Depok Kekeringan, Ini Kata NASA
ANTARIKSA -- Musim panas yang berkepanjangan di tahun ini membuat sejumlah dataran di dunia kekeringan. Di Indonesia, kekeringan tidak hanya mengganggu pertanian, tetapi juga kebutuhan manusia akan air bersih.
Salah satu daerah yang sedang meranggas di tanah air adalah Kota Depok, Jawa Barat. Dilansir Republika, Kamis, 14 September 2023, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok mengatakan, Kelurahan Cipayung, Limo, Tapos, dan Cilangkap adalah wilayah membutuhkan bantuan segera air bersih.
Hingga Kamis, PMI telah membantu 809 Kepala Keluarga (KK) atau 3.236 warga di empat wilayah tersebut. Bantuan diberikan dalam bentuk air bersih yang didistribusikan menggunakan truk tangki air bersih milik PMI Pusat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino akan terjadi hingga awal 2024. Sementara puncak kekeringan akan terjadi pada bulan ini hingga Oktober.
Baca Juga: NASA Mendeteksi Tanda El Nino, 'Neraka' Bakal Bocor ke Bumi?
Sementara, Badan Antariksa Amerika (NASA) mengonfirmasi musim panas 2023 adalah rekor terpanas di Bumi setidaknya sejak tahun 1880. Rekor ini dipengaruhi gelombang panas terik di Amerika Utara, Eropa, Asia, dan tempat lain.
Menurut badan antariksa, suhu panas yang memecahkan rekor pada tahun 2023 disebabkan oleh pemanasan global karena aktivitas manusia dan diperburuk oleh El Nino, pola iklim berulang tersebut.
Pada Agustus saja, suhunya 2,2 derajat Fahrenheit (1,2 derajat Celcius) lebih hangat dibandingkan rata-rata musim panas selama ini. Hal itu menyebabkan 57 juta orang di wilayah selatan dan barat daya AS berada dalam gelombang panas dengan kategori paling parah. Suhu gabungan pada Juni, Juli, dan Agustus 0,41 derajat Fahrenheit (0,23 derajat Celcius) lebih hangat dibandingkan musim panas sebelumnya.
“Lihat saja sekeliling Anda dan Anda akan melihat apa yang terjadi,” kata administrator NASA, Bill Nelson, Kamis.
Depok, bahkan Indonesia memang tidak semalang beberapa wilayah lain di dunia dalam menghadapi musim panas ini. Contoh lainnya, panas terik pada Juli menyebabkan kebakaran hutan paling mematikan yang pernah tercatat di Kanada dan Hawaii.
Penyebab meningkatnya suhu panas
Ilmuwan mengaitkan sebagian rekor panas ini dengan El Nino, yang terjadi setiap dua hingga tujuh tahun. El Nino terjadi ketika angin di atas Samudera Pasifik, yang biasanya bertiup ke barat sepanjang garis khatulistiwa dari Amerika Selatan menuju Asia, menghentikan rutinitasnya. Mereka kemudian melayang ke timur dan menuju ke arah timur laut, pantai barat AS. Akibatnya, Kanada dan AS mengalami kondisi yang jauh lebih hangat dari biasanya.
“Suhu permukaan laut yang sangat tinggi, sebagian dipicu oleh kembalinya El Nino, sebagian besar bertanggung jawab atas rekor kehangatan musim panas,” kata Josh Willis, ilmuwan iklim dan ahli kelautan di Jet Propulsion Laboratory NASA. Timnya memperkirakan dampak terbesar dari pola iklim ini akan terjadi pada Februari hingga April tahun depan.
Baca Juga: Panas Ekstrem 2023, Kenapa Ilmuwan Menyalahkan Letusan Tonga?
Namun, Gavin Schmidt, ilmuwan iklim dan direktur Institut Studi Luar Angkasa Goddard NASA (GISS) mengatakan, pola cuaca alami seperti El Nino berkontribusi minimal terhadap perubahan iklim jika dibandingkan dengan aktivitas manusia yang mendorong pemanasan global. El Nino khususnya diperkirakan menyebabkan kenaikan suhu sementara sekitar 0,1 derajat Celcius. Pemanasan global yang diamati sejauh ini melebihi jumlah tersebut.
“Tanpa kontribusi manusia terhadap pemicu perubahan iklim, kita tidak akan melihat suhu seperti yang kita lihat saat ini,” katanya. Sumber: Space.com/Republika.co.id