Gaya Hidup

Mengejutkan, Proses Tak Terduga Pembuangan Limbah Toilet di Luar Angkasa!

Astronot bersama kargo di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional. Benda mirip koper berwarna putih di depannya disebut wadah penyimpanan. Gambar: NASA

ANTARIKSA -- Astronot di luar angkasa sama saja dengan manusia di bumi yang membutuhkan buang air kecil dan buang air besar. Bagaimana proses ini dilakukan di toilet luar angkasa?

Toilet di Bumi memiliki desain yang bervariasi sesuai dengan budaya dan geografi, namun di luar angkasa, segalanya berubah. Mikrogravitasi mengubah proses pembuangan limbah manusia menjadi tantangan yang sulit, bahkan berbahaya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tanpa gaya gravitasi yang memadai, limbah bisa melayang bebas di dalam ruang antariksa, mengancam kesehatan dan keamanan astronot, serta merusak peralatan vital di Stasiun luar angkasa internasional (ISS) atau stasiun luar angkasa lainnya.

Untuk mengatasi masalah ini, toilet di antariksa dirancang dengan teknologi canggih yang menggantikan peran gravitasi. Penyedotan dan aliran udara menjadi kunci untuk menangani limbah astronot.

Dengan mengikuti prinsip ini, astronot di pesawat ulang-alik bahkan harus terikat ke toilet saat melakukan kegiatan tersebut, untuk memastikan stabilitas dan keamanan mereka di lingkungan tanpa gravitasi.

Selain itu, toilet antariksa dilengkapi dengan pegangan tangan dan pijakan kaki yang memastikan astronot tetap terkunci dengan aman saat menggunakan toilet. Saat buang air kecil, corong penyedotan harus dipegang erat untuk mencegah kebocoran, sementara penyedotan segera dimulai ketika limbah padat dibuang untuk mengurangi bau yang tidak diinginkan.

Lalu ke mana limbah toilet itu dibuang? Limbah padat dari toilet di luar angkasa disedot ke dalam kantong sampah yang kemudian ditempatkan dalam wadah kedap udara. Kertas toilet, tisu basah, dan sarung tangan juga ditempatkan dalam wadah-wadah ini.

Wadah-wadah ini dimuat ke dalam kapal kargo yang membawa sumber daya dari Bumi ke kru ISS. Kapal-kapal ini kemudian dilepas kembali ke atmosfer Bumi, yang nantinya akan terbakar secara permanen, membuang limbah padat astronot. Beberapa kotoran manusia dibekukan dan dikembalikan ke Bumi untuk pengujian.

Pembuangan limbah cair astronot di ISS lebih rumit. Air adalah sumber daya yang sangat berharga di luar angkasa sehingga urine tidak bisa hanya dibuang begitu saja di atmosfer. Setiap anggota kru ISS membutuhkan sekitar 1 galon (3,8 liter) air setiap hari untuk minum, persiapan makanan, dan kebersihan seperti menggosok gigi.

Urine dikumpulkan oleh toilet di ISS dan dialirkan ke Sistem Pemulihan Air, yang juga mengumpulkan keringat dan kelembaban dalam napas yang dikeluarkan. Ini kemudian diteruskan ke Water Processor Assembly (WPA), yang kemudian mengubahnya menjadi air minum.

"Kami mendaur ulang sekitar 90% dari semua cairan berbasis air di stasiun luar angkasa, termasuk urine dan keringat," kata astronot NASA Jessica Meir. "Apa yang kami coba lakukan di atas stasiun luar angkasa adalah meniru elemen siklus air alami Bumi untuk mendapatkan kembali air dari udara. Dan ketika datang ke urine kami di ISS, kopi hari ini adalah kopi besok!"

Saat ini, kotoran manusia belum didaur ulang untuk mengekstrak air limbah, tetapi ini adalah sesuatu yang sedang dikerjakan oleh NASA.

Berita Terkait

Image

Stasiun Luar Angkasa Baru? Desain Ini Siap Gantikan ISS dengan Teknologi Canggih!

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

the alchemist