Sains

Bintik Biru Jupiter Semakin Misterius dengan Fluktuasi Jet yang Aneh

Gambar Jupiter ini diambil oleh pesawat ruang angkasa Juno NASA saat terbang dekat dengan raksasa gas pada 7 September 2023. Gambar: NASA/JPL-Caltech/SwRI

ANTARIKSA -- Cara kerja medan magnet Jupiter yang misterius mulai terungkap berkat jet kecil yang terkubur jauh di atmosfer raksasa gas tersebut. Para peneliti baru mengeklaim, setiap empat tahun sekali, jet itu tampak berfluktuasi seperti gelombang.

Meskipun belum jelas apa yang membawa jet atmosfer itu, temuan baru mengungkapkan beberapa petunjuk tentang cara kerja yang kompleks dan tidak terlihat dari area magnetisme di dekat ekuator Jupiter, yang disebut Great Blue Spot atau bintik biru besar. Wilayah itu sebenarnya tidak berwarna biru, hanya saja para ilmuwan menggunakan skala warna untuk membuat peta medan magnet Jupiter. 

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berbeda dengan medan magnet bumi, medan magnet raksasa gas tidak simetris dengan sumbu rotasinya. Asimetri tersebut begitu nyata sehingga Bintik Biru Besar bahkan bisa disamakan dengan kutub selatan kedua yang menyembul dari ekuator planet. Tampaknya, sebagian wilayah itu tersapu ke arah barat oleh sebuah jet, sementara sebagian lainnya terseret oleh angin yang mengalir ke arah timur.

“Ini adalah sebuah misteri. Kami tidak tahu mengapa tempat itu memiliki anomali semacam itu," kata Yohai Kaspi, seorang profesor ilmu bumi dan planet dan salah satu penyelidik misi Juno NASA.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Cincin Ditemukan di Sekitar Jupiter

Namun, dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Nature pad Rabu, 6 Maret 2024, para ilmuwan menawarkan lebih banyak wawasan tentang Great Blue Spot. Mereka menggunakan data yang dikirim pesawat luar angkasa Juno, yang saat ini masih menyelidiki Jupiter dan telah memetakan Bintik Biru Besar.

'Sama seperti gelombang laut yang mengubah kecepatannya saat bergerak, temuan baru ini menunjukkan ada perilaku seperti gelombang jauh di dalam inti logam Jupiter yang bisa menggerakkan medan magnet yang diamati," kata penulis utama penelitian itu, Jeremy Bloxham dari Universitas Harvard kepada BBC Science Focus. 

Bloxham mengatakan, perubahan ini sebagian besar bisa dijelaskan oleh pergeseran titik tersebut ke arah timur. Namun,seperti yang dilaporkan dalam hasil penelitian baru itu, laju pergeseran tersebut berfluktuasi.”l

Para ilmuwan sebelumnya mengetahui gugus medan magnet yang kuat di Jupiter lebih banyak melayang dibandingkan tempat lain di planet gas. Hal itu diyakini karena angin kencang yang bertiup langsung dari permukaan yang bergejolak hingga kedalaman 1.860 dan 3.000 kilometer). Pada titik terdalam tersebut, medan magnet Jupiter yang kuat diperkirakan meredam angin tersebut. 

Jet yang baru ditemukan bahkan melayang dengan kecepatan sangat kecil, yaitu puluhan sentimeter per detik di area tersebut. Hal itu sangat kecil dibandingkan jet lain di permukaan yang bergerak berkali-kali lebih cepat.

Baca Juga: Pesawat Juno NASA Mengirim Gambar Baru Bulan Io di Jupiter, Benda Paling Berapi di Tata Surya

"Namun, temuan ini merupakan pengukuran yang sangat marginal,” kata Kaspi, yang tidak terlibat dalam makalah tersebut. 

Menurut dia, lebih baik temuan itu dianggap sebagai hasil awal dalam batas kebisingan. Sebab, para ilmuwan belum memiliki cukup data untuk menyimpulkan bahwa jet tersebut berfluktuasi tepat setiap empat tahun. 

"Jika data Anda hanya berasal dari lima tahun, Anda tidak bisa mengatakan apa pun tentang periode empat tahun," kata dia.

Pengamatan lebih lanjut dari Juno akan segera memberikan kepastian. Dengan begitu, para ilmuwan bisa lebih memahami dinamo yang menggerakkan medan magnet kompleks Jupiter. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -