Detik-detik Starship SpaceX Meluncur ke Luar Angkasa, Lalu Menghilang (Video)
ANTARIKSA -- Megaroket Starship SpaceX, roket dan pesawat luar angkasa terbesar di dunia, mencapai kecepatan orbit untuk pertama kalinya pada Kamis, 14 Maret 2024 malam waktu Indonesia. Ini adalah uji coba ketiga dari pesawat antariksa tersebut setelah mengalami ledakan dalam dua uji terbang pada tahun 2023.
Starship lepas landas pada Kamis pukul 09.25 waktu Amerika dari fasilitas manufaktur dan peluncuran uji coba perusahaan di dekat Pantai Boca Chica, Texas Selatan.
Sorak-sorai membahana dari kerumunan saat langit pagi diterangi oleh penyalaan 33 mesin Raptor tahap pertama Starship, yang dengan cepat menyelimuti hampir seluruh kendaraan dalam kepulan debu dan asap. Beberapa detik kemudian, roket setinggi 122 meter itu naik dari kepulan asap, dengan cepat meningkatkan pendakiannya ke angkasa.
"Starship mencapai kecepatan orbit," kata pendiri SpaceX, Elon Musk mengumumkan di X setelah lepas landas. Peluncuran itu juga menandai peringatan 22 tahun berdirinya SpaceX pada tahun 2002.
Starship terdiri dari dua kendaraan, yaitu pesawat ruang angkasa Starship dan roket besar bernama Super Heavy. Keduanya tidak bertahan hingga pendaratan yang diharapkan, namun pejabat SpaceX mengatakan uji terbang tersebut mencapai beberapa tujuan utamanya selama penerbangan.
Peluncuran yang diberi nama Integrated Flight Test-3 (IFT-3), adalah misi uji ketiga untuk Starship yang terisi penuh. Peluncuran Starship pertama dan kedua berakhir secara eksplosif tahun lalu, dengan kendaraan meledak sebelum selesainya tujuan misi penerbangan.
Baca Juga: Elon Musk Klaim Starship Meledak karena tak Membawa Muatan
Jauh di langit, Starship dan Super Heavy terpisah sekitar 2 menit 45 detik setelah lepas landas, mengirimkan pesawat ruang angkasa sepanjang 50 m ke luar angkasa. Sementara Super Heavy memulai persiapan pembakaran boostback untuk memutar lintasannya.
Pembakaran tersebut membalikkan kecepatan Super Heavy, yang rencananya diikuti pendaratan di atas Teluk Meksiko beberapa menit kemudian. Namun, tampaknya mesin Super Heavy tidak menyala kembali sesuai rencana, sehingga roket raksasa itu menghilang.
“Itu tidak menyalakan semua mesin seperti yang kami harapkan dan kami kehilangan boosternya. Tentu saja kita harus memeriksa datanya untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi," kata juru bicara SpaceX, Dan Huot.
Starship dirancang agar dapat digunakan kembali sepenuhnya, dan SpaceX berencana mendarat dan meluncurkan kembali booster Super Heavy-nya, seperti yang dilakukan pada roket Falcon 9. Dua lengan 'sumpit' di menara peluncuran Starship dirancang untuk menangkap Super Heavy saat kembali mendarat, tetapi Super Heavy IFT-3 kemungkinan telah jatuh di Teluk.
Sementara, pesawat Starship terus terbang setelah pemisahan, tetapi ia tidak langsung mencapai orbit penuh. Sebaliknya, pesawat itu memasuki fase pantai suborbital yang melayang di atas Bumi, di mana SpaceX berharap mendemonstrasikan dua sistem penerbangan Starship; penyalaan kembali mesin Raptor Starship dan transfer bahan bakar kriogenik antar tangki.
Baca Juga: Video Lengkap Ledakan Starship SpaceX, Roket dan Pesawat Antariksa Terbesar Dunia
Setelah demonstrasi itu, Starship direncanakan mendarat di Samudera Hindia sekitar 65 menit setelah peluncuran. Namun, SpaceX kehilangan kontak dengan pesawat tersebut saat masuk kembali.
"Kami belum mendengar kabar dari Starship 28 hingga saat ini sehingga tim telah menyatakan bahwa ia telah hilang. Jadi, tidak ada pendaratan hari ini," kata Huot.
Starship sebenarnya dikejar target sehingga harus segera siap digunakan. Ia telah didapuk sebagai kendaraan untuk misi Artemis 3 NASA yang mendaratkan manusia pertama di bulan setelah era Apollo 50 tahun lalu.
Artemis 3 saat ini dijadwalkan terbang pada tahun 2026. Hal itu memberikan Starship waktu kurang dari dua tahun untuk memenuhi kualifikasi NASA untuk mendaratkan astronot di permukaan bulan. Sumber: Space.com