Teknologi

Teknologi Kaca Pendingin Melawan Perubahan Iklim dengan Memantulkan Radiasi Matahari

Pengaruh radiasi matahari terus mempercepat perubahan iklim dan pemanasan Bumi. Gambar: NASA

ANTARIKSA -- Ketika dunia terus mengalami krisis iklim yang memburuk dengan suhu yang memecahkan rekor, para ilmuwan telah mengembangkan lapisan kaca baru yang sangat reflektif. Teknologi kaca itu bisa membantu mendinginkan bumi yang memanas dengan cepat.

Hasil penelitian yang telah terbit di jurnal Science itu menjelaskan, lapisan tersebut terdiri dari campuran partikel kaca dan aluminium oksida yang murah. Secara teori, lapisan itu bisa memantulkan sinar matahari dalam jumlah besar dari permukaan yang dicat, seperti atap bangunan dan jalan. 

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Uji laboratorium menunjukkan, radiasi tersebut memantulkan hingga 99 persen radiasi matahari kembali ke luar angkasa. Jika hal ini berhasil, kaca pendingin itu bisa menjadi cara menjanjikan untuk menurunkan suhu di seluruh permukaan bumi.

"Kaca pendingin ini lebih dari sekedar material baru, ini adalah bagian penting dari solusi terhadap perubahan iklim," kata Xinpeng Zhao, seorang ilmuwan peneliti di Universitas Maryland yang memimpin penelitian baru tersebut, dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: 2 Bukti Nyata Perubahan Iklim Makin Parah di 2023

Zhao mengatakan, teknologi itu bisa mengubah cara manusia hidup dan membantunya menjaga rumah dan planet kita dengan lebih baik.

Bumi juga sebenarnya memiliki sistem pendingin sendiri dengan melepaskan panas ke luar angkasa, terutama pada malam yang cerah. Namun, hal itu sudah tidak cukup karena perubahan iklim yang terus meningkat akibat aktivitas manusia yang tak terkendali.

Lapisan yang baru dikembangkan mampu mempercepat proses alami bumi tersebut dengan memantulkan sinar matahari ke dalam apa yang disebut jendela transparansi atmosfer. Jendela tersebut adalah rentang spektrum elektromagnetik yang bisa melewati atmosfer bumi dan keluar ke luar angkasa tanpa meningkatkan suhunya. Artinya, sistem baru akan secara efektif menggunakan ruang angkasa sebagai penyerap panas. 

"Cuaca yang lebih sejuk yang disebabkan oleh efek pendinginan kaca dan/atau tindakan lain untuk melawan perubahan iklim dapat mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan AC," kata Zhao kepada Space.com.

Baca Juga: Perubahan Iklim Mendorong Bumi ke Wilayah Asing yang tidak Layak Huni

Cat baru berbahan dasar keramik yang dikembangkan tim peneliti bisa hadir dengan empat varian warna. Menurut studi baru, cat itu bisa tahan setidaknya hingga 30 tahun karena kemampuannya menahan suhu hingga 1.000 derajat celsius serta paparan air, dan bahkan nyala api.

“Dalam hal ini, saya pikir ini jelas merupakan strategi yang menarik dan berpotensi efektif,” kata Profesor Ilmu Material, Aaswath Raman di Universitas California, Los Angeles, yang tidak terlibat dalam studi baru tersebut. 

Pada akhirnya, kata Raman, lapisan baru itu harus bersaing dengan serangkaian pendekatan melawan perubahan iklim yang sudah ada. Bagaimanapun, pendekatan sebelumnya juga menunjukkan potensi daya tahan yang lama. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -