Ulasan

Katai Hitam, Akhir Siklus Kehidupan Bintang

Ilustrasi tentang bintang katai putih WD1054–226 yang diorbit oleh awan puing-puing planet dan sebuah planet besar di zona layak huni. Gambar: Mark A Garlick / markgarlick.com

ANTARIKSA -- Tahap akhir evolusi kehidupan bintang adalah katai hitam. Berbeda dengan katai-katai yang lain, katai hitam tidak mengeluarkan panas atau cahaya.

Alhasil, benda-benda ini akan menjadi tantangan untuk dideteksi jika memang ada. Secara teoritis, katai hitam membutuhkan kuadriliun tahun untuk terbentuk. Dengan usia kurang dari 14 miliar tahun, menurut para ilmuwan alam semesta masih terlalu muda untuk menciptakan katai hitam. Sejauh ini, katai hitam baru ada dalam tahap teori.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Nasib akhir sebuah bintang akan sangat bergantung pada massanya. Bintang deret utama yang tidak memiliki massa yang cukup untuk meledak dalam supernova akan menjadi katai putih pada siklus akhir kehidupannya.

Dilansir dari Space, katai putih merupakan bintang 'mati' yang telah membakar seluruh bahan bakar hidrogen dan heliumnya. Namun katai putih tetap panas selama beberapa waktu, seperti kompor yang masih mengeluarkan panas meski telah dimatikan.

Setelah waktu yang sangat lama, semua sisa panas akan terpancar. Katai putih tidak lagi mengeluarkan panas atau cahaya. Saat itulah katai putih akan menjadi katai hitam.

Karena tidak memancarkan radiasi, hampir mustahil untuk dilihat. Namun, katai hitam masih mempertahankan massanya. Hal ini memungkinkan para ilmuwan mendeteksi efek yang dihasilkan oleh medan gravitasinya.

Saat ini, katai hitam hanya bersifat teoretis. Para ilmuwan telah menghitung bahwa katai putih memerlukan setidaknya seratus juta miliar tahun untuk mendingin dan menjadi katai hitam. Menurut astronom Ethan Siegel, bahkan jika katai putih telah terbentuk pada saat terjadinya Big Bang, katai hitam mungkin belum terbentuk.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

the alchemist