News

Muhammad Faris, Orang Suriah Pertama yang ke Luar Angkasa Meninggal di Pengungsian

Muhammed Faris, kosmonot penelitian Soyuz TM-3, berlatih untuk penerbangan luar angkasa tahun 1987 di simulator pesawat Soyuz. Gambar: Roscosmos


ANTARIKSA -- Muhammad Ahmed Faris, kosmonot pertama dari Suriah dan orang Arab kedua yang terbang ke luar angkasa, meninggal dunia pada usia 72 tahun. Kematian Faris pada Jumat, 19 April 2024 diberitakan media Suriah. Menurut laporan, dia meninggal karena sakit yang berkepanjangan di Turkiye, tempat dia tinggal sebagai pengungsi sejak 2012.

Dipilih pada tahun 1985 sebagai bagian dari program Interkosmos Uni Soviet, Faris lepas landas pada 22 Juli 1987 bersama kosmonot Aleksandr Viktorenko dan Aleksandr (Pavlovich) Aleksandrov dengan pesawat Soyuz TM-3. Faris menjadi orang di luar Rusia ke-12 yang terbang dengan penerbangan luar angkasa Rusia.

Selama sepekan misinya, Faris melakukan observasi Suriah dari orbit dan mengambil bagian dalam penyelidikan sains, termasuk pemrosesan material dan eksperimen biologis. “Kami kini terbang di atas negara tercinta kami, Suriah,” kata Faris dalam siaran langsung dari Mir saat itu.

"Pada momen bahagia ini, saya mengirimkan seluruh rasa hormat dan cinta saya yang terdalam... kepada seluruh rakyat saya di mana pun," katanya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Baca Juga: Abd al-Rahman al-Sufi Alias Azophi, Astronom Muslim yang Pertama Amati Bintang di Luar Galaksi Bima Sakti

Faris juga menjadi orang pertama yang membawa tanah Bumi ke luar angkasa. “Saya membawa botol berisi tanah dari Damaskus,” katanya dalam wawancara tahun 2015 dengan The National, surat kabar Uni Emirat Arab (UEA).

Pada 30 Juli 1987, Faris mendarat kembali di Bumi dengan Soyuz TM-2 bersama Viktorenko dan Aleksandr Laveykin. Itu adalah pertama kalinya kru Mir meluncurkan satu pesawat ruang angkasa dan mendarat di pesawat ruang angkasa lainnya.

Faris mencatat total 7 hari, 23 jam dan 4 menit di luar angkasa. Menurut Pendaftaran Penjelajah Luar Angkasa dari Asosiasi Penjelajah Luar Angkasa, Faris adalah manusia ke-209 yang terbang ke luar angkasa dan yang ke-202 yang mengorbit Bumi.

“Butuh waktu berhari-hari bagi saya untuk menggambarkan perasaan pergi ke sana, melihat planet bumi, melihat Suriah dari atas, dan rasa bangga mencapai sesuatu yang bersejarah bagi negara saya dan bangsa Arab,” katanya kepada The National.

Faris lahir pada tanggal 26 Mei 1951 di Aleppo, Suriah. Ia lulus dari sekolah pilot militer di Aleppo pada tahun 1973 dan menjadi pilot di Angkatan Udara Suriah dengan spesialisasi navigasi.

Baca Juga: Robot dari Arab akan Mendarat di Asteroid antara Mars dan Jupiter

Faris berlatih untuk penerbangan luar angkasa bersama anggota Angkatan Udara Suriah lainnya, Munir Habib. Sementara Munir tidak pernah terbang ke luar angkasa, Faris dinobatkan sebagai Pahlawan Uni Soviet dan dianugerahi Ordo Lenin atas perannya dalam program Interkosmos.

Setelah misinya, Farris kembali ke Aleppo dan terus bertugas di militer Suriah, naik pangkat menjadi jenderal. Pada tahun 2012, ia membelot dan melarikan diri bersama keluarganya ke Turkiye. Surya kemudian terjebak dalam perang saudara.

Tinggal di pengasingan, Faris mengatakan dia menantikan hari dimana rezim Suriah saat ini akan digantikan, sehingga dia dan banyak orang lainnya dapat kembali ke rumah. Faris menikah dengan Gind Akil dan dikaruniai lima orang anak.

“Penting untuk mengingat Suriah karena sejarahnya yang panjang dan kaya, banyaknya pionir dan bagaimana negara ini menaklukkan banyak batas, termasuk batas akhir ruang angkasa,” katanya. Sumber: Space.com


Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -