Apa Penyebab El Nino?
ANTARIKSA -- El Nino merupakan siklus iklim di Samudera Pasifik yang berdampak pada pola cuaca di seluruh dunia. Namun, para ilmuwan belum memahami secara detail apa yang memicu siklus El Nino. Tidak semua El Nino sama, atmosfer dan lautan juga tidak selalu mengikuti pola yang sama dari satu El Nino ke El Nino lainnya.
Untuk meramalkan El Nino, para ilmuwan memantau beberapa wilayah di Pasifik. “Anda harus menganggap setiap wilayah sebagai lautan yang mengalir. Kadang-kadang terjadi di satu sisi, dan kadang-kadang terjadi di sisi lain. Itulah El Nino dan La Nina,”
kata Neville Sweijd, direktur Aliansi untuk Kolaborasi Ilmu Sistem Iklim dan Bumi (ACCESS) di Afrika Selatan.
Para ahli, kata dia, memantau suhu rata-rata permukaan laut di setiap wilayah dan menggunakannya untuk membentuk sebuah model. "Model-model tersebut kemudian akan memprediksi kemungkinan manifestasinya," kata dia.
Dalam kondisi normal non-El Nino, angin pasat bertiup ke arah barat melintasi Pasifik tropis, menjauhi Amerika Selatan. Angin ini menumpuk air permukaan yang hangat di Pasifik bagian barat sehingga permukaan laut berada sekitar 0,5 meter lebih tinggi di lepas pantai Indonesia dibandingkan di lepas pantai Ekuador. Suhu permukaan laut yang lebih tinggi menyebabkan permukaan air mengembang dan naik, serta menggeser curah hujan dari daratan ke lautan.
Baca Juga: Apa Itu El Nino?
Pada tahun non El Nino, suhu permukaan laut juga sekitar 14 derajat Fahrenheit (8 derajat Celsius) lebih hangat di Pasifik bagian barat. Suhu laut yang lebih dingin mendominasi lepas pantai barat laut Amerika Selatan, karena naiknya air dingin dari permukaan yang lebih dalam.
Para peramal cuaca menyatakan, El Nino resmi terjadi ketika mereka melihat suhu laut dan curah hujan akibat badai mengarah ke timur. Para ahli yang memantau El Nino juga memperkirakan angin pasat yang ada akan melemah. Perubahan ini menimbulkan umpan balik antara atmosfer dan lautan yang meningkatkan kondisi El Nino. Sumber: Live Science