Peneliti Dapat Hibah Rp 3,1 Triliun untuk Cari Alien
ANTARIKSA -- Peneliti Search for Extra-Terrestrial Intelligence (SETI) mendapat hibah 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,1 triliun untuk mencari alien. SETI Institute didirikan pada tahun 1984 dengan misi mengungkap asal usul kehidupan di alam semesta dan seberapa umum kehidupan itu.
Salah satu pertanyan terbesar di bidang sains adalah 'apakah manusia sendirian di bumi? Apakah ada kehidupan lain selain di Bumi?', pertanyaan-pertanyaan itu ingin coba dicari jawabannya oleh SETI Institute.
Selama ini, SETI hanya memiliki pendanaan dalam jumlah yang terbatas untuk mencari alien. Padahal, menurut para ilmuwan, untuk mencari alien dibutuhkan eksplorasi banyak bidang dan harus ada kemitraan dengan industri, organisasi akademis, dan lembaga pemerintah.
Dilansir dari Universe Today, hibah pendanaan untuk berburu alien ini datang dari harta milik Franklin Antonio, salah satu pendiri chip komunikasi Qualcomm. Dia sudah menjadi salah satu donatur utama Institut tersebut.
Antonio meninggal dunia pada Mei 2023 dan meninggalkan hadiah luar biasa dalam wasiatnya. Antonio bukan hanya donatur bagi SETI Institute, dia juga aktif terlibat dengan tim teknis untuk ikut mencari alien.
Dia aktif terlibat dala proyek Allan Telescope Array, sebuah teleskop radio untuk gabungan astronomi radio dan penelitian SETI yang sedang dibangun oleh Universitas California di Berkeley.
Ada lebih dari seratus ilmuwan yang bekerja di SETI Institue. Lantaran pendanaan pemerintah yang terbatas, sumbangan dari orang-orang seperti Antonio yang memungkinkan para ilmuwan melanjutkan penelitian di 173 program terpisah di bidang astronomi dan astrofisika, planet ekstrasurya, eksplorasi planet, Astrobiologi, iklim dan bio -geosains dan tentu saja pencarian kecerdasan luar bumi.
Pendanaan ini akan memungkinkan Institut untuk memperluas rencana para ilmuwan untuk mencari alien.