yang aman dan bertanggung jawab. Dokumen itu sebagian besar didasarkan pada Perjanjian Luar Angkasa dan internasional lainnya dengan berbagai topik. Di antaranya, pendaftaran objek antariksa, interoperabilitas, dan pemanfaatan sumber daya antariksa.
Para penandatangan Artemis Accords bertemu bulan lalu di Kongres Astronautika Internasional untuk membahas kemajuan dua kelompok kerja. Pertama, kelompok yang mengkaji cara meningkatkan transparansi dalam misi eksplorasi bulan untuk menghindari gangguan yang merugikan. Kelompok lainnya mengkaji cara melibatkan negara lain agar bergabung dalam Perjanjian tersebut.
“Sebagai salah satu sekutu tertua Amerika, NASA bangga memperluas kemitraan kami dengan Belanda dan membangun masa depan yang ditentukan oleh peluang dan penemuan tanpa batas,” kata Administrator NASA, Bill Nelson.
Dalam pengumuman tersebut, Belanda disebut sebagai negara ke-31 yang menandatangani Perjanjian Artemis. Pada 14 September 2023, Jerman menjadi negara ke-29 yang tanda tangan.
Pernyataan NASA di bagian akhir menyebutkan, Islandia telah menjadi negara ke-30 yang menandatangani Perjanjian Artemis pada bulan Oktober. Penandatanganan itu sebelumnya tidak diumumkan oleh NASA, Departemen Luar Negeri AS, atau Kementerian Luar Negeri Islandia. Bendera Islandia juga dihilangkan dari grafik NASA yang diperbarui yang mencakup Belanda dan 29 negara lainnya. Tidak ada penjelasan kenapa hal itu dilakukan.
Baca Juga: Astronot Artemis NASA Bakal Mengenakan Pakaian Antariksa Berlistrik di Bulan
Persiangan dengan ILRS Cina
Untuk diketahui, Perjanjian Artemis memiliki saingan potensial, yaitu
program Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS) yang diinisiasi Cina dan Rusia.
Proyek ILRS akan membangun pangkalan permanen di bulan pada tahun 2030-an. Inisiatif tersebut dipandang sebagai proyek paralel yang menjadi pesaing Program Artemis. Sama Artemis NASA, ILRS juga menggalang dukungan dari berbagai negara.
Selama Oktober, ILRS ditandatangani oleh Azerbaijan, Pakistan, dan Belarus. Sampai saat ini keanggotaan ILRS sudah mencapai 11 negara dan organisasi antariksa. Sumber: Space News