Ilmuwan Temukan Bintang Berkecepatan Aneh, Berputar 14 Kali per Detik
ANTARIKSA -- Para astronom telah menemukan bintang baru yang berputar cepat melintasi alam semesta. Saking cepatnya, ia mampu berdesing 14 kali putaran per detik dengan kecepatan jutaan mil per jam.
Pulsar inti bintang mati yang berputar cepat itu juga meniupkan angin partikel yang kuat, menciptakan apa yang disebut nebula angin pulsar. Tim ilmuwan menemukannya menggunakan Square Kilometer Array Pathfinder (ASKAP) Australia dan teleskop radio Parkes, serta teleskop radio MeerKAT Afrika Selatan.
Nebula atau awan gas itu berjarak sekitar 33.000 tahun cahaya dari Bumi. Dilihat melalui gelombang radio, ia memiliki lebar sekitar 69 tahun cahaya, namun ukurannya hanya sepersepuluh dari angka itu jika dilihat dengan sinar-X.
Meskipun ukurannya 46 kali lebih luas dari tata surya, tim di balik penemuan itu menamainya "Potoroo". Diambil dari nama hewan berkantung kecil yang berasal dari Australia.
Seperti semua bintang neutron, pulsar yang menggerakkan Potoroo diberi nama PSR J1638–4713. Ia lahir ketika sebuah bintang masif kehabisan bahan bakar untuk fusi nuklir di intinya. Kehabisan fusi menghentikan aliran energi untuk melawan dorongan gravitasinya sendiri selama jutaan atau milyaran tahun.
Baca Juga: Ada Berapa Banyak Bintang yang Terbentuk Setiap Hari di Alam Semesta?
Akhirnya, bintang itu runtuh dengan menyisakan inti bintang yang sangat padat. Saking padatnya, satu sendok materinya memiliki berat sekitar 1 miliar ton.
Sementara itu, lapisan luar bintang terkoyak akibat ledakan supernova dahsyat. Bintang neutron bermagnet tinggi itu berputar cepat dan mengeluarkan radiasi yang secara berkala menyapu ruang angkasa, seperti mercusuar kosmik yang dikelilingi cangkang materi pendingin supernova yang menyebar secara bertahap.
Angin dari pulsar meniupkan partikel bermuatan yang bertabrakan dengan material yang bertebaran, membentuk nebula angin pulsar. Partikel-partikel di nebula itu terus kehilangan energi saat menjauh dari pusat bintang neutron.
Karena itu, mempelajari cahaya yang dipancarkan dari nebula angin pulsar bisa mengungkap informasi penting tentang bagaimana partikel bergerak di lingkungan yang sering bergejolak di sekitar bintang neutron. Tim di balik penemuan Potoroo melihat nebula tersebut berbentuk seperti komet, inti pusatnya padat diikuti dengan ekor yang terang.
Baca Juga: 10 Ribu Tahun Lalu, Sebuah Bintang Meledak dan Melahirkan Nebula Kerudung yang Indah
PSR J1638–4713, berputar sangat cepat sehingga menyelesaikan sekitar 14 putaran penuh setiap detiknya. Usianya diyakini sangat muda untuk sebuah benda langit, yaitu 24.000 tahun. Sebagai perbandingan, tata surya berumur sekitar 4,5 miliar tahun.
Hasil penelitian itu telah diterima untuk dipublikasikan di Publikasi Astronomical Society of Australia. Namun, versi yang telah ditinjau sebelumnya telah dipublikasikan di situs penyimpanan kertas arXiv. Sumber: Space.com
