Apa Itu El Nino?
ANTARIKSA -- Dunia sedang menghadapi musim panas yang panjang. Badan Antariksa Amerika (NASA) mengonfirmasi musim panas 2023 adalah rekor terpanas di Bumi setidaknya sejak tahun 1880.
Suhu panas yang memecahkan rekor ini disebabkan oleh pemanasan global karena aktivitas manusia dan diperburuk oleh El Nino. Lalu, apa itu El Nino?
El Nino merupakan siklus iklim di Samudera Pasifik yang berdampak pada pola cuaca di seluruh dunia.
Siklus ini dimulai ketika air hangat di Samudera Pasifik tropis bagian barat bergeser ke arah timur sepanjang garis khatulistiwa menuju pantai Amerika Selatan.
Biasanya, air hangat tersebut menggenang di dekat Indonesia dan Filipina. Selama El Nino, permukaan air terpanas di Pasifik berada di lepas pantai barat laut Amerika Selatan.
Baca Juga: NASA Mendeteksi Tanda El Nino, 'Neraka' Bakal Bocor ke Bumi?
Selama El Nino, lokasi badai tropis bergeser ke arah timur karena kelembapan atmosfer merupakan bahan bakar terjadinya badai petir. Jumlah penguapan terbesar juga terjadi di atas air laut yang paling hangat.
Kebalikan dari El Nino adalah La Nina, yaitu kondisi perairan di kawasan tropis Pasifik timur yang lebih dingin dari biasanya dan angin pasat bertiup lebih kencang dari biasanya. Secara kolektif, El Nino dan La Nina merupakan bagian dari osilasi sistem atmosfer laut yang disebut siklus El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang juga memiliki fase netral.
Berapa lama El Nino akan berlangsung?
El Nino terjadi setiap tiga sampai lima tahun sekali. Namun bisa juga terjadi setiap dua tahun sekali, atau paling jarang terjadi setiap tujuh tahun sekali. Biasanya, El Nino lebih sering terjadi dibandingkan La Nina.
El Nino biasanya berlangsung selama sembilan hingga 12 bulan. Mereka sering mulai terbentuk pada musim semi, mencapai kekuatan puncak antara bulan Desember dan Januari, dan kemudian melemah pada bulan Mei tahun berikutnya.
Baca Juga: Depok Kekeringan, Ini Kata NASA
Para ilmuwan iklim mengatakan, ada kemungkinan lebih dari 95 persen peristiwa El Nino saat ini akan berlanjut hingga tahun 2024. Mereka memperkirakan kondisi yang lebih hangat dari rata-rata akan secara bertahap menguat pada musim gugur dan musim dingin di Belahan Bumi Utara. Sumber: Live Science